Menakar Prospek Saham Emiten Kapitalisasi Besar

Berikut sejumlah saham emiten kapitalisasi besar yang dapat dicermati pelaku pasar.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 14 Des 2022, 06:00 WIB
Diterbitkan 14 Des 2022, 06:00 WIB
Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Analis menilai saham emiten kapitalisasi pasar besar masih menarik untuk dicermati pelaku pasar. Hal itu karena sejumlah sentimen yang mendukung seperti kenaikan suku bunga yang berdampak untuk sektor perbankan.

"Saham big cap saat ini memang menarik dicermati setelah mengalami rebound kemarin," kata Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas, Jono Syafei saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (14/12/2022).

Jono mengatakan, saham yang bisa diperhatikan antara lain PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM).

"(Saham) yang bisa diperhatikan di antaranya ASII dan TLKM karena secara kinerja top line terus tumbuh, meskipun memang bottom line dipengaruhi penurunan nilai investasi dari GOTO," kata dia.

Kemudian, untuk strateginya investor bisa mulai mencicil karena secara teknikal saham tersebut juga telah rebound pada area support.

"Strategi dapat mulai mencicil karena secara teknikal saham tersebut juga telah rebound pada area support," kata dia.

Sementara itu, Analis Jasa Utama Capital Sekuritas, Cheryl Tanuwijaya mengatakan, saham kapitalisasi pasar besar yang masih menarik untuk dicermati antara lain perbankan.

"Yang masih menarik masih perbankan big cap karena tren kenaikan suku bunga masih berlanjut sampai tahun depan sehingga NIM perbankan juga meningkat. Apalagi berdasarkan data BI, kredit terus bertumbuh seiring berlanjutnya pemulihan ekonomi," ujar Cheryl.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Rekomendasi Saham

20170210- IHSG Ditutup Stagnan- Bursa Efek Indonesia-Jakarta- Angga Yuniar
Pengunjung melintasi layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Untuk rekomendasi saham, Cheryl memilih saham BBCA, BBNI, BMRI, dan BBRI.

"Buy BBCA target price 9.400, BBNI target price 9.900, BMRI target price 10.800, BBRI target price 5.200," kata dia.

Tak hanya itu, Analis RHB Sekuritas Michael Wilson Setjoadi mengatakan, saat ini melihat saham ASII dan TLKM menarik. 

"Keduanya sudah turun cukup banyak dikarenakan investasi di GOTO yang rugi cukup besar. Tetapi perlu diingat investasi Astra di Goto hanya Rp 1 trilliun, dan investasi Telkom group di Goto sekitar Rp 7 triliun.

Namun, penurunan kapitisasi pasar ASII dan TLKM sudah jauh melebihi total investasinya di GOTO.

"Kita melihat saat ini sudah memasuki kategori oversold. Valuasi ASII saat ini sudah hampir mendekat -2 standard deviasi dari 5 tahun rata-rata PER 12-M forward, sedangkan TLKM lebih dari -1SD EV/EBITDA," ujar dia.

Intip Rekomendasi Saham Emiten yang Tebar Dividen Interim 2022

IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, sejumlah emiten akan membagikan dividen interim. Analis menilai untuk saham yang membagikan dividen interim tentu harus melihat dulu berapa persen dividen yield. 

"Untuk saham yang membagikan dividen interim tentu kita lihat dulu berapa persen dividend yield nya,” kata Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas, Jono Syafei saat dihubungi Liputan6.com, Selasa, (13/12/2022).

Dengan demikian, area harga beli juga menjadi penting untuk diperhatikan karena ingin mendapatkan keuntungan yang maksimal.

“Oleh karena itu area harga beli menjadi penting diperhatikan karena kita ingin mendapat return yang maksimal. Sebaiknya menggunakan analisa teknikal, beli di area yang dekat dengan support,” kata dia. 

Jono mengatakan, dalam waktu dekat PT Harum Energy Tbk (HRUM) dan PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) akan membagikan dividen interim. Menurut dia, saham HRUM menarik karena diversifikasi bisnis nikel yang dilakukan sudah mencatatkan hasil positif.

“Untuk yang akan membagikan dividen dalam waktu dekat ada HRUM dan BFIN. terutama HRUM menarik karena diversifikasi bisnis nikel yang dilakukan sudah mencatatkan hasil positif.

 

Selanjutnya

IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Perdagangan bursa saham 2018 dibuka pada level 6.366 poin, angka tersebut naik 11 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sejalan dengan Jono, Analis Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis mengatakan, saham HRUM menarik untuk dicermati mengingat yield dividend yang cukup tinggi dibandingkan emiten lain.

"Bisa dilakukan buy untuk HRUM dengan target price 2.000,” kata dia. 

Adapun PT Harum Energy Tbk (HRUM) membagikan dividen interim 2022 sebesar Rp 1 triliun. Pembagian dividen interim itu sesuai keputusan direksi yang telah disetujui dewan komisaris pada 2 Desember 2022.

PT Harum Energy Tbk membagikan dividen interim 2022 setara Rp 75,1. Adapun yang menjadi pertimbangan perseroan membagikan dividen interim 2022 berdasarkan data keuangan per 30 September 2022.

Sedangkan PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) akan membagikan dividen interim tunai untuk tahun buku 2022 sebesar Rp 421,10 miliar. PT BFI Finance Indonesia Tbk akan membayar dividen interim tunai 2022 pada 22 Desember 2022.

PT BFI Finance Indonesia Tbk akan bagikan dividen interim 2022 setara Rp 28 per saham. Perseroan akan membagikan laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk Rp 1,30 triliun, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya sebesar Rp 7,72 triliun, dan total ekuitas Rp 8,59 triliun.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya