Memilih Saham di Tengah Sentimen RDG Bank Indonesia

Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan dibayangi pengumuman Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 20 Jul 2022, 22:50 WIB
Diterbitkan 20 Jul 2022, 18:40 WIB
Pembukaan Awal Tahun 2022 IHSG Menguat
Aktivitas pekerja di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi masih cenderung bergerak konsolidasi dan terdapat potensi penguatan pada pekan ini, 18-22 Juli 2022 seiring Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia.

"Menantikan RDG dan keputusan suku bunga pada 21 Juli nanti diperkirakan IHSG masih cenderung bergerak konsolidasi dan ada potensi penguatan pekan ini seiring prediksi BI 7DRR yang masih ditahan di angka 3,5 persen dengan potensi penguatan hingga 6.815,” kata Analis PT Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Rabu (20/7/2022).

Ia juga mengatakan, ada hal yang perlu diwaspadai seiring sentimen RDG BI pada pekan ini.

"Yang perlu diwaspadai adalah kemungkinan dampak positif terhadap penguatan IHSG yang mungkin tidak bertahan lama (1-2 hari) mengingat ke depan isu resesi masih membayangi dan pelaku pasar akan mencermati efeknya di Indonesia melalui setiap rilisan data ekonomi,” kata Ivan.

Sedangkan, untuk saham yang bisa dicermati, Ivan memilih saham dari sektor perbankan, industri, serta infrastruktur.

"Sektor perbankan (BBRI, BBCA), industri (ASII) serta infrastruktur (TLKM) bisa menjadi pilihan untuk dapat dicermati,” ungkapnya. 

Sementara itu, Analis Jasa Utama Capital Sekuritas, Cheryl Tanuwijaya memperkirakan BI menaikkan suku bunga BI sebesar 50 bps.

"Kami perkirakan BI akan menaikan suku bunga BI sebesar 50 bps agar spread (sebaran) suku bunga Indonesia dan AS tidak semakin sempit,” ujar dia.

Sementara itu, Cheryl menilai, dampak prediksi hasil RDG BI terhadap IHSG akan positif.

"Diperkirakan pasar modal akan merespons baik karena nilai tukar jadi berpotensi menguat dan bisa kembali menarik investor asing kembali masuk ke Indonesia,” kata Cheryl.

Cheryl menegaskan, perlu diwaspadai spekulasi yang muncul sebelum RDG rilis yang menyebabkan investor asing kembali melakukan aksi jual secara masif.

Untuk saham yang bisa dicermati, Cheryl memilih saham perbankan kapitalisasi besar, antara lain PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

IHSG Melemah 1,3 Persen pada 11-15 Juli 2022 Imbas Inflasi AS

Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan saham di penghujung tahun ini ditutup langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada periode 11-15 Juli 2022. Koreksi IHSG 1,31 persen selama sepekan.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (16/7/2022), IHSG melemah ke posisi 6.651,90 dari pekan lalu 6.740,21. IHSG yang melemah juga diikuti penurunan kapitalisasi pasar. BEI mencatat kapitalisasi pasar merosot 0,88 persen menjadi Rp 8.772,66 triliun pada pekan ini. Kapitalisasi pasar susut Rp 78 triliun dari pekan lalu Rp 8.850,22 triliun.

Sementara itu, rata-rata volume transaksi harian bursa naik 0,06 persen menjadi 17.618 miliar saham dari 17.607 miliar saham pada penutupan yang lalu. Sedangkan rata-rata nilai transaksi harian turun 4,1 persen menjadi Rp 10,39 triliun pada pekan ini dari pekan lalu Rp 10,83 triliun.

Selain itu, rerata frekuensi harian bursa merosot 3,31 persen menjadi 1.004.832 transaksi dari 1.039.217 transaksi pada penutupan pekan ini.

Investor asing mencatat aksi beli bersih Rp 56,7 miliar pada Jumat, 15 Juli 2022. Sepanjang 2022, investor asing melakukan pembelian saham Rp 56,90 triliun.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pergerakan IHSG masih cenderung dipengaruhi oleh sentimen global selama sepekan.  Sentimen itu datang dari inflasi Amerika Serikat yang masih tinggi. Tercatat inflasi Amerika Serikat pada Juni 2022 mencapai 9,1 persen.

“Masih adanya kekhawatiran investor akan adanya perlambatan ekonomi Amerika Serikat dan global juga masih dipengaruhi oleh pergerakan harga komoditas terutama dari sektor energi,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Adapun pada pekan depan, Herditya prediksi, IHSG masih sideways atau mendatar tetapi rawan koreksi. IHSG akan bergerak di level support 6.600 dan resistance 6.767.

Pencatatan Obligasi pada 11-15 Juli 2022

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Pada pekan ini terdapat pencatatan enam  obligasi dan satu sukuk di PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Pencatatan yang pertama pada Senin, 11 Juli 2022  adalah Obligasi Berkelanjutan IV Bank Maybank Indonesia Tahap I Tahun 2022 yang diterbitkan oleh PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) dengan nilai nominal sebesar Rp1 triliun. Hasil pemeringkatan PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) untuk Obligasi ini adalah idAAA (Triple A) dan bertindak sebagai wali amanat dalam emisi ini adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Pada hari yang sama, Obligasi Berkelanjutan V Indomobil Finance Dengan Tingkat Bunga Tetap Tahap I Tahun 2022 yang diterbitkan oleh PT Indomobil Finance Indonesia mulai dicatatkan di BEI dengan nilai nominal sebesar Rp 600 miliar. Hasil pemeringkatan Pefindo untuk obligasi ini adalah idA+ (Single A Plus) dan bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank Mega Tbk.

Selanjutnya Obligasi Berkelanjutan IV Summarecon Agung Tahap I Tahun 2022 yang diterbitkan oleh PT Summarecon Agung Tbk mulai dicatatkan di BEI dengan nilai nominal sebesar Rp 448,45 miliar, tingkat bunga 8 persen, dan jangka waktu jangka waktu 5 tahun sejak tanggal emisi.

Hasil pemeringkatan dari Pefindo untuk Obligasi ini adalah idA+ (Single A Plus) dan bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

Pencatatan Obligasi Lainnya

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan berjalan di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Indeks acuan bursa nasional tersebut turun 96 poin atau 1,5 persen ke 6.317,864. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Terdapat pula pencatatan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Bank Sinarmas Tahap I Tahun 2022 yang diterbitkan oleh PT Bank Sinarmas Tbk dengan nilai nominal sebesar Rp 500 miliar, tingkat bunga 6,50 persen dan jangka waktu 5 tahun sejak tanggal emisi.

Hasil pemeringkatan dari PT Kredit Rating Indonesia untuk Obligasi adalah irA (Single A). Bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.

Obligasi ke-5 yang dicatatkan di BEI pada Senin, 11 Juli 2022, adalah Obligasi II Perusahaan Pengelola Aset Tahun 2022 yang diterbitkan oleh PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) dengan nilai nominal sebesar Rp 1,68 triliun. Hasil pemeringkatan PT Fitch Ratings Indonesia untuk Obligasi ini adalah AA(idn) (Double A) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk bertindak sebagai Wali Amanat.

Penerbitan Obligasi Sentuh Rp 80,1 Triliun

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Pada hari ini, IHSG melemah pada penutupan sesi pertama menyusul perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Pada Jumat, 15 Juli 2022,  Obligasi II Pindo Deli Pulp and Paper Mills Tahun 2022 dan Sukuk Mudharabah I Pindo Deli Pulp and Paper Mills Tahun 2022 yang diterbitkan oleh PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills mulai dicatatkan di BEI.

Adapun nilai nominal Obligasi yang dicatatkan adalah sebesar Rp 2 triliun dan Sukuk sebesar Rp 1 triliun. Hasil pemeringkatan Pefindo adalah idA (Single A) untuk Obligasi ini dan idASy (Single A Syariah) untuk Sukuk. Bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank KB Bukopin Tbk.

Dengan seluruh pencatatan tersebut, total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun 2022 adalah sebanyak 67 emisi dari 52 emiten senilai Rp80,18 triliun.

Sedangkan, total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 496 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp441,73 triliun dan USD47,5 juta, diterbitkan oleh 121 emiten.

Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 156 seri dengan nilai nominal Rp4.880,15 triliun dan USD211,84 juta. EBA sebanyak 10 emisi senilai Rp4,03 triliun.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya