Bursa Saham Asia Bervariasi, Investor Pantau Kasus COVID-19 di China

Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Selasa, 26 April 2022 seiring investor cermati perkembangan kasus COVID-19 di China.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 26 Apr 2022, 10:22 WIB
Diterbitkan 26 Apr 2022, 10:22 WIB
Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Seorang wanita berjalan melewati sebuah indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Akibat peluncuran rudal Korea Utara yang mendarat di perairan Pasifik saham Asia menglami penurunan. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Saham Asia Asia Pasifik beragam pada Selasa pagi (26/4/2022),  seiring investor bersiap untuk mencermati reaksi pasar terhadap kekhawatiran COVID-19 di China saat Beijing memperluas pengujian massal.

Indeks Jepang Nikkei 225 Jepang naik 0,17 persen, sedangkan indeks Topix datar. Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,55 persen Namun, bursa saham Australia jatuh karena perdagangan dilanjutkan dari hari libur pada Senin. Indeks S&P/ASX 200 anjlok 2,34 persen di awal perdagangan.

Saham penambang besar merosot, karena  saham Rio Tinto turun lebih dari 4 persen, saham Fortescue Metals turun 6,6 persen dan saham BHP anjlok hampir 6 persen. Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang turun tipis 0,19 persen.

Dalam pendapatan, HSBC akan melaporkan hasil kuartal pertama 2022. Data ekonomi pada Selasa akan dirilis mencakup produk domestik bruto (PDB)  Korea Selatan untuk kuartal pertama.

Pasar China pada hari mendatang akan menjadi perhatian utama bagi investor. Saham di daratan China dan Hong Kong jatuh pada Senin karena kekhawatiran atas lonjakan COVID-19 dan potensi lockdown di Beijing.

Pasar akan mengamati reaksi terhadap Beijing yang mengumumkan pada Senin malam pengujian massal akan diperluas ke 10 distrik lain dan satu area pengembangan ekonomi, menurut Reuters.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Pasar Amati Kondisi COVID-19 di China

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Ilustrasi bursa saham Asia

"Pasar bereaksi negatif terhadap berita bahwa COVID menyebar lebih cepat di China, memicu kekhawatiran lockdown tambahan dan pengurangan produksi. Ini berdampak langsung pada pasar Asia dan juga beriak melalui pasar keuangan global,” tulis analis ANZ Research Brian Martin dan Daniel Hynes dalam catatan pada Selasa.

Saham AS berada di wilayah negatif pada hari sebelumnya, tetapi pulih pada penutupan. Dow Jones Industrial Average memangkas kerugian intraday hampir 500 poin pada Senin, naik 238,06 poin, atau 0,7 persen, menjadi 34.049,46. S&P 500 naik 0,6 persen menjadi 4.296,12. Nasdaq Composite yang berbasis teknologi naik 1,3 persen pada 13.004,85.

Indeks dolar AS berada di posisi 101,67 dari posisi sebelumnya di atas 101. Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 127,60 per dolar AS dari posisi sebelumnya di atas 128,1.

Dolar Australia berada di kisaran 0,7176. Harga minyak sedikit berubah pada perdagangan Selasa pagi di Asia. Harga minyak berjangka AS berada di posisi USD 98,58 per barel. Harga minyak berjangka Brent naik 0,12 persen ke posisi USD 102,44 per barel.

 

 

Wall Street Melambung pada Senin 25 April 2022

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street kompak menguat pada perdagangan saham Senin, 25 April 2022. Wall street menguat di tengah kenaikan saham teknologi seperti Microsoft yang naik di tengah penurunan imbal hasil obligasi.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones naik 238,06 poin atau 0,7 persen ke posisi 34.049,46. Indeks S&P 500 menguat 0,6 persen menjadi 4.296,12. Indeks Nasdaq bertambah 1,3 persen ke posisi 13.044,85.

Kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi global di tengah COVID-19 di China membuat imbal hasil obligasi melemah. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun melemah menjadi 2,8 persen.

Saham teknologi pun menguat seiring imbal hasil obligasi turun sehingga memberi dukungan terhadap wall street. Saham Microsoft naik 2,4 persen. Saham Alphabet induk Google juga naik hampir 2,9 persen. Saham induk Facebook Meta bertambah 1,6 persen menjelang laporan laba kuartalan pada akhir pekan ini.

Saham Twitter melonjak sekitar 5,7 persen setelah mengumumkan menerima kesepakatan pembelian miliarder Elon Musk senilai USD 44 miliar atau sekitar Rp 635,22 triliun (asumsi kurs Rp 14.436 per dolar AS).

“Kami memiliki fokus pada saham-saham teknologi besar pekan ini. Ini sudah oversold, jadi Anda melihat uang masuk dan digunakan kembali, ada peluang,” ujar Chief Investment Officer and Portfolio Manager Sanctuary Wealth, Jeff Kilburg dilansir dari CNBC, Selasa, 26 April 2022.

 

 

Gerak Saham di Wall Street

Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas
Ilustrasi wall street

Selain itu, saham melambung setelah indeks Nasdaq jatuh pada pekan lalu. Indeks Nasdaq kini turun 19,8 persen dari posisi rekornya. Indeks S&P 500 kembali ke wilayah koreksi, susut 10,8 persen dari level tertingginya. Indeks S&P 500 dan Nasdaq turun selama tiga minggu berturut-turut.

Wall street bersiap hadapi pekan yang disibukkan dengan laporan kinerja keuangan perusahaan teknologi besar. Sekitar 160 perusahaan di S&P 500 akan melaporkan laba pekan ini. Semua mata akan tertuju pada nama-nama teknologi besar termasuk Amazon, Apple, Alphabet, Meta dan Microsoft.

Saham Coca Cola ditutup naik hampir 1,1 persen setelah perseroan melaporkan pendapatan kuartalan yang lebih baik dari perkiraan.

Sementara itu, sentimen negatif berasal dari kekhawatiran perlambatan global mendorong harga minyak lebih rendah.

Harga minyak WTI melemah 3,5 persen pada awal pekan ini. Saham energi merosot. Saham Chevron turun sekitar 2,2 persen dan mencatat penurunan terbesar kedua di Dow Jones. Saham Exxon Mobil turun hampir 3,4 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya