Proses IPO, Hillcon Bidik Pertumbuhan Pendapatan hingga Rp 6 Triliun

Kontraktor tambang, PT Hillcon Tbk memiliki sejumlah strategi untuk meraih pendapatan dan laba pada 2023.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 13 Jan 2023, 20:47 WIB
Diterbitkan 13 Jan 2023, 20:46 WIB
Paparan publik penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) PT Hillcon Tbk, Jumat, 13 Januari 2023 (Foto: Liputan6.com/Elga N)
Paparan publik penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) PT Hillcon Tbk, Jumat, 13 Januari 2023 (Foto: Liputan6.com/Elga N)

Liputan6.com, Jakarta - Kontraktor tambang, PT Hillcon Tbk yang akan segera melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik pertumbuhan pendapatan hingga Rp 6 triliun dan laba bersih sekitar Rp 1 triliun pada 2023.

"Kami harapkan pada 2023 dengan ada IPO ini bisa mendapat sampai Rp 6 triliun dan pendapatan sekitar Rp 1 triliun," kata Direktur Hillcon, Jaya Angdika dalam konferensi pers, Jumat (13/1/2023).

Jaya juga menyebutkan, Hillcon meraih pendapatan sekitar Rp 3,2 triliun hingga Desember 2022, dan laba induk sekitar Rp 300 miliar.

Dengan demikian, Hillcon pun telah menyiapkan sejumlah strategi untuk mencapai target tersebut, salah satunya akan meningkatkan volume produksi.

"Strategi pencapaian target dengan meningkatkan volume produksi, kami harapkan ada tiga pipeline baru itu masuk, kami mengejar 15 juta ton," kata dia.

Adapun, jumlah proyek hingga saat ini ada delapan proyek. Lalu, tiga lagi dalam pengembangan di tahap negosiasi.

Sementara itu, Presiden Direktur Hillcon Hersan Qiu, Hillcon mengatakan, sektor nikel ini memang cukup unik, karena kondisi naik turunnya harga tidak memberikan pengaruh pada kontraktor. 

"Pada posisi sebagai kontraktor sebetulnya harga naik turun tidak berpengaruh pada kami. Ini pengalaman yang berjalan bertahun-tahun, saat harganya turun kita diminta tetap produksi semaksimal mungkin, dan saat naik juga sama," kata dia.

Artinya, sektor nikel ini terbilang berbeda dengan yang komoditas yang lainnya.

Hillcon akan melepas saham sebanyak-banyaknya 442,3 juta saham biasa atas nama, atau sebanyak-banyaknya 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan setelah IPO dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Adapun, harga penawaran tersebut Rp 1.250 - Rp 2.000 setiap saham. Dengan demikian, dana yang akan diraup calon emiten ini sebanyak Rp 884,6 miliar.

Dana Hasil IPO

IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, seluruh dana hasil IPO, setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan untuk memberikan pinjaman kepada anak usaha Perseroan, yaitu PT Hillconjaya Sakti (HS) dengan rincian sekitar 55 persen untuk modal kerja HS terkait dengan biaya produksi, pengembangan, termasuk diantaranya biaya terkait bahan bakar, biaya overhead, dan pemeliharaan seluruh alat-alat berat.

Selain itu, sisanya sekitar 45 persen akan digunakan untuk belanja modal yang terdiri atas pembelian alat-alat untuk mendukung kegiatan operasional HS di sektor nikel. Jenis alat yang akan dibeli, yaitu berupa alat berat (main fleet dan supporting fleet) beserta sarana penunjang lainnya.

Calon emiten berkode HILL menunjuk PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia dan PT Sucor Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Tak hanya itu, HILL juga menunjuk PT Macquarie Sekuritas Indonesia sebagai penjamin emisi efek dan penjamin emisi efek lain (jika ada) akan ditentukan kemudian.

Indikasi Jadwal:

Masa Penawaran Awal: 12 Januari - 26 Januari 2023

Perkiraan Tanggal Efektif: 7 Februari 2023

Perkiraan Masa Penarawan Umum: 9 - 13 Februari 2023

Perkiraan Tanggal Penjatahan: 13 Februari 2023

Perkiraan Tanggal Distribusi Saham: 14 Februari 2023

Perkiraan Tanggal Pencatatan Saham: 15 Februari 2023.

Sempat Batal IPO, Bos Hillcon Buka Suara

Akhir 2019, IHSG Ditutup Melemah
Pengunjung melintas dilayar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (30/12/2019). Pada penutupan IHSG 2019 ditutup melemah cukup signifikan 29,78 (0,47%) ke posisi 6.194.50. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, calon emiten kontraktor tambang PT Hillcon Tbk akan segera melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) setelah sempat tertunda pada 2022. 

Direktur Hillcon, Jaya Angdika mengungkapkan, alasan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) tertunda bukan karena adanya penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU). Akan tetapi, tertunda karena time table yang tidak masuk untuk efektif.

"(Status PKPU) itu sudah dicabut, alasan IPO tertunda bukan karena PKPU tapi karena timetable yang tidak keburu, time tablenya tidak tepat," kata Jaya kepada awak media, Jumat (13/1/2023).

Alhasil, Hillcon begitu antusias untuk melakukan IPO. Menurut Presiden Direktur Hillcon Hersan Qiu, Hillcon menjadi kontraktor nikel pertama yang melakukan IPO di pasar modal dan menilai sektor tambang nikel ke depannya prospektif. 

Sementara itu, harga penawaran saham tersebut di kisaran Rp 1.250 - Rp 2.000 per saham. Dengan demikian, Hillcon akan mendapatkan dana segar maksimal Rp 884,6 miliar. 

Adapun, seluruh dana hasil IPO, setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan untuk memberikan pinjaman kepada anak usaha Perseroan, yaitu PT Hillconjaya Sakti (HS) dengan rincian sekitar 55 persen untuk modal kerja HS terkait dengan biaya produksi, pengembangan, termasuk diantaranya biaya terkait bahan bakar, biaya overhead, dan pemeliharaan seluruh alat-alat berat.

 

 

Dana IPO

20170210- IHSG Ditutup Stagnan- Bursa Efek Indonesia-Jakarta- Angga Yuniar
Suasana pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain itu, sisanya sekitar 45 persen akan digunakan untuk belanja modal yang terdiri atas pembelian alat-alat untuk mendukung kegiatan operasional HS di sektor nikel. Jenis alat yang akan dibeli, yaitu berupa alat berat (main fleet dan supporting fleet) beserta sarana penunjang lainnya.

Calon emiten berkode HILL menunjuk PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia dan PT Sucor Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Tak hanya itu, HILL juga menunjuk PT Macquarie Sekuritas Indonesia sebagai penjamin emisi efek dan penjamin emisi efek lain (jika ada) akan ditentukan kemudian.

Indikasi Jadwal:

Masa Penawaran Awal: 12 Januari - 26 Januari 2023

Perkiraan Tanggal Efektif: 7 Februari 2023

Perkiraan Masa Penarawan Umum: 9 - 13 Februari 2023

Perkiraan Tanggal Penjatahan: 13 Februari 2023

Perkiraan Tanggal Distribusi Saham: 14 Februari 2023

Perkiraan Tanggal Pencatatan Saham: 15 Februari 2023.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya