Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Central Asia (BBCA) Tbk kembali menghadirkan Kredit Multiguna Usaha (KMU) Kartini khusus bagi pengusaha maupun usaha yang dikelola oleh perempuan. Program dengan bunga spesial mulai dari 3,21 persen per tahun ini mulai ditawarkan pada April sekaligus untuk memperingati Hari Kartini pada 21 April.
Direktur BCA John Kosasih mengatakan, program ini merupakan bentuk women empowerment dan komitmen nyata BCA terhadap peran dan kontribusi perempuan dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia, khususnya di sektor UMKM.
Baca Juga
"KMU Kartini menawarkan suku bunga spesial dengan berbagai macam pilihan skema dan tenor angsuran. Untuk skema kredit angsuran, nasabah dapat menikmati suku bunga sampai dengan fixed 5 tahun. Terdapat tiga pilihan suku bunga mulai dari 3,21 persen, 6,21 persen, dan 7,21 persen," kata John dalam keterangan resminya, ditulis Sabtu (22/4/2023).
Advertisement
Selain itu, nasabah juga dapat mengajukan kredit dengan tenor hingga 20 tahun. Untuk skema kredit non angsuran, BCA menawarkan suku bunga sebesar 7,21 persen fixed 1 tahun. Promo suku bunga KMU Kartini ini hanya berlaku hingga 30 Juni 2023.
Menurut ia, KMU merupakan solusi mudah yang ditawarkan BCA untuk berbagai kebutuhan usaha. Tidak hanya modal kerja, KMU juga untuk menunjang kegiatan investasi, baik aktiva tetap berwujud maupun tidak berwujud, pengembangan usaha, berbagai biaya dan kewajiban usaha, serta kebutuhan lainnya yang terkait dengan usaha.
Melalui penawaran spesial KMU Kartini, diharapkan dapat mempermudah para pelaku usaha perempuan untuk mendapatkan modal kerja dan memenuhi kebutuhan usaha lainnya dengan suku bunga spesial.
Nasabah dapat mendaftarkan program KMU Kartini melalui kantor cabang terdekat atau secara elektronik dalam bentuk e-form di situs BCA.
Komisaris dan Direksi BCA Kompak Beli Saham BBCA Sebelum Pembagian Dividen
Sebelumnya, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mengumumkan perubahan porsi pemegang saham oleh komisaris dan direksi.
Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (28/3/2023), total saham yang ditransaksikan yakni 1.227.047 lembar saham senilai Rp 10,37 miliar. Seluruh transaksi dilakukan secara bersamaan pada 27 Maret 2023 dengan harga transaksi Rp 8.449,26 per lembar. Tujuan transaksi yakni untuk investasi jangka panjang dengan status kepemilikan saham langsung.
Direktur Utama BCA, Jahja Setiaatmadja tercatat membeli 807.763 lembar saham senilai 6,82 miliar. Usai transaksi, Jahja kini menggenggam 40.818.853 lembar saham BBCA atau setara 0,03 persen dari sebelumnya 40.011.090 lembar dengan persentase yang relatif sama yakni 0,03 persen.
Selanjutnya Direktur BCA, Haryanto Tiara Budiman melakukan pembelian 215.403 lembar saham BBCA senilai 1,82 miliar. Usai transaksi, Haryanti mengempit 561.695 lembar saham BBCA dari sebelumnya 346.292 lembar dengan persentase yang juga relatif sama yakni 0 persen.
Direksi BCA lainnya, John Kosasih dilaporkan membeli 223.096 lembar saham BBCA senilai Rp 1,88 miliar. Kepemilikan John usai transaksi menjadi 504.861 lembar dari sebelumnya 281.765 lembar. Jumlah saham itu setara 0 persen baik sebelum maupun setelah transaksi.
Terakhir, Komisaris Bank Central Asia Tonny Kusnadi membeli 180.785 lembar saham BBCA senilai Rp 1,53 miliar. Setelah transaksi, kepemilikan saham oleh Tonny naik menjadi 7.087.982 lembar dari sebelumnya 6.907.197 lembar. Jumlah saham itu setara 0,01 persen, baik sebelum maupun setelah transaksi.
Advertisement
BCA Tebar Dividen Rp 170 per Saham, Simak Jadwalnya
Sebelumnya, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) akan membagikan dividen tunai Rp 20,95 triliun untuk periode tahun buku 2022. Dividen tersebut setara dengan Rp 170 per saham.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, ditulis Selasa (21/3/2023), pembagian dividen tersebut sesuai dengan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada16 Maret 2023.
Adapun rincian pembagian dividen BBCA tersebut, yakni jumlah dividen untuk tahun buku 2022 sebesar Rp 205 per saham atau setara dengan Rp 25,27 triliun. Lalu, jumlah dividen interim sebesar Rp 35 per saham atau setara Rp 4,31 triliun dan jumlah dividen yang dibayarkan Rp 170 per saham atau setara Rp 20,95 triliun.
Sementara itu, hingga 31 Desember 2022, laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk sebanyak Rp 40,73 triliun, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya Rp 198,13 triliun serta total ekuitas senilai Rp 221,18 triliun.
Jadwal
- Cum dividen di pasar reguler dan negosiasi: 28 Maret 2023
- Ex dividen di pasar reguler dan negosiasi: 29 Maret 2023
- Cum dividen di pasar tunai: 30 Maret 2023
- Ex dividen di pasar tunai: 31 Maret 2023
- Recording date: 30 Maret 2023
- Pembayaran Dividen: 14 April 2023
Sebelumnya, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) memutuskan membagikan dividen tunai sebesar Rp 205 per saham untuk tahun buku 2022. Angka dividen tersebut meningkat 41,4 persen dibandingkan dividen tunai yang dibagikan untuk tahun buku 2021.
"Sehubungan dengan laba bersih perseroan selama tahun buku 2022 yang sebesar Rp 40,7 triliun, RUPST memutuskan penggunaan laba bersih perseroan antara lain untuk dibagikan sebagai dividen tunai sebesar Rp 205 per saham, meningkat 41,4 persen dibandingkan dividen tunai yang dibagikan untuk tahun buku 2021," kata Presiden Direktur Bank Central Asia atau BCA Jahja Setiaatmadja dalam keterangan resminya, Kamis, 16 Maret 2023.
Dividen Rp 205 Sudah Termasuk Dividen Interim
Dividen tunai tersebut sudah termasuk dividen interim tunai tahun buku 2022 sebesar Rp 35 per saham yang telah dibayarkan oleh perseroan kepada para pemegang saham pada 20 Desember 2022, sehingga sisa yang akan dibayarkan perseroan pada tanggal yang akan ditetapkan oleh direksi perseroan adalah sebesar Rp170 per saham.
"Kami berterima kasih atas kepercayaan nasabah serta dukungan dari seluruh stakeholders, termasuk pemerintah dan otoritas perbankan, sehingga BCA dapat menutup tahun 2022 dengan kinerja yang solid," kata dia.
Meskipun menghadapi ketidakpastian perekonomian global, BCA melihat momentum bisnis di Indonesia kembali bertumbuh. Hasil keputusan RUPST, termasuk pembagian dividen tunai ini, merupakan komitmen Perseroan untuk senantiasa memberikan nilai tambah yang berkesinambungan kepada pemegang saham.
"Seiring dengan prospek pertumbuhan ekonomi nasional yang positif, kami optimistis atas prospek bisnis ke depan dan melangkah secara pruden di tahun 2023, sekaligus konsisten mendukung pemulihan ekonomi di berbagai sektor,” kata Jahja Setiaatmadja.
Advertisement