Direksi Kompak Beli Saham Unilever, Ini Kata Analis

Direktur Utama Unilever Indonesia Ira Noviarti menambah porsi kepemilikan saham sebanyak 870.000 lembar.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 30 Mar 2022, 23:12 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2022, 23:12 WIB
Pembukaan Awal Tahun 2022 IHSG Menguat
Pekerja melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini, dua direksi PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) membeli saham UNVR pada Maret 2022.

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), pada 28 Maret 2022, Direktur Utama Unilever Indonesia Ira Noviarti menambah porsi kepemilikan saham sebanyak 870.000 lembar.

Sehari sebelumnya, Direktur Unilever Indonesia Ainul Yaqin memborong saham UNVR sebanyak 296.000 pada harga Rp 3.380 per saham, sehingga menjadikan total kepemilikan sebanyak 338.200 lembar saham yang ditujukan untuk keperluan investasi.

Head of Investment PT Reswara Gian Investa Kiswoyo Adi Joe menilai aksi itu bukan pertanda yang berarti. Dia menuturkan, pembelian saham oleh Direksi perseroan lumrah dilakukan.

"Kalau saya lihatnya hal yang wajar. Itu normal," kata Kiswoyo kepada Liputan6.com, Rabu (30/3/2022).

Menelisik pada kinerja perusahaan, Kiswoyo menilai Unilever tidak akan mengalami kenaikan signifikan kendati ada momentum Ramadhan yang longgar.

Dia menuturkan, penyokong utama pendapatan Unilever lebih pada produk esensial sehari-hari seperti sabun, sampo dan sejenisnya. Kebutuhan tersebut tidak banyak mengalami permintaan saat momen Ramadhan. Namun bukan berarti tidak ada peningkatan sama sekali.

“Kalau dari kinerja enggak ada perbedaan ya. Cuma kadang mereka penjualan meningkat karena ada peningkatan stok (sebelum libur Lebaran),” ungkap Kiswoyo.

Pada perdagangan Rabu, 30 Maret 2022, saham UNVR ditutup naik 240 poin atau 6,90 persen ke posisi 3.720.

Kiswoyo menjelaskan, jika saham Unilever bisa bergerak menembus 3.800, maka bisa berlanjut ke level 4.000. Sebaliknya, jika level resistance itu gagal ditembus, maka kemungkinannya saham UNVR akan kembali turun.

"Kalau bisa lewat 3.800 bisa naik ke 4.000an. Jadi resistance-nya di 3.800,” kata dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kinerja Masih Positif

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Kendati kinerja sahamnya kurang moncer, Pengamat Pasar Modal dari Asosiasi Analis Efek Indonesia, Reza Priyambada menilai kinerja dari PT Unilever Indonesia Tbk masih cukup baik dalam beberapa tahun terakhir.

Produk-produk UNVR ini masih banyak dikonsumsi oleh masyarakat karena termasuk barang kebutuhan esensial yang dipakai sehari-hari. Sebagai perusahaan besar, Reza menilai saham Unilever masih layak dikoleksi mengingat proyeksi kinerja yang terus meningkat. Maka tak heran jika kemudian ada dua direksi perseroan yang memborong saham UNVR.

"Saya melihat emiten sebesar UNVR, harusnya menjadi emiten yang masih layak beli. Bukan hanya karena harga sahamnya yang memang lagi turun, kita lihat juga dari manajemennya yang memiliki komitmen terhadap kinerja perusahaannya," ucap Reza.

Secara fundamental, Reza juga menilai Unilever masih cukup positif. Banyak inovasi dan terobosan untuk meningkatkan kinerja khususnya ketika dihantam pengurangan tren penurunan mobilitas masyarakat selama pandemi.

"Secara umum, dalam menilai emiten layak dibeli atau enggak dilihat dari kinerja fundamentalnya hingga kualitas manajemen dalam mengelola perusahaannya," ujar dia.

Apalagi, saat ini harga UNVR sudah masuk kategori murah. Ditunjang tren pemulihan ekonomi dan kemungkinan perbaikan daya beli, ada sinyal positif untuk mengerek kinerja.

"Kalau pernah lihat UNVR pernah di 7000an trus sekarang di 3000an, ya berarti memang sudah murah," kata dia.

Dengan begitu, ketika direksi beli saham UNVR, dapat dibaca sebagai sinyal ke publik, perusahaan tengah melakukan perbaikan dan mengindikasikan saham UNVR masih layak beli untuk investasi dalam jangka panjang.

"Bisa dibilang seperti itu. Sama halnya seperti emiten lain di mana BoD maupun dewan komisarisnya ikut membeli saham perusahaannya. Justru mereka ingin mengirimkan sinyal ke pasar kalau UNVR itu masih layak invest," ujar Reza.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya