Bima Sakti Pertiwi Absen Tebar Dividen 2021

PT Bima Sakti Pertiwi Tbk (PAMG) memutuskan absen membagikan dividen 2021. Ini alasannya.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 06 Jul 2022, 21:02 WIB
Diterbitkan 06 Jul 2022, 21:02 WIB
20161110-Hari-ini-IHSG-di-buka-menguat-di-level-5.444,04-AY2
Suasana kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/11). Dari 538 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, 181 saham menguat, 39 saham melemah, 63 saham stagnan, dan sisanya belum diperdagangkan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bima Sakti Pertiwi Tbk (PAMG) telah menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Salah satu agenda yang disepakati adalah tidak adanya pembagian dividen atas kinerja tahun buku 2021.

"RUPST menyetujui untuk tidak membagikan dividen tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2021 dikarenakan perseroan mengalami kerugian," mengutip hasil RUPST Bima Sakti Pertiwi, dari keterangan tertulis Rabu (6/7/2022).

Sepanjang tahun lalu, perseroan membukukan rugi tahun berjalan sebesar Rp 10,46 miliar. Naik 65,3 persen dibanding tahun sebelumnya dengan rugi tahun berjalan sebesar Rp 6,3 miliar.

Membengkaknya rugi tahun berjalan lantaran terjadi penurunan pendapatan menjadi Rp 46,93 miliar pada 2021, dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 48,44 miliar. Jika dicermati, kerugian yang dibukukan perseroan bertepatan dengan momentum pandemi covid-19 di dalam negeri.

Sebelum itu, perseroan masih bisa membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp 5,57 miliar untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2019. Meski raihan itu turun drastis dibanding tahun sebelumnya, di mana perseroan mampu meraup laba bersih tahun berjalan sebesar Rp 318,58 miliar.

Emiten pengelola pusat perbelanjaan Mal Pekanbaru, Riau itu mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) 5 Juli 2019. Dalam prospektusnya, perseroan memiliki kebijakan untuk melakukan pembayaran dividen kas setelah disetujui oleh pemegang saham dalam RUPS dengan rasio sebanyak-banyaknya 20 persen dari laba tahun berjalan Perseroan mulai tahun buku 2019.

Anggaran dasar perseroan mengatur dividen hanya dapat dibayarkan dalam hal perseroan memiliki saldo laba positif setelah penyisihan dana cadangan wajib sebagaimana dipersyaratkan dalam UUPT.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

IHSG Merosot 3,5 Persen pada 27 Juni-1 Juli 2022, Kapitalisasi Pasar Susut Rp 285 Triliun

Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan saham di penghujung tahun ini ditutup langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung koreksi pada 27 Juni-1 Juli 2022. IHSG melemah 3,53 persen ke posisi 6.794,32 dari pekan lalu 7.042,93.

Demikian mengutip dari data Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (2/7/2022). Koreksi IHSG juga diikuti kapitalisasi pasar bursa. Kapitalisasi pasar bursa turun 3,11 persen menjadi Rp 8.886,50 triliun. Kapitalisasi pasar bursa itu merosot sekitar Rp 285 triliun dari pekan lalu Rp 9.171,84 triliun.

Selanjutnya rata-rata frekuensi transaksi harian bursa melemah 10,25 persen menjadi 1.128.267 transaksi dari 1.257.107 transaksi pada penutupan pekan lalu.

Rata-rata volume transaksi bursa juga turun 23,22 persen menjadi 19 miliar saham dari 24,75 miliar saham pada penutupan pekan lalu. Kemudian rata-rata nilai transaksi harian bursa selama sepekan juga susut 29,79 persen sebesar Rp 12,16 triliun dari Rp 17,33 triliun pada pekan sebelumnya.

Investor asing pun mencatat aksi jual bersih Rp 63,05 miliar pada Jumat, 1 Juli 2022. Dengan demikian, sepanjang tahun berjalan 2022, investor asing mencatatkan beli bersih Rp 61,07 triliun.

 

Penerbitan Obligasi

Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan bursa saham 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pada pekan ini, Jumat, 1 Juli 2022, PT PP Presisi Tbk menerbitkan obligasi berkelanjutan I PP Presisi tahap I tahun 2022 yang resmi dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan nilai Rp 202,98 miliar. Hasil pemeringkatan PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) untuk obligasi ini adalah idBBB+ dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk bertindak sebagai wali amanat.

Total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun 2022 adalah 54 emisi dari 42 emiten senilai Rp69,40 triliun.

Dengan pencatatan tersebut maka total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 490 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp441,02 triliun dan USD47,5 juta, diterbitkan oleh 122 emiten. Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 152 seri dengan nilai nominal Rp4.821,75 triliun dan USD205,99 juta. Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 10 emisi senilai Rp4,09 triliun.

Kinerja IHSG Sepanjang Semester I 2022

IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Perdagangan bursa saham 2018 dibuka pada level 6.366 poin, angka tersebut naik 11 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, Indeks harga saham gabungan (IHSG) terpantau melemah pada pekan ini. Pada Kamis, 30 Juni 2022, IHSG ditutup turun 33,77 poin atau 0,44 persen ke posisi 6.911,58. IHSG dibuka pada posisi 6.949 dan menciptakan level tertinggi pada posisi 6.990.

Sepanjang paruh pertama 2022 IHSG telah naik 5 persen dari posisi awal tahunnya yaitu di 6.581. Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG naik 5,02 persen sepanjang semester I 20222 ke posisi 6.911 pada Kamis, 30 Juni 2022. Di sisi lain, indeks LQ45 melonjak 6,5 persen secara year to date (ytd) ke posisi 991,94 pada Kamis, 30 Juni 2022.

Adapun IHSG menciptakan kinerja yang cukup baik kendati terdapat berbagai sentimen global, seperti kenaikan suku bunga The Fed, kenaikan harga komoditas, hingga inflasi.

“Di tengah pasar modal global yang bergejolak, kenaikan ini bisa dikatakan cukup baik. Angka ini jauh lebih baik dibandingkan Nikkei yang terkoreksi 8,3 persen pada periode yang sama,” ujar Analis BNI Sekuritas, Maxi Liesyaputra kepada Liputan6.com, dikutip Jumat (1/7/2022).

Maxi mencermati, IHSG cukup tahan dari gejolak perekonomian global saat ini. Bahkan saat bursa Amerika Serikat, wall street juga terkoreksi, bursa dalam negeri relatif masih stabil. Menurut dia, kondusivitas pasar dalam negeri salah satunya pengendalian inflasi oleh otoritas terkait sepanjang paruh pertama 2022.

"Bursa AS gonjang ganjing luar biasa. Dua pekan lalu, IHSG naik. IHSG cukup tahan dari gejolak perekonomian,” kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya