Memilih Saham saat Harga Energi Melonjak

Berikut sejumlah saham pilihan yang dicermati saat harga energi melambung.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 09 Feb 2022, 06:00 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2022, 06:00 WIB
IHSG Menguat
Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Harga komoditas energi memanas pada awal tahun. Harga batu bara Acuan (HBA) mengalami lonjakan sebesar USD 29,88 per ton pada Februari 2022, atau menjadi USD 188,38 dari Januari 2022 yang dibanderol USD 158,50 per ton.

Sementara, harga minyak dunia bergerak menguat di awal pekan ini didukung oleh ancaman gangguan pasokan gas alam ke Eropa. Gangguan pasokan gas alam ini berpotensi memicu krisis energi.

Harga rata-rata minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) pada Januari 2022 ditetapkan sebesar USD 85,89 per barel. Angka itu naik USD 12,53 per barel dibandingkan Desember 2021 yang mencapai USD 73,36 per barel.

Equity Research Analyst PT Kiwoom Sekuritas, Rizky Khaerunnisa menuturkan, kenaikan harga komoditas membuat sektor tersebut menjadi menarik, mengingat akan berdampak pada kinerja pendapatan emiten pada 2022.

"Saat ini, harga komoditas energi kompak meroket. Selain minyak mentah, harga batu bara, CPO dan nikel yang juga tengah meroket. Namun, saham-saham emiten batu bara terpantau cenderung terkoreksi seiring melemahnya harga kontrak batu bara acuan,” ujar Equity Research Analyst PT Kiwoom Sekuritas, Rizky Khaerunnisa kepada Liputan6.com, Rabu (9/2/2022).

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saham Pilihan

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Pekerja melintasi layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Meski terjebak di zona merah, IHSG berhasil mengakhiri perdagangan di level 5.841. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Meski begitu, Rizky memperkirakan kinerja emiten batu bara tahun ini akan cukup baik. Hal itu seiring dengan dicabutnya larangan ekspor per 1 Februari lalu.

Rizky menilai investor masih wait and see. HAl itu mengingat kondisi saat ini sedang mengalami tren yang cenderung volatile dan juga tren harga saham tersebut cenderung naik. “Saham yang dapat dicermati, menurut kami saham emiten sektor minyak dan pertambangan batubara seperti ADRO, MEDC, ELSA, dan AKRA,” imbuhnya.

Sementara itu, Head of Research PT Infovesta Utama, Wawan Hendrayana menuturkan, selain emiten batu bara diuntungkan dari kenaikan harga energi, tetapi ada sektor lain seperti consumer goods.”Ada ICBP dan Kalbe Farma,” kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya