Astrindo Nusantara Infrastruktur Dirikan Anak Usaha Baru di Bidang Tambang Minyak hingga Pelumas

PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI) mendirikan anak usaha dalam bidang aktivitas pertambangan minyak bumi, pertambangan gas alam dan pengusahaan tenaga panas bumi.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 26 Okt 2022, 16:50 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2022, 16:50 WIB
IHSG Ditutup Menguat
Karyawan memfoto layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI) mendirikan anak usaha baru bernama PT Sagara Nusantara Energi (PTSNE) pada 5 Oktober 2022.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Rabu (26/10/2022), pendirian PT Segara Nusantara Energi dilakukan dengan maksud dan tujuan untuk berusaha dalam bidang aktivitas pertambangan minyak bumi, pertambangan gas alam dan pengusahaan tenaga panas bumi dan industri bahan bakar dan minyak pelumas hasil pengilangan minyak bumi.

"Maksud dan tujuan pendirian PTSNE adalah berusaha dalam bidang aktivitas pertambangan minyak bumi pertambangan gas alam dan pengusahaan tenaga panas bumi dan industri bahan bakar dan minyak pelumas hasil pengilangan minyak bumi,” tulis Corporate Secretary BIPI Kurniawati Budiman, dikutip Rabu (26/10/2022).

Modal dasar untuk mendirikan PTSNE senilai 50.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp 10.000 per saham. Selain itu, modal disetor dan ditempatkan sejumlah 12.500 lembar saham dengan nilai nominal Rp 10.000 per saham.

Sementara itu, BIPI memiliki 12.375 saham atau setara 99 persen dari keseluruhan saham PTSNE. Lalu, PT Astrindo Ekatama Abadi memiliki 125 saham atau 1 persen dari keseluruhan saham PTSNE.

"Pendirian PTSNE tidak menimbulkan dampak yang material terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan atau kelangsungan usaha perseroan,” kata Kurniawati.

 

 

Akuisisi Perusahaan Hong Kong

Ilustrasi Akuisisi, Kesepakatan Bisnis
Ilustrasi Akuisisi, Kesepakatan Bisnis

Sebelumnya, PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI) melakukan perjanjian jual beli saham (PJB) dengan PT Sintesa Bara Gemilang (SBG) dan perusahaan asal Hong Kong PTT International Holdings Limited (PIH).

Perjanjian tersebut dilakukan pada 1 Agustus 2022. Perseroan berencana mengambil alih seluruh saham anak usaha PIH, PTT Mining Limited (PML) sebanyak 200 lembar saham dengan nilai HKD 1 per lembar saham dan 20.425.608 lembar saham dengan nilai USD 24,35 per lembar saham.

Nilai rencana transaksi adalah sebesar USD 471,17 juta atau sekitar Rp 7,33 triliun (kurs Rp 15.555 per USD). Deposit sebesar USD 40 juta atau sekitar Rp 623,19 miliar (asumsi kurs rupiah 15.579 per dolar AS) telah dibayarkan pada tanggal penandatanganan PJB sebagai syarat pendahuluan rencana transaksi.

Nilai tersebut merupakan nilai transaksi material karena merupakan 95,1 3 persen dari total ekuitas perseroan berdasarkan laporan keuangan periode 30 Juni 2022. Nilai transaksi itu juga lebih besar dari 50 persen ekuitas perseroan, sehingga disyaratkan untuk memperoleh persetujuan RUPS terlebih dahulu yang rencananya akan digelar pada 25 November 2022.

"Atas terealisasinya transaksi ini, perseroan optimis mendapatkan kontribusi positif pada kinerja keuangan konsolidasian perseroan di masa mendatang yang pada akhirnya memperkuat posisi perseroan sebagai salah satu perusahaan dalam bisnis infrastruktur energi di Indonesia,” tulis manajemen perseroan, dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (20/10/2022).

Dengan kuatnya posisi tersebut, perseroan berharap daya tarik investasi dan akses pembiayaan dari para investor dan kreditur kepada perseroan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kredibilitas dan kinerja Astrindo Nusantara Infrastruktur serta dapat meningkatkan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan perseroan.

Perseroan juga berharap kinerja secara keseluruhan, baik infrastruktur maupun pertambangan batu bara pada akhirnya dapat beroperasi dengan bisnis netral karbon di masa yang akan datang.

 

 

Akuisisi Rampung November 2022, Astrindo Optimistis PTT Mining Kerek Laba

Paparan publik PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI), Kamis (15/9/2022) (Foto: Liputan6.com/Pipit I.R)
Paparan publik PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI), Kamis (15/9/2022) (Foto: Liputan6.com/Pipit I.R)

Sebelumnya, PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI) optimistis kinerja hingga akhir tahun dapat terkerek signifikan. Keyakinan itu menyusul akuisisi PTT Mining Ltd Hong Kong oleh perseroan pada Agustus 2022.

"Secara proyeksi, rencana akuisisi tambang-tambang milik PTT akan terlaksana atau terpenuhi pada November. Artinya pada akhir tahun ini, kami perkirakan akan ada lonjakan yang cukup tinggi,” kata Direktur Keuangan Astrindo Nusantara Infrastruktur Michael Wong dalam Public Expose Live 2022, Kamis (15/9/2022).

Sayangnya, Michael belum bisa menyebutkan berapa angka pasti pendapatan maupun laba hingga akhir tahun. Lantaran, saat ini proses akuisisi masih berlangsung, sehingga perseroan juga belum mengantongi kalkulasi dari kontribusi tambang-tambang PTT. Namun dengan asumsi pendapatan dari PTT belum diperhitungkan, Michael mengatakan perseroan akan mencatatkan kinerja yang tak jauh berbeda dari tahun lalu.

 

 

Selanjutnya

FOTO: PPKM, IHSG Ditutup Menguat
Layar komputer menunjukkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

“Kontribusi PTT akan besar pada kinerja perseroan. Cuma karena belum terjadi, saya belum bisa sebut angka. Tapi di luar itu, harusnya secara profit perseroan akhir tahun tidak akan jauh-jauh amat dari profit tahun lalu,” imbuh Michael.

Sebagai gambaran, perseroan berhasil mencatatkan laba tahun berjalan sebesar USD 14,2 juta atau 64 persen dari target USD 21,12 juta. Sementara pendapatan tercatat sebesar USD 65,6 juta atau 81 persen dari target USD 80,87 juta.

Pada Agustus 2022 perseroan mengumumkan penandatanganan share purchase agreement dengan PTT International Holdings Limited dan PT sintesa Bara Gemilang untuk mengakuisisi PTT Mining Ltd Hong Kong senilai USD 471 juta atau sekitar Rp 7 triliun. Sebelumnya, Michael Wong mengatakan sumber pendanaan akuisisi tersebut salah satunya berasal dari ekuitas.

"Jadi, ada sebagian dari kita punya equity sendiri, ada warran, dari internal cash, sekitar 23 dari financing dari luar yang sudah committed juga," kata Michael.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya