Liputan6.com, Jakarta - PT Bayan Resources Tbk (BYAN) memandang optimistis pada prospek batu bara tahun ini, Pandangan Ini disampaikan di tengah tren harga batu bara yang mulai landai tetapi relatif stabil dibandingkan tahun lalu yang sempat mencapai USD 400 per ton.
"Komoditi batu bara ada siklusnya naik turun, kuncinya adalah bagaimana menjaga ongkos produksi yang rendah. Sehingga apabila terjadi penurunan volatilitas maka berpengaruh ke revenue tapi dapat di manage dari waktu ke waktu,” kata Direktur PT Bayan Resources Tbk, Alexander Ery Wibowo dalam CNBC Economic Outlook, ditulis Rabu (1/3/2023).
Baca Juga
Dia menyebutkan, harga batu bara newcastle tahun ini diperkirakan berkisar USD 250–300 per ton dengan asumsi kondisi pasar normal atau tidak ada anomali yang sebabkan volatilitas harga kembali tinggi. Di sisi lain, Alex mengatakan permintaan batu bara akan meningkat, didukung pembukaan ekonomi China.
Advertisement
"Pasarnya batu bara Indonesia adalah China, kemudian negara Asean dan luar Asean seperti Bangladesh dan India.Khusus untuk reopening China, saya pikir ada impact tapi tidak terlalu besar. Artinya (kenaikan) 2022 karena ada anomali tertentu tapi trennya naik. Tapi (tahun ini) kami harap trennya tidak naik secara volatile, tapi secara perlahan jadi lebih sehat bagi buyers maupun produsen,” imbuh Alex.
Kendala Ketersediaan Alat Berat
Memang, diakui harga maupun supply-demand saat ini belum bisa diprediksi secara tepat. Artinya seberapa cepat pemulihan ekonomi di China dan perkembangan situasi ekonomi Eropa dan geopolitik Rusia—Ukraina masih menjadi hal yang perlu dicermati. Dari sisi produksi batu bara Indonesia untuk tahun ini juga disebut tidak ada kenaikan signifikan meski permintaan diperkirakan naik.
Salah satu yang menjadi kendala adalah ketersediaan alat berat. Di mana belakangan banyak pesanan alat berat yang tertunda karena produksi di beberapa negara terganggu.
"Jadi kami pelaku industri batu bara optimis pada tahun ini. Dalam arti produksi bisa tercapai, harga relatif stabil di kisaran yang banyak di prediksi yakni USD 250—300 per ton. Dan itu akan membantu ekonomi setempat baik untuk pembangunan infrastruktur di daerah-daerah karena tidak dapat dipungkiri, industri batu bara ini dari mulai prosuksi sampai pengiriman logistiknya banyak melibatkan masyarakat sekitar,” ujar Alex.
Advertisement
Dua Anak Usaha Bayan Resources Akhiri Izin Usaha Tambang di Kalimantan Timur, Ini Alasannya
Sebelumnya, PT Bayan Resources Tbk (BYAN) mengumumkan pengakhiran izin usaha pertambangan dua anak usahanya yang beroperasi di Kalimantan Timur.
Pada 21 Februari 2023, PT Mahakam Bara Energi (PT MBE) dan PT Mahakam Energi Lestari (PT MEL), anak usaha yang dimiliki secara tidak langsung oleh perseroan, telah menerima salinan Keputusan Gubernur Kalimantan Timur tentang pengakhiran izin usaha tambang dan eksplorasi masing-masing pada Juli 2018 dan 16 Juli 2018. Keputusan pengakhiran tersebut diterbitkan saat PT MBE dan PT MEL sedang dalam periode suspensi tahap kegiatan eksplorasi.
Di mana persetujuan suspensi juga diterbitkan oleh Gubernur Kalimantan Timur dengan periode suspensi yang diberikan mulai 1 Juli 2015 dan beberapa kali diperpanjang, masing-masing hingga 22 Juli 2020 dan 23 Juli 2020.
Dengan berakhirnya periode suspensi tersebut, PT MBE dan PT MEL telah mengajukan permohonan perpanjangan suspensi kepada Gubernur Kalimantan Timur.
Mengingat ada peralihan kewenangan pengelolaan pertambangan mineral dan batu bara dari pemerintah daerah provinsi ke pemerintah pusat, PT MBE dan PT MEL melanjutkan proses permohonan perpanjangan suspensi tahap kegiatan eksplorasi tersebut kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral hingga saat ini.
"Permohonan perpanjangan suspensi diajukan sehubungan dengan belum diperolehnya perizinan dari instansi lainnya yang diperlukan untuk melakukan kegiatan tambang di wilayah hutan," ungkap Sekretaris Perusahaan Bayan Resources Tbk, Jenny Quantero dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (22/2/2023).
Tidak Berdampak Material
Berdasarkan laporan sumber daya dan cadangan tambang batu bara open cut (JORC) per 1 April 2022, cadangan batu bara yang dimiliki oleh PT MNE dan PT MEL adalah nihil serta lokasi wilayah pertambangan berada di wilayah kehutanan.
PT MBE dan PT MEL memutuskan untuk tidak melanjutkan kegiatan penambangan di wilayah pertambangannya. Sehingga PT MBE dan PT MEl tidak akan melakukan upaya hukum terhadap keputusan pengakhiran yang dikeluarkan oleh Gubernur Kalimantan Timur tersebut.
"Dengan adanya keputusan pengakhiran dan tidak dilakukannya upaya hukum atas penerbitan beleid tersebut, maka PT MBE dan PT MEL tidak lagi memiliki izin usaha pertambangan yang berlokasi di Kalimantan Timur masing-masing seluas 5.000 hektar,” imbuh Jenny.
Lebih lanjut, tidak ada dampak material yang timbul terhadap kegiatan operasional, kondisi keuangan dan kelangsungan usaha perseroan.
Advertisement