Paraga Artamida Kembali Beli Saham BSDE Rp 32,95 Miliar

Usai transaksi, Paraga Artamida kini genggam 7.203.590.864 lembar saham BSDE atau setara 34,03 persen.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 02 Sep 2022, 11:13 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2022, 11:13 WIB
Sinar Mas Land melalui PT Bumi Serpong Damai Tbk. memulai misi pembangunan TOD di BSD City
Sinar Mas Land melalui PT Bumi Serpong Damai Tbk. memulai misi pembangunan TOD di BSD City (dok: Sinar Mas Land)

Liputan6.com, Jakarta - PT Paraga Artamida kembali menambah kepemilikannya atas saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE). Teranyar, Paraga membeli 35.238.800 lembar saham BSDE dengan harga rata-rata pembelian saham Rp 935,10 per saham. Dengan demikian, total transaksi mencapai Rp 32,95 miliar.

"Transaksi berlangsung pada 22—31 Agustus 2022. Tujuan transaksi adalah untuk investasi, dengan status kepemilikan saham langsung,” ungkap Direktur PT Paraga Artamida, Hermawan Wijaya dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (2/9/2022).

Usai transaksi, Paraga Artamida kini genggam 7.203.590.864 lembar saham BSDE atau setara 34,03 persen, dari sebelumnya 7.168.253.064 lembar atau 33,86 persen.

Paraga Artamida sebelumnya juga menggelar aksi serupa pada 7 Juli lalu. Saat itu, Paraga Artamida membeli 22.886.300 lembar saham BSDE dengan harga pembelian rata-rata Rp 889,82 per lembarnya. Sehingga total transaksi senilai Rp 20,36 miliar.

Saat itu, kepemilikan Paraga Artamida atas saham BSDE bertamah menjadi 7.168.352.064 lembar saham BSDE atau setara 33,86 persen, dari sebelumnya sebanyak 7.145.465.764 lembar atau 33,75 persen.

Pada perdagangan, Jumat 2 September 2022, saham BSDE terpantau berada di zona hijau. Saat berita ini ditulis, saham Bumi Serpong Damainaik 5 poin atau 0,54 persen ke posisi 930. BSDE dibuka pada posisi 930 dan bergerak pada rentang 925—940.

 

Bumi Serpong Damai Investasi Rp 366,77 Miliar di DANA

DANA
Ilustrasi aplikasi DANA v.2.0 (Foto: Dana)

Sebelumnya, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) memperkuat investasi di ekosistem digital dengan menempatkan modal di dompet digital DANA.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (13/8/2022), melalui entitas anak PT Sinar Pertiwi Megah (SPM) yang sahamnya dimiliki PT Bumi Serpong Damai Tbk sebesar 100 persen telah menempatkan modal USD 25 juta atau sekitar Rp 366,77 miliar (asumsi kurs Rp 14.670 per dolar AS) di PT Elang Andalan Nusantara, perusahaan penyedia aplikasi dompet digital DANA.

Direktur PT Bumi Serpong Damai Tbk, Hermawan Wijaya menuturkan, investasi strategis ini selain akan memberikan nilai lebih kepada stakeholder, terutama pemegang saham pada masa mendatang juga akan memperkuat dan memberikan nilai tambah bagi ekosistem digital PT Bumi Serpong Damai Tbk.

Perseroan menyatakan masuknya DANA dalam portofolio investasi jangka panjang perseroan akan meningkatkan dan saling mendukung pada aktivitas pemasaran, partner strategis dan mengembangkan pembayaran elektronik yang terintegrasi, aman dan terpercaya untuk pengalaman digital yang lebih baik.

Hermawan menuturkan, investasi ini merupakan tonggak awal kerja sama strategis antara Perseroan selaku pengembang properti terkemuka dan DANA sebagai penyedia platform pembayaran digital dengan 115 juta pengguna di seluruh Indonesia.

"Selain akan meningkatkan literasi dan inklusi keuangan juga memberikan pengalaman digital yang lebih baik bagi konsumen kami, sehingga akan memperkuat kinerja Perseroan di masa mendatang," ujar dia.

 

Bsd City Masuk Tahap III Pengembangan

BTS Smartfren di BSD, Tangsel.
Foto: BTS Smartfren di BSD, Tangerang Selatan. (Foto: Corpcomm Smartfren).

BSD City sebagai flagship project BSDE tercatat memiliki cadangan lahan sebesar 2.197 ha lebih. Kini BSD City telah memasuki tahap III pengembangan dan menjadi sumber pendapatan terbesar bagi Perseroan.

Pada enam bulan pertama 2022, BSDE membukukan Pendapatan Usaha sebesar Rp3,83 triliun, pencapaian tersebut setara pertumbuhan 17,87% secara year on year dibandingkan pencapaian tahun lalu sebesar Rp3,25 triliun.

Kinerja keuangan yang solid selama enam bulan pertama membuat fundamental Perseroan kian solid. Posisi kas dan setara kas tercatat tumbuh 17,44 persen menjadi Rp9,12 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp7,77 triliun. Angka ini merupakan tertinggi dibandingkan emiten properti lainnya di Indonesia.

Emiten properti dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia (Rp19,48 triliun per 29 Juli 2022) tersebut juga mencatatkan pertumbuhan aset. Pada kuartal II-2022, total aset Bumi Serpong Damai tumbuh 3,61 persen menjadi Rp63,69 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp61,47 triliun.

Kinerja Semester I 2022

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) mengumumkan kinerja perseroan untuk periode enam bulan pertama 2022. Pada periode tersebut, perseroan berhasil mengantongi pendapatan usaha senilai Rp 3,84 triliun. Pendapatan itu naik 17,87 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 3,25 triliun.

Segmen utama Bumi Serpong Damai yakni segmen penjualan tanah, bangunan dan strata title membukukan pencapaian sebesar Rp 2,89 triliun. Dengan demikian segmen tersebut memberikan kontribusi sebesar 75,34 persen terhadap total pendapatan usaha.

Kontributor terbesar kedua adalah segmen sewa sebesar Rp 457,79 miliar. Tumbuh 25,31 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu tercatat sebesar Rp 365,32 miliar. Segmen ini berkontribusi sebesar 11,94 persen atas total pendapatan usaha.

Selanjutnya, segmen pengelolaan gedung tercatat sekitar Rp 169,93 miliar. Angka tersebut setara kontribusi sebesar 4,43 persen terhadap total pendapatan usaha. Kinerja segmen tersebut tumbuh 17,02 persen.

Adapun pendapatan lainnya sebesar Rp 318,23 miliar dikontribusikan oleh segmen lain-lain. Secara total angka ini tumbuh 100,35 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 158,83 miliar.

Sejalan dengan kenaikan itu, beban pokok penjualan naik menjadi Rp 1,46 triliun dari Rp 1,07 triliun pada Juni 2022. Meski begitu, perseroan mampu mencatatkan laba kotor senilai Rp 2,37 triliun, naik 8,4 persen dibanding semester I 2021 sebesar Rp 2,2 triliun.

Pada semester I 2022, perseroan mencatatkan penghasilan lain-lain berupa pendapatan bunga dan investasi sebesar Rp 177,68 miliar, keuntungan selisih kurs mata uang asing Rp 106,01 triliun, dan keuntungan dari perubahan nilai wajar melalui laba rugi sebesar Rp 22,07 miliar.

Pada periode yang sama, perseroan mencatatkan pendapatan sebesar Rp 3,3 miliar, dampak penghapusan aset hak guna Rp 1,55 miliar, dampak pendiskontoan aset dan liabilitas keuangan Rp 329,08 juta, keuntungan penjualan aset tetap Rp 116,46 juta, dan beban lain-lain Rp 38,08 juta. Sementara beban lain-lain tercatat sebesar Rp 843,67 miliar.

 

Selanjutnya

IHSG Ditutup Menguat
Karyawan memfoto layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Perseroan juga mencatatkan ekuitas pada rugi bersih entitas asosiasi dan ventura bersama sebesar Rp 13,77 miliar.

Setelah dikurangi beban pajak, perseroan berhasil mengantongi laba periode berjalan sebesar Rp 509,03 miliar. Raihan itu turun 31,85 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 746,96 miliar.

Sementara laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 463,64 miliar. Turun 31,82 persen pada semester I tahun lalu sebesar Rp 680 miliar. Sehingga laba per saham menjadi Rp 22,17 dari sebelumnya Rp 32,52.

Dari sisi aset perseroan sampai dengan Juni 2022 tercatat sebesar Rp 63,69 triliun, naik dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 61,47 triliun. Terdiri dari aset lancar senilai Rp 30,38 triliun dan aset tidak lancar Rp 33,31 triliun.

Liabilitas sampai dengan Juni 2022 tercatat sebesar Rp 27,59 triliun, naik dibandingkan Rp 25,58 triliun pada akhir Desember 2022. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 11,64 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 15,95 triliun.

Sementara ekuitas sampai dengan Juni 2022 tercatat naik menjadi Rp 36,1 triliun dari Rp 35,89 triliun per akhir Desember 2021.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya