Liputan6.com, Jakarta - Malaysia akan menghentikan ekspor minyak kelapa sawit ke Uni Eropa (UE). Lantas bagaimana tanggapan emiten crude palm oil (CPO) atau minyak kelapa sawit?
PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) menjelaskan, pihaknya berharap terjadi dialog dan komunikasi utk menyelesaikan perbedaan antar produsen maupun konsumen karena keseimbangan perlu dijaga.
Baca Juga
"Jikalau kebijakan dari Malaysia tetap dijalankan maka kemungkinan terjadi gangguan supply chain yang akan memiliki konsekuensi baik untuk sisi produsen maupun konsumen," kata Sekretaris Perusahaan Triputra Agro Persada, Joni Tjeng kepada Liputan6.com, ditulis Sabtu (21/1/2023).
Advertisement
Sementara itu, Triputra Agro Persada akan mulai mengoperasikan pabrik minyak inti sawit (Palm Kernel Oil/PKO) dengan biogas pada kuartal I 2023. Sehingga akan memberikan nilai tambah atau value added untuk Perseroan.
Di sisi lain, Triputra Agro Persada melihat produksi masih tumbuh di kisaran single digit pada 2023 dibandingkan tahun lalu.Â
"Memang tahun 2022 baik produksi maupun harga sangat baik sehingga performance juga meningkat pesat. Produksi kami akan tetap tumbuh di kisaran single digit, kami tetap fokus pada peningkatan productivity, cost control dan sustainability untuk tetap menjaga growth dari perusahaan," kata dia.
 Tak hanya itu, TAPG juga memiliki rencana untuk melakukan ekspansi di bidang bisnis hilir (downstream) sawit. Namun, hal tersebut masih dalam proses pengkajian.
"Plan to downstream juga kita kaji detail dengan tujuan menambah value. Kita masih melakukan kajian dan diharapkan pada tahun ini bisa ada kesimpulan baik bangun sendiri atau bergabung dengan pemain yang sudah ada," ujar dia.
Adapun, rencana pengeluaran belanja modal (capital expenditure/capex) mencapai Rp 900 miliar pada tahun ini. Dua per tiga belanja modal untuk infrastruktur rumah, jalan dan mekanisasi.Â
"Sisanya capex untuk mill dan kendaraan serta sarana pendukung lainnya," ujar dia.
Â
Â
Â
Kinerja Kuartal III 2022
Sebelumnya, PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) mencatat pertumbuhan kinerja keuangan positif selama sembilan bulan pertama 2022. PT Triputra Agro Persada Tbk membukukan pertumbuhan laba dan penjualan hingga September 2022.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (25/10/2022), PT Triputra Agro Persada Tbk meraup penjualan Rp 6,74 triliun hingga kuartal III 2022. Penjualan itu naik 51,51 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 4,45 triliun.
Beban pokok penjualan naik 16,38 persen menjadi Rp 3,96 triliun hingga September 2022. Pada periode sama tahun sebelumnya Rp 3,40 triliun. Laba bruto perseroan melonjak 166,05 persen dari Rp 1,04 triliun menjadi Rp 2,78 triliun hingga September 2022.
Perseroan mencatat kenaikan beban penjualan dan pemasaran naik menjadi Rp 205,49 miliar hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 126,54 miliar.
Beban umum dan administrasi bertambah menjadi Rp 331,46 miliar hingga kuartal III 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 282,53 miliar. Pendapatan lainnya naik menjadi Rp 83,02 miliar hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 68,80 miliar.
Perseroan membukukan laba usaha Rp 2,27 triliun hingga kuartal III 2022. Laba usaha melonjak 217,89 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 716,67 miliar.
PT Triputra Agro Persada Tbk kantongi laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 2,33 triliun hingga September 2022. Laba tersebut melambung 227,73 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 713,16 miliar.
Â
Â
Advertisement
Aset Perseroan
Laba per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 118 per saham hingga kuartal III 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 36.
Total ekuitas perseroan naik menjadi Rp 9,72 triliun hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 7,79 triliun. Total liabilitas turun menjadi Rp 4,27 triliun hingga kuartal III 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 4,65 triliun.
Total aset bertambah menjadi Rp 13,99 triliun hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 12,4 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas sebesar Rp 1,53 triliun hingga 30 September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 1,2 triliun.
Laba per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 118 per saham hingga kuartal III 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 36.
Total ekuitas perseroan naik menjadi Rp 9,72 triliun hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 7,79 triliun. Total liabilitas turun menjadi Rp 4,27 triliun hingga kuartal III 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 4,65 triliun.
Total aset bertambah menjadi Rp 13,99 triliun hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 12,4 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas sebesar Rp 1,53 triliun hingga 30 September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 1,2 triliun.