Boy Thohir Bakal Genggam 6,4 Persen Saham ESSA Usai Surya Esa Perkasa Private Placement

Selain Garibaldi Thohir atau Boy Thohir, Chander Vinod Laroya juga akan serap private placement PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA).

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 18 Jan 2023, 15:11 WIB
Diterbitkan 18 Jan 2023, 15:11 WIB
Presiden Direktur Adaro Energy Garibaldi Thohir atau Boy Thohir
Presiden Direktur Adaro Energy Garibaldi Thohir atau Boy Thohir (dok: Arief)

Liputan6.com, Jakarta - PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) bakal gelar penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PTHMETD) atau private placement.

Pada aksi tersebut, perseroan akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 1,56 miliar saham biasa dengan nilai nominal Rp 10 per saham. Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (18/1/2023), calon pemodal adalah Chander Vinod Laroya (CLV) dan Garibaldi Thohir (GT )atau Boy Thohir, yang merupakan pemilik manfaat akhir perseroan.

CLV juga merupakan pemegang saham pengendali sekaligus Presiden Direktur Perseroan. Usai private placement, kepemilikan CLV akan bertambah menjadi 16,38 persen atau setara 2.82 miliar saham dari sebelumnya 13,02 persen atau 2,034 miliar saham.

Sedangkan kepemilikan Boy Thohir bertambah menjadi 6,4 persen atau setara 1,1 miliar saham dari sebelumnya 2,04 persen atau setara 320,13 juta lembar saham. Sebagai catatan, pemegang saham ESSA dalam jangka pendek akan terkena risiko dilusi kepemilikan saham maksimal sebesar 9,09 persen dari persentase kepemilikan sebelum pelaksanaan penambahan modal. 

Perseroan berencana gelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 8 Februari untuk meminta restu pemegang saham mengenai rencana private placement.

Adapun pembayaran yang diterima perseroan melalui private placement akan digunakan untuk meningkatkan investasi pada PT Panca Amara Utama (PAU). Perseroan mencermati, PAU memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pendapatan perseroan.

Sehingga pembelian saham PAU merupakan kesempatan bagus bagi perseroan untuk menambah kepemilikan atas aset yang berpotensi tinggi dapat memberikan nilai tambah kepada semua pemegang saham.

Pada penutupan perdagangan saham Rabu, 18 Januari 2023, saham ESSA turun 0,52 persen ke posisi Rp 960 per saham. Saham ESSA dibuka stagnan Rp 965 per saham. Saham ESSA berada di level tertinggi Rp 970 dan terendah Rp 940 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.532 kali dengan volume perdagangan 215.799 saham. Nilai transaksi Rp 20,6 miliar.

 

Surya Esa Perkasa Private Placement 1,5 Miliar Saham

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) berencana melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin pekan ini, Surya Esa Perkasa akan menerbitkan saham baru maksimal 1.566.088.700 (1,56 miliar) saham biasa dengan nilai nominal Rp10 per saham atau dalam jumlah maksimal 10 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh.

"Dana yang diterima ESSA melalui penambahan modal akan digunakan untuk meningkatkan investasi pada anak perusahaan (PT Panca Amara Utama)," tulis Manajemen Perseroan, Senin (2/1/2023).

Sehubungan dengan penambahan investasi tersebut, pada 21 Desember 2022, Perseroan telah menandatangani perjanjian jual beli saham bersyarat dengan CVL dan GT untuk membeli 233.020 saham PAU dengan nilai nominal sebesar Rp 1 juta per saham yang dimiliki oleh Chander Vinod Laroya (CVL) dan Garibaldi Thohir (GT) di mana sebagai pembayaran terhadap pembayaran penuh atau sebagian dari harga pembelian saham PAU. 

Selain itu, pemegang saham Surya Esa Perkasa dalam jangka pendek akan terkena risiko dilusi kepemilikan saham maksimal sebesar 9,09 persen dari persentase kepemilikan sebelum pelaksanaan penambahan modal.

Seperti diketahui, CVL merupakan pemegang saham pengendali dan presiden direktur perseroan. Lalu, CVL dan GT adalah pemilik manfaat akhir perseroan. 

Aksi korporasi ini akan meminta persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luas Biasa (RUPSLB) yang akan dilaksanakan pada 8 Februari 2023. Selain itu, penambahan modal akan dilakukan pada 17 Februari 2023.

 

Produksi Blue Ammonia

Perdagangan Awal Pekan IHSG Ditutup di Zona Merah
Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) berencana untuk melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (2/1/2022), ESSA akan menerbitkan saham baru maksimal 1.566.088.700 (1,56 miliar) saham biasa dengan nilai nominal Rp10 per saham atau dalam jumlah maksimal 10 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh.

"Dana yang diterima ESSA melalui pnambahan modal akan digunakan untuk meningkatkan investasi pada anak perusahaan (PT Panca Amara Utama)," tulis Manajemen Perseroan, Senin (2/1/2022).

Sehubungan dengan penambahan investasi tersebut, pada 21 Desember 2022, Perseroan telah menandatangani perjanjian jual beli saham bersyarat dengan CVL dan GT untuk membeli 233.020 saham PAU dengan nilai nominal sebesar Rp 1 juta per saham yang dimiliki oleh Chander Vinod Laroya (CVL) dan Garibaldi Thohir (GT) di mana sebagai pembayaran terhadap pembayaran penuh atau sebagian dari harga pembelian saham PAU. 

Selain itu, pemegang saham Perseroan dalam jangka pendek akan terkena risiko dilusi kepemilikan saham maksimal sebesar 9,09 persen dari persentase kepemilikan sebelum pelaksanaan penambahan modal.

CVL merupakan pemegang saham pengendali dan presiden direktur perseroan. Lalu, CVL dan GT adalah pemilik manfaat akhir perseroan. 

Aksi korporasi ini akan meminta persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luas Biasa (RUPSLB) yang akan dilaksanakan pada 8 Februari 2023. Selain itu, penambahan modal akan dilakukan pada 17 Februari 2023.

Target Perseroan

Indeks Harga Saham Gabungan Akhir Tahun 2022 Ditutup Lesu
Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Surya Esa Perkasa Tbk menargetkan untuk dapat memproduksi blue ammonia atau amonia iru pada 2025 mendatang Hal itu seiring dengan rampungnya konversi pabrik untuk dapat mengolah blue ammonia.

"Saat ini kami berharap bisa berproduksi pada 2025. Kapasitasnya sama dengan kapasitas sekarang. Jadi ini bukan pabrik baru, tapi konversi dari pabrik yang ada untuk menjadi blue amonia,” kata Wakil Direktur PT Surya Esa Perkasa Tbk, Kanishk Laroya dalam paparan publik perseroan, Rabu (23/11/2022).

Perseroan melalui anak usahanya, PT Panca Amara Utama (PAU) telah menandatangani nota kesepahaman atau (memorandum of understanding/MoU) dengan Japan Oil, Gas, and Metal National Corporation (JOGMEC), Mitsubishi Corporation (MC) dan Institut Teknologi Bandung (ITB) pada Maret 2021 terkait produksi blue ammonia.

Saat ini, kerja sama tersebut berlanjut pada tahap studi kelayakan. Sejurus, pada Agustus 2022 PAU menandatangani MoU dengan JGC Corporation untuk mengukur emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di pabrik amonia miliknya.

Studi kelayakan dan pengukuran GRK ditargetkan rampung pada pertengahan 2023. Ke depannya, peseroan juga tertarik untuk melakukan pengemabnagn green ammonia. Namun karena pengemabnagan green ammonia masih sedikit, dalam waktu dekat perseroan belum akan ke arah sana. Perseroan juga mempertimbangkan dari sisi biaya produksinya.

"Kita selalu monitor ke depan karena renewable energy cost bisa mulai turun drastis ketika banyak yang mengembangkan. Perusahana tertarik, tapi untk sekarang belum ada rencan mengemabngkann green amonia,” tutur dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya