Kenaikan Harga Jual Batu Bara Topang Pendapatan Bayan Resources

PT Bayan Resources Tbk meraih pendapatan USD 1,74 miliar atau setara Rp 25,07 triliun (asumsi kurs Rp 14.337 per dolar AS) hingga kuartal III 2021.

oleh Agustina Melani diperbarui 30 Nov 2021, 08:29 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2021, 08:29 WIB
Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Liputan6.com, Jakarta - PT Bayan Resources Tbk membukukan lonjakan pendapatan dan laba bersih hingga kuartal III 2021. Hal itu didukung dari kenaikan harga jual rata-rata batu bara.

PT Bayan Resources Tbk meraih pendapatan USD 1,74 miliar atau setara Rp 25,07 triliun (asumsi kurs Rp 14.337 per dolar AS) hingga kuartal III 2021. Pendapatan Bayan Resources naik 74,34 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 1 miliar atau setara Rp 14,38 triliun.

Realisasi pendapatan itu bahkan sudah melebihi dari target perseroan USD 1,4 miliar-USD 1,6 miliar pada 2021.

Sementara itu, PT Bayan Resources Tbk mencatat laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh 500,88 persen menjadi USD 650,32 juta hingga kuartal III 2021. Pada periode sama tahun sebelumnya tercatat USD 108,22 juta.

Sekretaris Perusahaan PT Bayan Resources Tbk, Jenny Quantero menuturkan, pertumbuhan pendapatan yang signifikan hingga kuartal III 2021 didorong kenaikan harga jual rata-rata. Perseroan mencatat, harga jual rata-rata (ASP) sebesar USD 59,7 per MT hingga kuartal III 2021 dibandingkan periode sama tahun sebelumnya USD 38,6 per MT.

"Kenaikan (pendapatan-red) disebabkan harga jual rata-rata signifikan lebih tinggi selama sembilan bulan pertama 2021 disertai volume penjualan batu bara dibandingkan periode sama tahun sebelumnya,” ujar dia saat paparan publik virtual ditulis Selasa (30/11/2021).

PT Bayan Resources Tbk (BYAN) meraih volume penjualan batu bara 29,3 juta metrik ton. (MT) hingga akhir September 2021. Realisasi volume penjualan batu bara itu tumbuh sekitar 12,69 persen dari periode sama tahun sebelumnya 26 juta MT.

“Distribusi geografis utama dari batu bara yang kami produksi hingga kuartal III 2021 ke China, Korea, Indonesia, India, dan Malaysia, serta lainnya,” kata Jenny.

Rincian distribusi batu bara itu antara lain Filipina 28 persen, China 17 persen, Korea sebesar 14 persen, Indonesia 11 persen, India 10 persen dan Malaysia sebesar 10 persen serta lainnya.

Selain itu, perseroan mencatat produksi batu bara mencapai 27,3 juta metrik ton (MT) hingga kuartal III 2021. Produksi batu bara tersebut naik dari  21,5 juta MT pada  periode sama tahun 2020. “Harga jual rata-rata hingga tahun ini USD 59,7 juta ton,” tulis perseroan.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Belanja Modal

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

PT Bayan Resources Tbk juga telah serap anggaran belanja modal USD 100,8 juta hingga September 2021. Perseroan pun merevisi belanja modal 2021 menjadi USD 170 juta-USD 190 juta.

Jenny mengatakan, belanja modal untuk berbagai ekspansi perseroan termasuk kelanjutan pembangunan dan jalur pengangkutan batu bara 100 KM menuju Sungai Mahakam.

"Fasilitas penguatan tongkang yang baru di Sungai Mahakam dan kelanjutan pengaspalan, peningkatan kualitas dari jalur pengangkutan batu bara menuju Senyiur sepanjang 69 KM, dermaga dan jalur conveyor di BCT," kata dia.

Realisasi belanja modal hingga September 2021 melambat dari target USD 127,1 juta. Jenny menuturkan, hal itu lantaran perkembangan jalan pengangkutan batu bara dan dermaga terlambat perizinan dan curah hujan tinggi yang telah diantisipasi.

Untuk 2022, perseroan menyatakan akan siapkan belanja modal lebih tinggi. Perseroan masih proses penyiapan belanja modal tersebut. Namun, diperkirakan belanja modal mencapai USD 200 juta pada 2022.

“Dana belanja modal dari kas internal. Cash flow kami sekitar USD 500 juta, dan masih ada fasilitas modal kerja,” ujar Direktur Bayan Resources Russell John Neil.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya