Samindo Resources Kantongi Laba Rp 116 Miliar di Paruh Pertama 2022

Faktor alam sangat mempengaruhi aktivitas penambangan di paruh pertama 2022.

oleh Nurmayanti diperbarui 01 Sep 2022, 23:04 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2022, 20:20 WIB
PT Samindo Resources Tbk
PT Samindo Resources Tbk

Liputan6.com, Jakarta PT Samindo Resources Tbk (MYOH) mengantongi laba sebesar USD 7,8 juta atau sekitar Rp 116,2 miliar (kurs Rp 14.900/USD) pada semester I-2022.

Perolehan laba ini turun jika dibandingkan periode yang sama di 2021 yang tercatat mencapai USD 13,9 juta. 

Adapun pendapatan perusahaan tercatat sebesar USD 14,5 juta hingga semester I 2022 dari sebelumnya mencapai USD 21,73 juta.

Direktur Samindo Gilbert Nisahpih menjelaskan beberapa faktor penyebab yang mempengaruhi pencapaian kinerja perusahaan ini. Mulai dari stripping ratio (SR) yang lebih rendah, faktor alam hingga kebijakan larangan ekspor. 

Meski demikian dia meyakini, kondisi akan membaik pada semester II tahun ini. "Di 6 bulan ke depan SR-nya lebih tinggi dan diharapkan akhir tahun kinerja sesuai target," ujarnya di Jakarta, Kamis (1/9/2022).

Dia menuturkan, jika faktor alam sangat mempengaruhi aktivitas penambangan di paruh pertama 2022. Curah hujan yang tinggi berimbas menahan laju aktivitas penambangan.

Di sisi lain, sebagian besar operator batu bara besar menahan laju produksi, kendati harga komoditas ini sedang tinggi. Hal itu dengan alasan agar harga batu bara tidak jatuh.

Imbas dari ini, kontraktor pun cenderung tidak mengalami kenaikan volume cukup berarti. Kondisi lain ikut mempengaruhi, setelah adanya pelarangan ekspor yang dilakukan pemerintah di awal 2022.

"Kebijakan ini otomatis juga menghambat aktivitas penambangan," jelas dia. Di mana, klien perusahaan merespon kebijakan pemerintah dengan mengurangi kapasitas operasional hingga 50 persen.

 

 

Waktu Pemeliharaan

PT Samindo Resources Tbk
PT Samindo Resources Tbk

Corporate Secretary Samindo Ahmad Zaki Natsir mengakui jika banyak kendala teknis yang terjadi sepanjang semester pertama 2022. Seperti kondisi alam.

Dia mengungkapkan jika dari catatan internal perusahaan, terjadi kenaikan waktu pemeliharaan yang disebabkan oleh hujan hingga 36,2 persen.

"Saat ini kamu juga tengah beradaptasi dengan adanya peralihan dari pemeliharaan melalui pihak ketiga menjadi pemeliharaan mandiri, sehingga ada beberapa kondisi yang belum maksimal," lanjut dia.

Waktu pemeliharaan akibat hujan di semester I-2022 melonjak menjadi 1.036 jam. Sementara, di paruh pertama 2021, waktu pemeliharaan akibat hujan hanya sebesar 761 jam. Perusahaan, berupaya memanfaatkan waktu standby dengan melakukan pemeliharaan.

Terkait pemeliharaan alat berat, lanjutnya, ini merupakan tahun kedua perusahaan melakukan pemeliharaan mandiri.

Sampai dengan akhir semester I-2022 perusahaan berhasil menekan biaya pemeliharaan alat berat melalui pihak ketiga sebesar 25,6 persen.

Upaya menekan biaya juga dilakukan dengan mengurangi waktu standby akibat kecelakaan kerja. Salah satunya, dilakukan dengan mengubah waktu kerja dari 3 shift menjadi 2 shift.

Langkah ini mampu menekan total biaya yang dikeluarkan perusahaan kepada operator hingga 10,5 persen.

Gilbert mengatakan, upaya menekan kecelakaan juga dilakukan secara mendasar dengan mencoba mengubah behavior para pekerja. Hasilnya, kata dia, sampai akhir Juni Samindo sukses mencatatkan tidak terjadinya kecelakaan pada aktivitas utama penambangan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya