Liputan6.com, Jakarta - PT Dewata Freight International Tbk (DEAL) menargetkan pertumbuhan pendapatan hingga 25 persen pada 2023.
Direktur Utama PT Dewata Freight International Tbk, Muhamad Ibnu Fajar menyebutkan, target pertumbuhan itu lebih tinggi dari target akhir 2022 sebesar 20 persen.
Baca Juga
“Untuk revenue atau pendapatan 2022 dibandingkan 2021 naik sekitar 5 sampai 20 persen. Untuk di 2023, sedang kita susun untuk pastinya, tapi pertumbuhannya diperkirakan di angka sekitar 20-25 persen dibandingkan tahun berjalan 2022,” kata dia dalam paparan publik perseroan, Rabu (28/12/2022).
Advertisement
Hingga September 2022, perseroan mencatatkan pendapatan sebesar Rp 66,18 miliar, naik tipis dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 65,9 miliar.
Perseroan juga berhasil menekan beban pokok pendapatan menjadi Rp 50,4 miliar dari Rp 59,67 miliar pada September 2021. Alhasil, perseroan mampu mengantongi laba bruto sebesar Rp 15,79 miliar, naik sekitar tiga kali lipat dibandingkan September 2021 sebesar Rp 5,41 miliar.
Melansir laporan keuangan perseroan, pada periode ini PT Dewata Freight International Tbk mencatatkan beban usaha berupa penjualan serta beban umum dan administrasi masing-masing Rp 695,15 juta dan Rp 19,02 miliar. Lalu beban lain-lain sebesar Rp 598,67 juta.
Dari rincian itu, perseroan berhasil menekan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menjadi Rp 4,52 miliar dari rugi Rp 12,58 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Penutupan IHSG pada 28 Desember 2022
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah hingga penutupan perdagangan saham Rabu, (28/12/2022). Koreksi saham IHSG tersebut didorong indeks sektor saham yang mayoritas tertekan.
Mengutip data RTI, IHSG anjlok 1,05 persen ke posisi 6.850,52. Indeks LQ45 merosot 0,71 persen ke posisi 933,68. Mayoritas indeks sektor saham berada di zona merah. Pada perdagangan Rabu pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.953,03 dan terendah 6.828,14. Sebanyak 364 saham merosot sehingga menekan IHSG. 162 saham menguat dan 181 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 932.782 kali dengan volume perdagangan 20 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 8,9 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.626.
Indeks sektor saham mayoritas tertekan kecuali indeks sektor saham properti menguat ,029 persen. Sementara itu, sektor saham energi melemah 2,05 persen, sektor saham basic turun 0,74 persen, sektor saham industri tergelincir 1,09 persen, dan sektor saham nonsiklikal susut 1,18 persen.
Selain itu, sektor saham siklikal terpangkas 0,39 persen, sektor saham kesehatan merosot 0,85 persen, sektor saham keuangan turun 0,45 persen, sektor saham teknologi terpangkas 1,24 persen, sektor saham infrastruktur susut 0,38 persen, dan sektor saham transportasi melemah 0,49 persen.
Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani menuturkan, kalau dari sentimen data ekonomi global dan domestik tidak ada yang dominan. IHSG merosot dinilai tersengat aksi jual investor terhadap saham kapitalisasi besar.
“Aksi jual investor terhadap saham-saham big cap di atas Rp 100 triliun seperti BBRI, BYAN, TLKM, ASII, UNVR, BBNI, AMRT, HMSP yang kompak mengalami penurunan harga dan mereka punya bobot besar untuk penurunan IHSG hari ini,” tutur dia saat dihubungi Liputan6.com
Advertisement
Top Gainers-Losers pada 28 Desember 2022
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
-Saham LION melambung 25 persen
-Saham PGUN melambung 23,44 persen
-Saham INAF melambung 21,23 persen
-Saham NZIA melambung 17,52 persen
-Saham PADA melambung 16,67 persen
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
-Saham ISAP merosot 9,63 persen
-Saham CASH merosot 9,58 persen
-Saham MGLV merosot 7,35 persen
-Saham OLIV merosot 7,14 persen
-Saham MREI merosot 6,98 persen
Saham-saham yang teraktif berdasarkan nilai antara lain:
-Saham BBRI senilai Rp 648,1 miliar
-Saham BBCA senilai Rp 416,5 miliar
-Saham TLKM senilai Rp 278,7 miliar
-Saham ADRO senilai Rp 221,8 miliar
-Saham CASA senilai Rp 193,2 miliar
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:
-Saham PADA tercatat 30.200 kali
-Saham CHEM tercatat 20.978 kali
-Saham NZIA tercatat 20.278 kali
-Saham BBRI tercatat 17.964 kali
-Saham NICL tercatat 17.855 kali
Penutupan Bursa Saham Asia pada 28 Desember 2022
Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Rabu, 28 Desember 2022. Hal ini setelah wall street juga beragam seiring investor mencerna tantangan ekonomi pada 2023.
Indeks Hang Seng bertambah 1,56 persen menjadi 19.898,91, dan memimpin penguatan di Asia Pasifik. Hal ini setelah Chief Executive John Lee mengumumkan pelonggaran pembatasan COVID-19.
Di China, indeks Shanghai melemah 0,26 persen ke posisi 3.087,4. Indeks Shenzhen turun 0,86 persen ke posisi 11.010,53. Yuan sedikit berubah dan berada di kisaran 6,707 terhadap dolar AS.
Di Korea Selatan, indeks Kospi merosot 2,12 persen ke posisi 2.280 yang didorong saham produsen chip dan manufaktur baterai.
Indeks ASX 200 di Australia merosot 0,30 persen ke posisi 7.086,4. Di Jepang, indeks Nikkei 225 melemah 0,41 persen ke posisi 26.340,5 dan indeks Topix terpangkas ke posisi 1.909,02. Bank of Japan menegaskan kembali pendiriannya yang ditunjukkan dari rilis ringkasan opini dari pertemuan kebijakan moneter pekan lalu yang secara tak terduga memperluas kisaran target imbal hasil obligasi pemerintah Jepang.
Advertisement