Investor Muda Melonjak, 78 Persen Belum Paham Produk Investasi

Sebanyak 76 persen masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan keuangan yang perlu dibenahi, seperti mengeluarkan uang demi mengikuti gaya hidup teman.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 15 Agu 2022, 14:37 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2022, 14:37 WIB
Ilustrasi investasi, investasi saham (Photo by Tech Daily on Unsplash)
Ilustrasi investasi, investasi saham (Photo by Tech Daily on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Investor muda masih melanjutkan dominasi di pasar modal tanah air. Sayangnya, kondisi itu tak dibarengi dengan pemahaman produk investasi.

Berdasarkan riset NielsenIQ Indonesia yang melibatkan anak muda usia 25—35 tahun di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Medan, Makassar mengungkapkan, pengetahuan mereka mengenai produk investasi masih minim.

"Anak muda yang memiliki produk investasi seperti reksa dana, saham, cryptocurrency, bertambah menjadi 9 persen di tahun ini. Namun sayangnya secara umum, 78 persen menyatakan mereka tidak sepenuhnya memahami risiko dan manfaat dari produk investasi. Mereka cenderung berinvestasi karena mengikuti tren di masyarakat dan menganggap investasi adalah cara cepat untuk mendapatkan keuntungan yang besar,” kata Director Consumer Insights di NielsenIQ Indonesia, Inggit Primadevi di Jakarta, Senin (15/8/2022).

Sehubungan dengan itu,  Bank OCBC NISP meluncurkan OCBC NISP Financial Fitness Index 2022, sebuah riset tahunan hasil kolaborasi dengan NielsenIQ yang menggambarkan kondisi kesehatan finansial generasi muda Indonesia.

Secara keseluruhan, skor Financial Fitness Indonesia naik menjadi 40.06 pada 2022, dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu 37.72. Meskipun demikian, sebanyak 76 persen masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan keuangan yang perlu dibenahi, seperti mengeluarkan uang demi mengikuti gaya hidup teman.

Hasil Financial Fitness Index 2022 juga menunjukkan sebanyak 42 persen generasi muda Indonesia merasa percaya diri perencanaan finansial mereka saat ini akan memberikan kesuksesan finansial di masa depan.

Sayangnya, terdapat perbedaan antara apa yang mereka pikirkan dengan apa yang sebenarnya dilakukan. Hal tersebut dibuktikan dengan 80 persen dari mereka tidak melakukan pencatatan anggaran, dan hanya 26 persen yang memiliki dana darurat. Bahkan, hanya 9 persen dari generasi muda yang telah memiliki produk investasi seperti reksa dana, saham, dan tabungan berjangka.

Tambahan lagi, hanya 17 persen yang sudah memiliki pendapatan pasif, 8 persen yang menggunakan uang sesuai anggaran dan hanya 22 persen yang benar-benar paham mengenai produk investasi yang mereka miliki.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tak Sekadar Simpan Uang

Ilustrasi investasi (Foto: Unsplash/Austin Distel)
Ilustrasi investasi (Foto: Unsplash/Austin Distel)

Retail Proposition Division Head Bank OCBC NISP, Chinni Yanti Tjhin mengatakan, sedikitnya generasi muda yang menabung dan berinvestasi secara terstruktur merupakan kondisi yang mengkhawatirkan. Sebab memiliki kesadaran saja tidak cukup untuk mencapai aspirasi keuangan.

“Konsep transformasi menabung dan investasi tidak sekadar menyimpan uang, tetapi bagaimana kita mendapatkan imbal hasil yang lebih optimal melalui pemilihan produk yang sesuai dengan  pengetahuan (risk appetite), profil risiko, dan jangka waktu investasi. Tentunya, tanpa terlupakan, kita juga perlu mempertimbangkan keabsahan lembaga keuangan yang harus diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK),” ungkap Chinni dalam kesempatan yang sama.

Untuk itu, NYALA OCBC NISP telah mempersiapkan solusi Check, Choose dan Cuan untuk mendukung investor muda mengambil langkah konkret meraih kondisi yang #FinanciallyFit.

Caranya, dengan check kesehatan finansial di ruangmenyala.com. Lalu choose kelas-kelas edukasi serta produk perbankan dan investasi terbaik yang sesuai dengan kebutuhan, dan mendapatkan cuan dari investasi tersebut.

 

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Pertumbuhan Investor Reksa Dana Tertinggi hingga Agustus 2022

Ilustrasi Investasi. Freepik
Ilustrasi Investasi. Freepik

Sebelumnya, jumlah investor pasar modal tanah air terus mencatatkan pertumbuhan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan jumlah Single Investor Identification (SID), jumlah investor pasar modal naik 25 persen dari 7.489.337 investor pada akhir 2021 menjadi 9.376.678 pada 8 Agustus 2022.

“Pertumbuhan investor tertinggi dicatatkan oleh investor reksa dana dan mayoritas masih didominasi oleh milenial dan generasi Z yang berumur di bawah 30 tahun mencapai sekitar 60 persen,” ungkap Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi dalam Konferensi Pers 45 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia, Rabu (10/8/2022).

Pertumbuhan investor reksa dana meski catat paling tinggi, tetapi pasar reksa dana turun tipis. Sampai dengan 5 agustus 2022 total NAB reksa dana turun 5 persen dari Rp 578,44 triliun pada 30 Desember 2021 menjadi Rp 549,23 triliun.

“Sementara nilai total asset under management (AUM) industri pengelolaan investasi turun 0,98 persen dari sebelumnya Rp 850,7 triliun per 30 Desember 2021 menjadi Rp 842,4 triliun per 5 Agustus 2022,” kata Inarno.

Merujuk data KSEI berdasarkan jumlah Single Investor Identification (SID), jumlah investor pasar modal naik 25 persen dari 7.489.337 investor pada akhir 2021 menjadi 9.376.678 pada 8 Agustus 2022.

 

Rincian Investor

FOTO: PPKM, IHSG Ditutup Menguat
Layar komputer menunjukkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

“Berdasarkan jumlah tersebut, investor saham berjumlah 4.072.609, reksa dana 8.700.670, dan investor Surat Berharga Negara (SBN) sebanyak 740.184,” papar Direktur Utama KSEI, Uriep Budhi Prasetyo dalam kesempatan yang sama.

Lebih rinci, investor reksa dana naik 27,2 persen dibanding posisi akhir 2021 sebanyak 6,84 juta SID. Sementara investor SBN naik 21,11 persen dari posisi akhir Desember 2021 sebanyak 611.143 SID. Sementara jumlah investor C-BEST tercatat sebanyak 4,07 ribu SID. Naik 17,99 persen dibanding akhir Desember 2021 sebanyak 3,24 ribu SID.

“Dari sisi demografi per 8 Agustus 2022, investor individu di Indonesia didominasi oleh 62,89 persen laki-laki,” imbuh dia.

Dari sisi usia, investor muda masih mendominasi, dengan rincian 59,16 persen berusia di bawah 30 tahun. Kemudian investor usia 31—40 tahun sebesar 22,18 persen, usia 41—50 sebesar 10,69 persen, usia 51—60 sebesar 5,18 persen. Sisanya 2,97 persen merupakan investor dengan usia di atas 60 tahun.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya