Wall Street Kompak Menghijau, Saham Meta hingga Amazon Topang Indeks Nasdaq

Wall street menanjak pada penutupan perdagangan Rabu, 29 Maret 2023 dengan indeks Nasdaq catat kenaikan terbesar 1,8 persen.

oleh Agustina Melani diperbarui 30 Mar 2023, 06:44 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2023, 06:44 WIB
Wall Street Menguat pada Perdagangan Saham Rabu 29 Maret 2023
Wall street menguat pada perdagangan saham Rabu, 29 Maret 2023. (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan saham, Rabu, 29 Maret 2023. Wall street melesat ditopang kenaikan saham teknologi yang membantu Nasdaq menguat.

Selain itu, kekhawatiran terhadap sektor keuangan berkurang sehingga beri sentimen positif untuk pasar. Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melonjak 323,35 poin atau 1 persen ke posisi 32.717,60. Indeks S&P 500 menanjak 1,4 persen ke posisi 4.027,81. Indeks Nasdaq bertambah 1,8 persen ke posisi 11.926,24. Demikian mengutip dari CNBC, Kamis (30/3/2023).

Saham teknologi besar juga menguat. Saham Meta dan Netflix bertambah lebih dari 2 persen, dan Apple ditutup naik hampir 2 persen. Saham Amazon melambung lebih dari 3 persen.

Saham Micron naik lebih dari 7 persen setelah produsen chip tersebut membukukan angka fiskal kuartal II, meskipun perusahaan membukukan penurunan persediaan senilai USD 1,4 miliar. Saham naik karena komentar dari eksekutif kalau masalah inventaris membaik. Nama semikonduktor lainnya mengikuti Micron. Saham Nvidia naik 2 persen, sedangkan AMD bertambah 1,6 persen.

Saham Bank Regional Menguat

Saham bank regional naik dengan SDPR S&P Regional Banking ETF (KRE) naik sekitar 1 persen. Saham-saham bank besar antara lain Citigroup dan Goldman Sachs juga menguat. Imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun naik tipis menjadi 3,57 persen. Imbal hasil obligasi bertenor 2 tahun menguat menjadi 4,09 persen.

Rata-rata indeks acuan jatuh pada perdagangan Selasa pekan ini karena beberapa investor khawatir pada suku bunga yang lebih tinggi dapat menyebabkan ekonomi resesi, bahkan ketika wall street mencoba melewati krisis perbankan regional pada Maret 2023.

“Setiap hari sesuatu yang tidak rusak adalah hari yang baik,” ujar Presiden Riset Yardeni, Ed Yardeni.

Ia menambahkan, reruntuhan Silicon Valley Bank mungkin merupakan terobosan terbesar dan terakhir pada sektor ini yang membantu memberikan kepercayaan kepada investor kalau the Fed memiliki kendali untuk membatasi penularan lebih lanjut.

“Pasar terus menunggu sesuatu yang lain untuk ditembus, tetapi Silicon Valley Bank adalah sesuatu itu,” kata dia.

11 Sektor Saham S&P 500 Menguat

Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas

Di sisi lain, 11 sektor saham S&P 500 menguat sehingga mendorong indeks reli. Sektor saham tersebut dipimpin sektor saham informasi teknologi yang naik 1,9 persen, sektor saham real estate bertambah 1,7 persen. Sektor saham perawatan kesehatan yang jadi beban, naik 0,1 persen.

Sektor saham semikonduktor dan teknologi besar berkontribusi besar pada kenaikan indeks Nasdaq. Saham Amazon naik hampir 3 persen. Saham Apple, Nvidia, Microsoft, Meta, Salesforce, dan Netflix naik lebih dari masing-masing 1 persen.

Saham Micron menguat meski kinerja kuartalan yang mengecewakan mendorong sektor semikonduktor bergerak di zona positif. Saham Micron naik 6 persen, sedankan saham Marvell Technology, Intel dan Lam Research masing-masing naik 4 persen.

Saham Semiconductor dan Qualcomm naik lebih dari 2 persen, sedangkan saham Advanced Micro Devices naik 1,4 persen. Sektor teknologi informasi S&P 500 naik 1,6 persen, sedangkan jasa komunikasi bertambah 1 persen.

Penutupan Wall Street 28 Maret 2023

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Sebelulmnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan saham Selasa, 28 Maret 2023. Koreksi wall street di tengah kenaikan imbal hasil obligasi.

Dikutip dari CNBC, Rabu (29/3/2023), indeks Nasdaq melemah 0,45 persen ke posisi 11.716,08. Indeks S&P 500 merosot 0,16 persen ke posisi 3.971,27. Indeks Dow Jones terpangkas 37,83 poin atau 0,12 persen ke posisi 32.394,25.

Imbal hasil obligasi naik. Imbal hasil obligasi Amerika Serikat tenor 2 tahun kembali naik di atas 4 persen memberikan tekanan pada saham dan emiten teknologi pada khususnya. Kenaikan suku bunga membuat keuntungan pada masa depan seperti yang dijanjikan  perusahaan berkembang menjadi kurang menarik.

“Untuk hari kedua berturut-turut, suku bunga naik, dan pasar dipimpin oleh sektor yang lebih sensitif secara ekonomi yakni energi dan industri,” ujar Global Market Strategist Invesco, Brian Levitt dikutip dari CNBC.

Ia menambahkan, saham teknologi termasuk yang tertinggal yang sering terjadi saat suku bunga naik. “Untuk saat ini, investor tampaknya melihat melampaui tantangan di sektor keuangan dan menyadari pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat terus bertahan,” kata dia.

Kekhawatiran tentang krisis di antara bank-bank regional Amerika Serikat telah diredakan sebagian berkat upaya pembuat kebijakan untuk mengatasi tantangan itu. Ketakutan investor kalau suku bunga lebih tinggi dapat mendorong ekonomi ke dalam resesi kembali menjadi fokus.

Namun, saham bank tergelincir pada Selasa menyusul sidang kontroversial di Komite Perbankan Senat. Tiga regulator teratas masing-masing mengatakan mendukung aturan yang lebih ketat untuk bank dengan aset lebih dari USD 100 miliar.

Pergerakan wall street mengikuti sesi perdagangan yang bervariasi pada Senin, 27 Maret 2023. Investor berjuang untuk memperpanjang kenaikan pasar pekan lalu, tetapi saham teknologi berada di bawah tekanan.

 

Saham Jasa Komunikasi Tertekan

Wall Street
Pedagang bekerja di New York Stock Exchange, New York, 10 Agustus 2022. (AP Photo/Seth Wenig, file)

Indeks Dow Jones bertambah 194,55 poin atau 0,6 persen. Indeks S&P 500 menguat 0,16 persen. Indeks Nasdaq susut 0,47 persen seiring saham teknologi yang melemah.

Sementara itu, saham jasa komunikasi mendorong indeks S&P 500 melemah seiring kenaikan imbal hasil obligasi AS. Hal tersebut menekan saham teknologi dan perusahaan bertumbuh lainnya.

Sektor saham itu susut 1,3 persen yang diikuti informasi teknologi melemah 1,1 persen. Saham Fox dan Match Group memimpin koreksi sehingga menekan sektor saham jasa komunikasi dengan masing-masing turun lebih dari 2 persen. Saham perusahaan teknologi besar antara lain Alphabet dan Meta masing-masing tergelincir lebih dari 1 persen.

Sedangkan indeks Dow Jones tertekan karena saham bank yang merosot. The SDPR S&P Regional Bank ETF turun 1 persen. Saham JPMorgan, Goldman Sachs dan Citigroup susut lebih dari 1 persen.

Saham Signature Bank dan SVB Financial Kembali Diperdagangkan

Di sisi lain, saham Signature Bank dan SVB Financial kembali diperdagangkan di bursa pada Selasa, 28 Maret 2023. Saham telah dihentikan untuk diperdagangkan setelah disita oleh regulator pada awal bulan ini.

SVB Financial yang telah ajukan kebangkrutan, kini diperdagangkan hanya dengan 27 sen per saham. Pada 9 Maret 2023, saham ditutup USD 106 per saham, sebelum bank ditutup. Signature Bank diperdagangkan sekitar 10 sen per saham turun dari USD 70 sebelum penutupan.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya