Liputan6.com, Jakarta - Kinerja indeks saham LQ45 menguat signifikan sepanjang 2022. Kinerja indeks LQ45 juga berada di atas Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks LQ45 tumbuh 9,26 persen secara year to date. Pada penutupan perdagangan 25 Maret 2022, indeks LQ45 turun 0,83 persen ke posisi 1.017,67. Kinerja indeks LQ45 ini mengalahkan IHSG yang naik 6,4 persen secara year to date.
Head of Research PT Infovesta Utama, Wawan Hendrayana menuturkan, penggerak indeks LQ45 didorong sektor keuangan, salah satunya dari saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Adapun indeks LQ45 yang lebih tinggi dari IHSG. Wawan menilai, hal itu didorong sektor saham di LQ45 yang tidak lebih terdiversifikasi.
Advertisement
Baca Juga
“IHSG kumpulan dari banyak sektor. Sektor keuangan bagus sekali tetapi sektor teknologi turun sehingga jadi pemberat. Ketika terjadi kenaikan IHSG biasanya saham LQ45 dan Kompas 100 lebih tinggi kenaikannya karena tidak lebih terdiversifikasi,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Minggu (27/3/2022).
Wawan menuturkan, pilihan saham yang masuk LQ45 cenderung lebih aktif diperdagangkan tetapi fundamental belum bagus. Oleh karena itu, ia imbau investor untuk memilih saham yang mencatat fundamental baik. Kemudian prospek bisnis emiten ke depan.
"Tahun ini misalnya keuangan, telko, otomotif misalnya bagus, ketika likuiditas dipertimbangkan, fokus juga ke fundamental dan prospek bisnis,” ujar dia.
Untuk sektor saham yang di indeks LQ45, Wawan memilih consumer good dan otomotif seiring relatif murah karena koreksi saham yang terjadi. Salah satunya dari saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).
Sepanjang tahun berjalan 2022, saham ICBP melemah 16,67 persen ke posisi Rp 7.250 per saham. Saham ICBP berada di level tertinggi Rp 8.975 dan terendah Rp 7.200 per saham. Total frekuensi perdagangan 242.568 kali dengan volume perdagangan 460,65 juta saham. Nilai transaksi Rp 3,7 triliun. Wawan mengatakan, kenaikan harga bahan baku termasuk gandum menekan IBCP.
Sedangkan dari pertumbuhan, Wawan memiih sektor saham keuangan. Hal ini seiring pertumbuhan kredit double digit pada 2022. Adapun saham pilihannya yaitu PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kapitalisasi Pasar Sentuh Rp 8.812 Triliun
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menyentuh posisi tertinggi sepanjang masa pada pekan ini dan menguat 0,68 persen pada 21-25 Maret 2022. Selama sepekan, analis menilai pergerakan IHSG dipengaruhi konflik Rusia-Ukraina dan perkembangan kebijakan moneter di Amerika Serikat (AS).
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu, 26 Maret 2022, IHSG sentuh posisi level tertinggi sepanjang masa pada Kamis, 24 Maret 2022 di posisi 7.049,68. Namun, penutupan perdagangan jelang akhir pekan tepatnya Jumat, 25 Maret 2022, IHSG tergelincir 0,67 persen ke posisi 7.002,53.
Analis PT MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menuturkan, aksi ambil untung yang dilakukan pelaku pasar setelah IHSG cetak rekor tertingginya meski aliran dana asing masih masuk Rp 1,2 triliun jelang akhir pekan.
"Di sisi lain, IMF merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi menjadi sebesar 5,4 persen meski masih lebih tinggi dibandingkan target pemerintah. Kemudian dipengaruhi oleh perkembangan konflik Rusia-Ukraina yang apabila berlanjut akan mengancam pertumbuhan ekonomi dunia,” kata dia.
Selama sepekan, IHSG menguat 0,68 persen dari posisi 6.954,96 pada pekan lalu menjadi 7.002,53. Kapitalisasi pasar bursa melonjak 0,93 persen menjadi Rp 8.812,30 triliun dari Rp 8.731,25 triliun pada pekan sebelumnya.
“Selama sepekan ini, pergerakan IHSG dipengaruhi oleh konflik Rusia-Ukraina dan perkembangan kebijakan moneter di Amerika Serikat,” kata Herditya.
Sementara itu, rata-rata volume transaksi harian bursa meningkat 14,50 persen menjadi 25,13 miliar saham dari 21,95 miliar saham pada pekan sebelumnya. Sedangkan rata-rata frekuensi harian bursa naik 3,8 persen menjadi 1.282.303 transaksi dari 1.332.906 transaksi pada penutupan pekan lalu.
Kemudian rata-rata nilai transaksi harian bursa merosot 15,33 persen menjadi Rp 13,97 triliun dari Rp 16,50 triliun pada pekan sebelumnya.
Advertisement