Adhi Karya Raih Kontrak Baru Rp 19,1 Triliun hingga Oktober 2022

Direktur Utama Adhi Karya, Entus Asnawi mengatakan Adhi Karya akan terus meningkatkan pertumbuhan kontrak sampai akhir tahun.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 23 Nov 2022, 11:57 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2022, 11:57 WIB
PT Adhi Karya Tbk (ADHI) (Foto: Adhi Karya)
PT Adhi Karya Tbk (ADHI) (Foto: Adhi Karya)

Liputan6.com, Jakarta - PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) merealisasikan perolehan kontrak baru sebesar Rp 19,1 triliun hingga Oktober 2022. Jumlah tersebut naik 51 persen dibandingkan perolehan kontrak baru pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 12,7 triliun.

Raihan itu menunjukan konsistensi Adhi Karya untuk meningkatkan performa perusahaan di tengah situasi industri pada saat ini. Direktur Utama Adhi Karya, Entus Asnawi mengatakan Adhi Karya akan terus meningkatkan pertumbuhan kontrak sampai akhir tahun.

"Kami terus berupaya agar kontrak ADHI terus tumbuh sampai akhir tahun, dan beberapa rencana telah dijalankan untuk mencapai target ADHI di tahun 2022,” ungkap dia dalam keterangan resmi, Rabu (23/11/2022).

Beberapa kontrak baru yang didapatkan Adhi Karya pada Oktober 2022 di antaranya sistem pengelolaan air limbah domestik terpusat di Kota Banda Aceh dan plant road and drainage di Karawang, Jawa Barat. Profil kontribusi perolehan kontrak baru hingga Oktober 2022 dari lini bisnis engineering dan konstruksi mendominasi sebesar 90 persen, properti sebesar 9 persen, dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya.

Sedangkan berdasarkan tipe pekerjaan yang diperoleh, jenis proyek jalan dan jembatan sebesar 26 persen, proyek gedung sebesar 30 persen, dan proyek infrastruktur lainnya seperti pembuatan bendungan, bandara, jalur kereta api, dan proyek energi, serta proyek lainnya sebesar 44 persen.

Berdasarkan segmentasi sumber dana, realisasi kontrak baru yang bersumber dari Pemerintah sebesar 39 persen, sumber dari BUMN dan BUMD sebesar 11 persen, sementara proyek kepemilikan swasta atau lainnya termasuk proyek investasi sebesar 50 persen.

 

 

Adhi Karya Raup Dana Segar Rp 2,6 Triliun Lewat Rights Issue

Adhi Karya
Ilustrasi Adhi Karya (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Sebelumnya, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) berhasil menyerap dana Rp 2,6 triliun lewat penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.

Direktur Utama PT Adhi Karya Tbk, Enthus Asnawi mengatakan, dana yang didapatkan dari PMN dan rights issue ini akan digunakan untuk pekerjaan Proyek Strategis Nasional (PSN).

"Penerimaan dana PMN dan rights issue ini mampu memperbaiki rasio keuangan Adhi Karya. ini ditandai dengan menguatnya ekuitas yang dimiliki Perseroan. Selain itu, dana yang dihasilkan dari PMN dan rights issue ini juga akan kami gunakan untuk mendanai percepatan pekerjaan PSN," ujar dia dalam keterangan resmi, Jumat (11/11/2022).

Adapun proyek yang masuk dalam pendanaan rights issue antara lain; Tol Solo—Yogyakarta—YIA Kulonprogo, Tol Yogyakarta—Bawen, dan SPAM Karian—Serpong Timur.

Dengan pendanaan ini, terjadi pula penambahan ekuitas Adhi Karya senilai Rp 8,8 triliun yang juga akan memperbaiki struktur permodalan Adhi Karya serta rasio DER Perseroan. Terlebih, hal ini mampu menguatkan kinerja dengan potensi proyek- proyek baru yang dimiliki.

PT Adhi Karya Tbk menggelar penawaran umum terbatas (PUT) dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue setelah mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Jumat, 14 Oktober 2022.

Adhi Karyamenargetkan perolehan dana Rp 3,87 triliun yang berasal dari penyertaan modal negara (PMN) Rp 1,97 triliun dan publik Rp 1,89 triliun. Dalam rights issue ini, perseroan menerbitkan saham sebanyak-banyaknya 7.004.510.932 saham baru seri B.

Pemegang 10 juta saham lama perseroan yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham (DPS) Perseroan pada tanggal terakhir pencatatan atau recording date pada 26 Oktober 2022 berhak atas 19.783.232 saham HMETD dengan harga pelaksanaan Rp 550 per saham.

Adhi Karya Kebagian Kontrak Proyek RSHS Bandung Rp 429,8 Miliar

PT Adhi Karya Tbk (ADHI) (Foto: Adhi Karya)
PT Adhi Karya Tbk (ADHI) (Foto: Adhi Karya)

Sebelumnya, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) mendapatkan dua kontak baru berupa pengembangan rumah sakit.

Teranyar, perseroan mendapatkan kontrak baru pekerjaan gedung untuk Pusat Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak, Rumah Sakit Umum Pusat dr. Wahidin Sudirohusodo (RSWS) di Makassar.

“Nilai kontrak untuk RSWS sebesar Rp 429,8 miliar yang sepenuhnya dikerjakan oleh ADHI,” ungkap Sekertaris perusahaan Adhi Karya Tbk, Farid Budiyanto dalam keterangan resmi, Kami (10/11/2022).

Sebelumnya, perseroan telah mendapatkan kontrak baru pada pekerjaan Gedung untuk Pusat Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Rumah Sakit dr. Hasan Sadikin atau RSHS Bandung senilai Rp 336,2 miliar.

Proyek ini dikerjakan melalui kerja sama operasi (KSO) antara PT PP Tbk (PTPP) dan ADHI dengan porsi 55 persen dan 45 persen.

Kedua proyek tersebut diprakarsai oleh Kementerian Kesehatan, dan akan didanai dengan anggaran yang bersumber dari Islamic Development Bank (IDB) untuk tahun 2022-2024 (multiyears).

Pada kedua proyek, ADHI akan membangun sebuah gedung baru untuk fasilitas penunjang. Yakni berupa Pusat Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak.

Bangunan di kedua Rumah Sakit yang terdiri dari 8 lantai dan satu basement dalam jangka waktu 20 hingga 24 bulan.

“Kedua proyek ini merupakan capaian ADHI untuk mendukung peningkatan fasilitas kesehatan di daerah-daerah,” kata Direktur Operasi 2 Adhi Karya Tbk, Pundjung Setya Brata.

Perolehan kontrak baru dari kedua proyek ini tentunya akan menambah capaian kontrak baru ADHI secara keseluruhan pada 2022.

 

 

Kontrak IKN

Titik 0 IKN
Titik Nol IKN Nusantara yang kini disulap menjadi lebih cantik. (foto: Abdul Jalil)

PT Adhi Karya (Persero) Tbk mengantongi nilai kontrak Rp 1,4 triliun dari proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Kontrak tersebut didominasi oleh proyek pembangunan Jalan Tol IKN Seksi 3A Segmen Karang Joang-Karingau senilai Rp 1,1 triliun.

Mulanya, Adhi Karya mendapat mandat pembangunan hunian pekerja konstruksi, dalam bentuk 22 tower rumah susun (rusun) untuk 17.000 pekerja.

Proyek lainnya, pembangunan pelindung tumbukan kapal (fender) dan bangunan pelengkap Jembatan Pulau Balang.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya