Wall Street Bervariasi, Data Tenaga Kerja AS Jadi Katalis Positif

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 melemah 0,12 persen menjadi 4.140,06.

oleh Agustina Melani diperbarui 09 Agu 2022, 06:17 WIB
Diterbitkan 09 Agu 2022, 06:17 WIB
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street berjuang mempertahankan posisi pada perdagangan Senin, 8 Agustus 2022 karena kekhawatiran permintaan untuk industri semikonduktor bebani saham teknologi. Pergerakan wall street ini juga seiring indeks S&P 500 mencatat kenaikan tiga mingguan berturut-turut.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 melemah 0,12 persen menjadi 4.140,06. Indeks Nasdaq susut 0,10 persen menjadi 12.644,46. Indeks Dow Jones menguat 29,07 poin ke posisi 32.832,54.

Nvidia mengumumkan pendapatan yang lebih lemah dari perkiraan pada kuartal II 2022 memberikan tekanan pada saham semikonduktor. Saham raksasa chip itu turun lebih dari 6 persen, dan saham saingannya seperti AMD dan Broadcom juga berada di bawah tekanan.

Sejumlah saham terkait energi bersih diperoleh setelah Senat meloloskan Undang-Undang Pengurangan Inflasi. Langkah itu mencakup miliaran dolar AS yang ditujukan untuk mengatasi perubahan iklim. DPR AS diperkirakan meloloskan langkah tersebut akhir pekan ini.

Di sisi lain saham Disney memimpin kenaikan di indeks Dow Jones. Saham Disney menguat lebih dari dua persen. Selain itu, pergerakan wall street mengikuti kenaikan mingguan untuk S&P 500 dan Nasdaq Composite karena laporan pekerjaan bulanan yang sangat kuat meredakan beberapa kekhawatiran resesi.

Data tenaga kerja yang tangguh juga isyaratkan ekonomi dapat menahan lebih banyak kenaikan suku bunga dari the Federal Reserve (the Fed).

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Menanti Data Inflasi AS

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

“Pertanyaannya adalah apakah kehabisan reli. Tentu saja ada hal-hal yang telah membaik setelah sebulan terakhir yang akan membenarkan. Dalam pandangan kami, sebuah pergerakan yang lebih tinggi, yang tentunya telah kami lihat,” ujar Investment Strategist Edward Jones, Angelo Kourkafas dikutip dari CNBC, Selasa (9/8/2022).

Di sisi lain, rilis indeks harga konsumen dijadwalkan pada Rabu pekan ini akan memberi investor lebih banyak klarifikasi tentang bank sentral selanjutnya pada pertemuan kebijakan pada September 2022.

Sementara itu, imbal hasil obligasi AS atau treasury tergelincir pada perdagangan yang tenang awal pekan ini. Hal ini seiring investor menunggu laporan indeks harga konsumen Juli 2022. Imbal hasil treasury AS bertenor 10 tahun turun tipis menjadi 2,76 persen. “Saya pikir volumenya sangat ringan. Tidak ada yang benar-benar mendasar yang mendorongnya,” ujar BMO Rate Strategist Ben Jeffrey.

Ia menuturkan, imbal hasil 2,75 persen adalah level teknis untuk 10 tahun dan kemudian 2,51 persen yang merupakan level terendah pekan lalu. Koreksi pada awal pekan ini dan teratur dibandingkan perdagangan yang bergejolak pada pekan lalu. Saat itu, imbal hasil treasury bertenor 10 tahun bergerak dalam kisaran lebih dari 30 basis poin.

 

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Penutupan Wall Street pada Sabtu 6 Agustus 2022

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi spesialis David Haubner (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok karena investor menunggu langkah agresif pemerintah AS atas kejatuhan ekonomi akibat virus corona COVID-19. (AP Photo/Richard Drew)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan Jumat, 5 Agustus 2022. Wall street beragam di tengah dalam sesi perdagangan yang bergejolak setelah laporan pekerjaan Juli 2022 jauh lebih baik dari yang diharapkan.

Hal ini seiring investor menilai apa arti pasar tenaga kerja kerja yang kuat bagi kampanye pengetatan suku bunga the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS.Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones menguat 76,65 poin atau 0,23 persen ke posisi 32.803,47.

Indeks S&P 500 melemah 0,16 persen ke posisi 4.145,19. Indeks Nasdaq anjlok 0,50 persen ke posisi 12.657,56.

Indeks Dow Jones meski menguat jelang akhir pekan tetapi melemah dalam sepekan. Sedangkan indeks S&P 500 dan Nasdaq menguat pada pekan pertama Agustus 2022.

Koreksi yang terjadi diimbangi oleh saham bank yang menguat seiring harapan kenaikan suku bunga akan terus berlanjut. Saham energi juga naik, tetapi perusahaan teknologi merosot. Pasar tenaga kerja menambahkan 528.000 pekerjaan pada Juli 2022 dengan mudah mengalahkan perkiraan Dow Jones dari kenaikan 258.000.

Tingkat pengangguran turun menjadi 3,5 persen di bawah perkiraan 3,6 persen. Pertumbuhan upah juga naik lebih dari yang diperkirakan dengan menguat 0,5 persen pada bulan tersebut dan 5,2 persen lebih tinggi dari tahun lalu menandakan inflasi yang tinggi mungkin masih menjadi masalah.

Pada pembukaan perdagangan, saham bergerak lebih rendah setelah laporan itu meski tampaknya mengindikasikan ekonomi saat ini tidak dalam resesi.

 

 

Laporan Tenaga Kerja AS Jadi Perhatian

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)
(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Pertumbuhan lapangan kerja diperkirakan melambat karena the Fed terus menaikkan suku bunga untuk meredam inflasi, tetapi laporan ini menunjukkan pasar tenaga kerja masih berjalan panas. Itu berarti bank sentral dapat bertindak lebih agresif pada pertemuan berikutnya.

“Ini jelas situasi di mana ekonomi tidak melengking atau menuju resesi di sini dan sekarang,” ujar Chief Market Strategist B.Riley Financial, Art Hogan dikutip dari CNBC, Sabtu (6/8/2022).

Laporan pekerjaan pada Jumat, 5 Agustus 2022 sangat penting karena merupakan salah satu dari yang akan dilihat oleh bank sentral sebelum memutuskan, berapa banyak untuk menaikkan suku bunga pada pertemuan September 2022.

Memang pelaku pasar sudah bertaruh pada sikap yang lebih keras dari the Fed. Pembuat kebijakan akan memiliki laporan pekerjaan lain dan dua angka indeks harga konsumen lagi untuk dipertimbangkan sebelum bank sentral membuat keputusan suku bunga berikutnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya