Smartfren Bakal Perluas Pemerataan 4G di Indonesia

PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) akan memperluas pemerataan jaringan 4G di Indonesia pada 2023. Ada beberapa lokasi yang akan jadi prioritas perseroan.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 10 Mar 2023, 07:02 WIB
Diterbitkan 10 Mar 2023, 07:02 WIB
Smartfren Telecom Perluas Pemerataan 5G di Indonesia
PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) sudah cover 288 kabupatan/kota di Indonesia untuk jaringan 5G. (Foto: Smartfren)

Liputan6.com, Yogyakarta - PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) bakal perluas pemerataan jaringan 4G di berbagai daerah Indonesia pada 2023.

VP Network Operations Smartfren, Agus Rohmat mengungkapkan di Sumatera, hanya Bengkulu yang masih belum terjangkau 4G. Selain itu, menurut Agus ada beberapa lokasi yang bakal jadi prioritas dalam pemerataan jaringan 4G.

“Kalimantan tinggal Kalimantan Tengah, Sulawesi tinggal Sulawesi Tengah dan Tenggara," kata Agus pada konferensi pers di Yogyakarta, Kamis (9/3/2023). 

Saat ini, Smartfren sudah mengcover 288 kabupaten kota di Indonesia untuk jaringan 4G. Sedangkan untuk Indonesia bagian timur Smartfren masih melakukan analisis bisnis.

"Ambon dan Papua, secara potensi bisnis dan komitmen terhadap pemerintah, hal ini sedang kami analisis secara mendalam," tutur Agus. 

Demi memperluas kekuatan jaringan 4G, Smartfren bakal menggunakan 50 persen belanja modal pada 2023 untuk membangun BTS di berbagai lokasi. 

“Salah satu penambahan jaringan itu kita anggarkan tentu saja ada beberapa untuk BTS, Core Network, dan 5G. Untuk penambahan BTS kita sudah ada angkanya, sekitar 50 persen dari Capex untuk BTS,” pungkas Agus.

 

 

Strategi Smartfren Rambah Pasar 5G di Indonesia

BTS Smartfren di BSD, Tangsel.
Foto: BTS Smartfren di BSD, Tangerang Selatan. (Foto: Corpcomm Smartfren).

Sebelumnya, VP Network Operations  PT Smartfren Telecom Tbk (FREN), Agus Rohmat mengungkapkan upaya Smartfren dalam merambah pasar 5G di Indonesia. Saat ini, Smartfren jadi salah satu operator di Indonesia yang belum memiliki jaringan 5G.

"Kita sudah Uji Kelayakan Operasi (ULO) dan mendapat Surat Keterangan Layak Operasi (SKLO) kita pun dituntut komitmennya oleh pemerintah untuk penggelaran 5G. Itu sudah ada di bisnis plan kita tahun ini. Kita lagi matangkan skenarionya seperti apa,” kata Agus kepada wartawan di Yogyakarta, ditulis Jumat (10/3/2023). 

Agus menyebut untuk tahap-tahap awal 5G, Smartfren tidak akan memberikan layanannya pada pengguna, melainkan melihat dari kegunaan dan fokus kepada B2B.  

"Tentu saja kita tidak akan serta merta lari ke konsumen karena ekosistemnya belum siap dan lebih ke B2B. Mungkin use case yang akan kita coba ke Sinarmas Group dulu karena ekosistem mereka banyak," jelas Agus. 

Agus menambahkan Smartfren kemungkinan bakal memberikan layanan 5G untuk sektor-sektor seperti pendidikan, Rumah Sakit, Factory, Mining, hingga kesehatan. Selain itu, Smartfren juga berencana menggunakan Capex tahun ini untuk mulai menjajaki 5G. 

Smartfren juga bakal memprioritaskan daerah-daerah yang belum pernah tercover 5G untuk tahap awal jika sudah mulai merambah konsumen. 

"Kalau kita mau 5G sih justru plan kita dari daerah yang benar-benar baru seperti daerah wisata yang belum ada coverage dari kita," pungkas Agus.

 

Smartfren Bakal Realisasikan 50 Persen Capex untuk Bangun BTS

BTS Smartfren di Tuban, Jawa Timur
BTS Smartfren di Tuban, Jawa Timur (Foto: Smartfren).

Sebelumnya, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) berencana bakal menggunakan dana Capital Expenditure (Capex) atau belanja modal pada 2023 untuk sejumlah ekspansi bisnis pada 2023. 

VP Network Operations Smartfren, Agus Rohmat mengungkapkan ekspansi bisnis tahun ini akan fokus pada penguatan jaringan dengan berinvestasi untuk penambahan BTS, Core Network hingga 5G. 

“Salah satu penambahan jaringan itu kita anggarkan tentu saja ada beberapa untuk BTS, Core Network, dan 5G. Untuk penambahan BTS kita sudah ada angkanya, sekitar 50 persen dari Capex untuk BTS,” ujar Agus dalam konferensi pers di Yogyakarta, ditulis Jumat, (10/3/2023).

Agus menambahkan, tidak menargetkan berapa jumlah BTS pada 2023, tetapi perusahaan ingin memiliki investasi yang seimbang dalam penguatan jaringan yang dapat mendorong pertumbuhan untuk sektor-sektor potensial Smartfren. 

“Kita tidak targetkan jumlah BTS karena seiring jumlah traffic jadi tidak harus sekian karena seiring meningkatnya traffic kalau market share tercapai, maka jumlah BTS juga tercapai yang pasti investasi akan jalan terus karena tanpa investasi kita enggakbisa grow up,” jelas Agus. 

Sejak tahun lalu Smartfren dari sisi pertumbuhan kapasitas dan cover pengembangan jaringan secara nasional telah melakukan ekspansi sekitar 12 persen. Meskipun berencana menggunakan 50 persen dari Capex untuk BTS, Agus masih belum mengungkapkan target keseluruhan pembangunan BTS pada 2023.

Prioritas Daerah

Smartfren
Proses optimasi BTS yang dilakukan Smartfren. (Foto: Smartfren)

Beberapa daerah yang diprioritaskan Smartfren dalam pembangunan BTS tahun ini yaitu Bengkulu, Kalimantan tengah, Palu, dan Kendari. 

“Bengkulu itu kita akan masuk di Q3 atau Q4. Kemudian Kalteng, itu sekarang lagi proses analisis bisni, kalau secara analisis masuk, di Q3 dan Q4 akan masuk ke Kalteng. Di Palu itu Q4 kita akan masuk, tapi kalau Kendari masih agak lama,” tutur Agus. 

Adapun perkiraan jumlah BTS yang dibutuhkan di masing-masing wilayah tersebut minimal 20 BTS, tetapi semakin potensial, ada kemungkinan untuk terus menambah jumlah BTS. 

“Yang dibutuhkan harusnya di atas 20 BTS, minimal di atas 20. Tentu saja ke depannya kita akan mulai dari yang potensial. kalau growth-nya bagus, baru kita akan tambah terus,” pungkas Agus. 

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik
Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya