IHSG Anjlok 2,53 Persen pada Sesi I, Ini Penyebabnya

Pada penutupan perdagangan sesi pertama, Senin, 4 Juli 2022, IHSG turun 2,53 persen ke posisi 6.622,45.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 04 Jul 2022, 12:34 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2022, 12:34 WIB
20161110-Hari-ini-IHSG-di-buka-menguat-di-level-5.444,04-AY2
Suasana kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/11). Dari 538 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, 181 saham menguat, 39 saham melemah, 63 saham stagnan, dan sisanya belum diperdagangkan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot pada perdagangan Senin (4/7/2022).  Analis menilai IHSG turun dikarenakan terdapat kenaikan data inflasi yang dirilis di atas konsensus pada Jumat, 1 Juli 2022.

Mengutip data RTI,  pada penutupan perdagangan sesi pertama, IHSG turun 2,53 persen ke posisi 6.622,45. Indeks LQ45 melemah 2,81 persen ke posisi 946,99. Seluruh indeks acuan kompak tertekan.

Pada awal sesi perdagangan, IHSG berada di level tertinggi 6.784,41 dan terendah 6.559,63. Sebanyak 485 saham susut  sehingga menekan IHSG. 78 saham menanjak dan 113 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 795.508 kali dengan volume perdagangan 13,4 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 7,6 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.924.

"Turunnya IHSG lebih dikarenakan adanya kenaikan data inflasi yang dirilis di atas konsensus pada hari jumat yang lalu, hal ini dapat memicu adanya kenaikan suku bunga BI yang dikhawatirkan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi,” kata Analis Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis, Senin (4/7/2022).

Dia menambahkan, penurunan IHSG tersebut juga ditekan oleh investor asing yang terus melakukan aksi jual.

"Di sisi lain penurunan IHSG ini di tekan juga oleh asing yang terus mencatatkan net sell, yang mana secara satu minggu terakhir asing mencatatkan net sell Rp 2,64 triliun dan menyebabkan terdepresiasinya rupiah,” ujar dia.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Khawatir Perlambatan Ekonomi Global

IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), aksi beli investor asing Rp 17,16 triliun dan aksi jual Rp 21,11 triliun pada 27 Juni-1 Juli 2022. Dengan demikian, aksi jual investor asing mencapai Rp 3,9 triliun.

Vice Presiden PT Infovesta Utama, Wawan Hendrayana menuturkan, aksi jual investor asing didorong proyeksi inflasi dan kenaikan suku bunga the Fed lebih lanjut membuat banyak ketidakpastian dan investor asing cenderung beralih ke aset aman.

"Dari dalam negeri sentimen pemerintah sudah mulai ancang-ancang membatasi subsidi. Ini dipandang memang inflasi dalam negeri akan naik dan Bank Indonesia tahun ini tetap akan menaikkan suku bunga,” kata dia.

Sementara itu, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, M Nafan Aji Gusta mengatakan, IHSG menurun karena terdapat sejumlah kekhawatiran, salah satunya perlambatan pertumbuhan ekonomi global.

"Kekhawatiran terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi global, potensi resesi, aggressive tightening monetary policy, dampak perang antara Rusia dengan Ukraina,” kata Nafan.

 

Penutupan IHSG Sesi Pertama Senin 4 Juli 2022

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meninggalkan posisi 6.700 pada perdagangan sesi pertama, Senin (4/7/2022).  Seluruh indeks sektor saham tertekan pada awal pekan ini.

Mengutip data RTI, IHSG merosot 2,53 persen ke posisi 6.622,45. Indeks LQ45 tergelincir 2,81 persen ke posisi 946,99. Seluruh indeks acuan kompak tertekan. Pada awal sesi perdagangan, IHSG berada di level tertinggi 6.784,41 dan terendah 6.559,63. Sebanyak 485 saham melemah sehingga menekan IHSG. 78 saham menguat dan 113 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 795.508 kali dengan volume perdaganagn 13,4 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 7,6 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.924.

Seluruh indeks sektor saham berada di zona merah. Indeks sektor saham IDXtechno merosot 3,75 persen dan catat koreksi terbesar.

Diikuti indeks sektor saham IDXtransportasi turun 3,38 persen, indeks sektor saham IDXfinance melemah 3,08 persen, indeks sektor saham IDXnonsiklikal tergelincir 2,4 persen. Selain itu, indeks sektor saham IDXhealth merosot 1,85 persen, indeks sektor saham IDXsiklikal turun 1,82 persen dan indeks sektor saham IDXbasic susut 1,81 persen.

Bursa saham Asia bervariasi pada perdagangan Senin, 4 Juli 2022. Indeks Hang Seng turun 0,59 persen, indeks Korea Selatan Kospi melemah 0,83 persen, indeks Thailand merosot 0,46 persen dan indeks Taiwan susut 1,15 persen. Sementara itu, indeks Jepang Nikkei melonjak 0,53 persen, indeks Shanghai mendaki 0,14 persen dan indeks Singapura menanjak 0,84 persen.

Top Gainers-Losers pada Senin 4 Juli 2022

20170210- IHSG Ditutup Stagnan- Bursa Efek Indonesia-Jakarta- Angga Yuniar
Pengunjung melintasi layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

-Saham PICO melonjak 34,04 persen

-Saham WAPO melonjak 28,12 persen

-Saham KJEN melonjak 25 persen

-Saham MPRO melonjak 10,34 persen

-Saham CANI melonjak 9,52 persen

 

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

-Saham FIMP melemah 9,3 persen

-Saham IPAC melemah 9,26 persen

-Saham SMKM melemah 8,18 persen

-Saham MGLV melemah 7,27 persen

-Saham UVCR melemah 7,14 persen

 

Saham-saham teraktif secara nilai antara lain:

-Saham BBRI senilai Rp 651,2 miliar

-Saham BMRI senilai Rp 475,8 miliar

-Saham BBCA senilai Rp 465,5 miliar

-Saham TLKM senilai Rp 268,4 miliar

-Saham ADRO senilai Rp 242,2 miliar

 

Saham-saham teraktif secara frekuensi antara lain:

-Saham BBCA tercatat 32.815 kali

-Saham BBRI tercatat 32.161 kali

-Saham ESTI tercatat 31.371 kali

-Saham GOTO tercatat 18.673 kali

-Saham ANTM tercatat 16.045 kali

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya