Bursa Saham Asia Beragam Jelang Keputusan Bank Sentral Australia

Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Selasa, 2 Mei 2023. Investor menanti hasil keputusan bank sentral Australia.

oleh Agustina Melani diperbarui 02 Mei 2023, 10:00 WIB
Diterbitkan 02 Mei 2023, 10:00 WIB
Bursa Saham Asia Pasifik Menguat pada Perdagangan Selasa 2 Mei 2023
Bursa saham Asia Pasifik sebagian besar lebih tinggi pada perdagangan Selasa (2/5/2023) usai libur Hari Buruh Internasional. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik sebagian besar lebih tinggi pada perdagangan Selasa (2/5/2023) usai libur Hari Buruh Internasional.

Dikutip dari CNBC, investor akan mengamati dengan cermat keputusan suku bunga Reserve Bank of Australia atau Bank Sentral Australia jika akan melanjutkan kenaikan suku bunga setelah mempertahankan suku bunga acuan stabil di 3,6 persen pada pertemuan April 2023.

Di Australia, indeks ASX 200 melemah 0,2 persen karena saham keuangan memimpin kerugian menjelang keputusan bank sentral Australia. Indeks Nikkei 225 jepang hapus keuntungan sebelumnya dengan melemah tipis. Indeks Topix terpangkas 0,35 persen.

Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,6 persen seiring tingkat inflasi Amerika Serikat melambat ke level terendah dalam 14 bulan di posisi 3,7 persen. Indeks Kosdaq naik 1,34 persen.

Indeks Hang Seng Hong Kong menguat tipis 0,1 persen, sedangkan indeks Hang Seng teknologi melonjak 0,25 persen. Sementara itu, bursa saham China libur pada perdagangan Selasa pekan ini.

Di bursa saham Amerika Serikat, wall street melemah setelah JPMorgan Chase mengambil alih First Republic Bank setelah kegagalan bank terbesar di negara itu sejak 2008.

Kesepakatan itu terjadi pada pekan yang penting bagi wall street menjelang pertemuan keputusan suku bunga bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve (the Fed).

Indeks Dow Jones melemah 0,14 persen, indeks S&P 500 melemah 0,04 persen dan indeks Nasdaq terpangkas 0,11 persen.

Di sisi lain, Hong Kong mencatat pertumbuhan ekonomi 2,7 persen pada kuartal I 2023. Hal tersebut disampaikan Chief Executive John Lee saat konferensi pers pada perdagangan Selasa pekan ini. Ekonomi kontraksi 4,2 persen pada kuartal terakhir 2022 dibandingkan tahun lalu.

“Meskipun angka ekspor kuartal pertama masih turun, ekonomi China terus tumbuh pesat dan pemulihan kapasitas penerbangan Hong Kong semakin cepat,” ujar Lee.

Lee yakin ekonomi Hong Kong pada kuartal II 2023 akan lebih baik dari kuartal I 2023. “Ekonomi tahun ini akan lebih baik dari tahun lalu,” tutur dia.

Penutupan Wall Street pada 1 Mei 2023

Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat atau wall street kompak tertekan pada perdagangan saham Senin, 1 Mei 2023. Indeks Dow Jones melemah pada awal pekan ini setelah penyitaan aset First Republic oleh pemerintah pada akhir pekan dan bank dijual kepada JPMorgan Chase.

Dikutip dari CNBC, Selasa (2/5/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones merosot 46,46 poin atau 0,14 persen ke posisi 34.051,70. Indeks S&P 500 melemah 0,04 persen menjadi 4.167,87. Indeks Nasdaq susut 0,11 persen menjadi 12.212,60.

Saham JPMorgan Chase naik 2,1 persen setelah menjadi pemenang lelang untuk First Republic. Bank besar itu akuisisi semua simpanan pemberi pinjaman First Republic yang bermasalah dan “sebagian besar aset”. Kesepakatan ini membuat JPMorgan Chase yang telah menjadi salah satu bank terbesar di Amerika Serikat akan menjadi lebih besar lagi.

CEO JPMorgan Chase Jamie Dimon menuturkan, kesepakatan itu menyelesaikan sebagian besar kejatuhan di sektor perbankan yang telah dimulai sejak keruntuhan tiba-tiba Sillicon Valley Bank pada Maret 2023.

“Hanya ada begitu banyak bank yang offside dengan cara ini. Mungkin ada satu lagi bank yang lebih kecil, tapi ini menyelesaikan semuanya, bagian dari krisis ini sudah berakhir,” ujar dia.

Jamie Dimon memberitahukan kepada pemegang saham melalui telepon setelah kesepakatan diumumkan. CEO Infrastructure Capital Management Jay Hatfiel mewaspadai kesepakatan pengambilalihan dapat meredam kejatuhan lebih lanjut di antara saham-saham bank regional.

“Saya tidak akan terkejut jika tidak ada lagi serangan terhadap bank regional, oleh short seller. Terutama tidak begitu banyak selama musim laba, tetapi saat kita memasuki Mei dan Juni, dan saat orang mencari shorts untuk melakukan lindungi nilai,” ujar dia.

 

Sentimen First Republic Bank

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Ia menuturkan, saat ini AS hadapi krisis utang yang menjulang. “Jadi saya akan terkejut jika kami tidak memiliki beberapa bank lain yang diserang terutama dengan kenaikan suku bunga the Fed dan memberikan tekanan luar biasa pada sistem keuangan dengan mempertahankan kurva imbal hasil jadi berbalik tajam,” Hatfield menambahkan.

SDPR S&P Regional Bank ETF (KRE) tergelincir pada perdagangan Senin, 1 Mei 2023 menurun lebih dari 2 persen. Saham Zions Bancorp turun 3,7 persen dan saham PacWest anjlok 10,6 persen.

First Republic melaporkan pekan lalu simpanan anjlok lebih dari 40 persen pada kuartal I 2023 memicu penurunan lebih lanjut pada saham yang sudah tertekan. Saham First Republic telah turun 97 persen sejak awal tahun. Saham dihentikan pada perdagangan Senin, 1 Mei 2023.

 

Investor Menanti Laporan Keuangan Perusahaan Besar Lainnya

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Di sisi lain, investor melihat beberapa perusahaan besar yang merilis laba pekan ini. Raksasa teknologi Apple, Qualcomm, dan AMD dijadwalkan untuk mengumumkan hasil kuartalan mereka.

Runtuhnya First Republic dan potensi kejatuhan apa pun menambah ketegangan menjelang keputusan suku bunga the Fed pada Rabu pekan ini. Bank sentral sebagian besar diprediksi akan menaikkan suku bunga sekali lagi sebelum berhenti.

Sementara itu, saham Berkshire Hathaway’s class B naik 0,7 persen ke posisi tertinggi dalam 52 minggu di USD 331,28. Saham kelas A juga naik untuk hari ketiga berturut-turut setelah ditutup di atas USD 500.000 pada perdagangan Jumat untuk pertama kalinya sejak April 2022.

Edward Jones menilai, konglomerat Warren Buffett cenderung ungguli rekan-rekan di sektor jasa keuangan selama pasar melemah. Saham Berkshire telah naik lebih dari 7 persen pada 2023. Sedangkan sektor keuangan S&P 500 turun lebih dari 2 persen karena krisis perbankan. Adapun rapat pemegang saham tahunan Berkshire berlangsung pada Sabtu ini di Omaha, Nebraska.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya