Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang rawan koreksi pada perdagangan Kamis (30/1/2025). IHSG akan menguji posisi 7.097-7.140.
IHSG melemah 0,92 persen ke posisi 7.166 dan masih didominasi oleh tekanan jual pada perdagangan Jumat, 24 Januari 2025.
Advertisement
Baca Juga
“Dalam jangka pendek, kami perkirakan IHSG rawan untuk terkoreksi kembali untuk menguji rentang 7.097-7.140,” Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, dalam catatannya.
Advertisement
Ia menuturkan, IHSG selama masih mampu berada di atas 7.079 sebagai support terdekat, IHSG berpeluang kembali menguat ke 7.341-7.420 membentuk bagian dari wave ©. Herditya mengatakan, IHSG akan berada di level support 7.079,6.931 dan level resistance 7.341,7.450.
Sementara itu, Analis RHB Sekuritas Indonesia, Muhammad Wafi menuturkan, IHSG terlihat melakukan koreksi dari resistance garis moving average (MA) 200 dan breakdown support garis MA50 dengan volume rendah.
“Selama di bawah garis MA50, IHSG berpeluang untuk kembali melakukan koreksi dan menguji support garis MA20,” kata dia.
Wafi mengatakan, jika mampu kembali breakout garis MA50, IHSG berpeluang untuk kembali rebound dan menguji resistance garis MA200.
“Range pergerakan IHSG saat ini berada di kisaran 7.100-7.300,” kata dia.
Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, IHSG berpotensi melemah terbatas dengan level support dan level resistance di level 7.155-7.220. “Ruang penguatan terbuka, tetapi hati-hati volatilitas pasar setelah pertemuan the Fed,”demikian seperti dikutip.
Rekomendasi Saham
Untuk rekomendasi saham hari ini, Herditya memilih saham PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), dan PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC).
Sedangkan Wafi memilih saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT Astra Otoparts Tbk (AUTO), dan PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA).
Rekomendasi Teknikal
Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:
1.PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) - Buy on Weakness
Saham BULL menguat 3,03% ke 136 dan masih didominasi oleh volume pembelian, pergerakannya pun masih cenderung berada di fase uptrendnya. "Kami perkirakan, posisi BULL saat ini sedang berada di awal wave (iii) dari wave [c]," ujar Herditya.
Buy on Weakness: 129-133
Target Price: 140, 146
Stoploss: below 124
2.PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) - Spec Buy
Saham INDF menguat 0,67% ke 7.550 tetapi masih disertai tekanan jual. Herditya perkirakan, INDF saat ini berada pada pola triangle untuk membentuk wave d dari wave (b) dari wave [ii].
Spec Buy: 7.450-7.525
Target Price: 7.625, 7.700
Stoploss: below 7.375
3.PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) - Buy on Weakness
Saham ITMG terkoreksi 0,28% ke 26.325 dan masih didominasi tekanan jual. "Posisi ITMG saat ini diperkirakan berada pada bagian dari wave b dari wave (b) dari wave [e]," kata dia.
Buy on Weakness: 25.600-26.225
Target Price: 26.900, 27.250
Stoploss: below 24.975
4.PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) - Buy on Weakness
Saham MEDC terkoreksi 1,78% ke 1.105 disertai dengan munculnya volume penjualan. Herditya menuturkan, selama masih mampu berada di atas 1.065 sebagai stoplossnya, posisi MEDC saat ini berada di awal wave (c) dari wave [y].
Buy on Weakness: 1.080-1.100
Target Price: 1.150, 1.240
Stoploss: below 1.065
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement
Kinerja IHSG pada 20-24 Januari 2025
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik tipis pada periode 20-24 Januari 2025. Sentimen global seperti pelantikan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (25/1/2025), IHSG naik 0,16 persen menjadi 7.166,05. Penguatan IHSG terbatas dari pekan lalu. Pada periode 13-17 Januari 2025, IHSG naik 0,93 persen ke posisi 7.154,65.
Sementara itu, kapitalisasi pasar bursa turun 0,08 persen menjadi Rp 12.462 triliun dari Rp 12.472 triliun pada pekan lalu. Rata-rata frekuensi transaksi harian bursa terpangkas 9,46 persen menjadi 1,27 juta kali transaksi dari 1,40 juta kali transaksi pada pekan lalu.
Selama sepekan, investor asing jual saham Rp 919,91 miliar. Pada pekan lalu, investor asing beli saham Rp 247,45 miliar. Sepangang 2025, investor membukukan aksi jual Rp 3,61 triliun.
Sementara itu, kenaikan terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian bursa selama sepekan dengan naik 6,9 persen menjadi Rp 12,45 triliun. Pekan lalu, rata-rata nilai transaksi harian bursa tercatat Rp 11,64 triliun.
Rata-rata volume transaksi harian bursa menguat 5,23 persen menjadi 18,43 miliar saham dari 17,51 miliar saham pada pekan lalu.
Mayoritas sektor saham menghijau selama sepekan. Sektor saham infrastruktur memimpin kenaikan dengan naik 2,27 persen. Sektor saham teknologi bertambah 1,81 persen, sektor saham consumer siklikal menguat 1,26 persen, sektor saham energi mendaki 0,99 persen.
Lalu sektor saham consumer nonsiklikal menanjak 0,67 persen, sektor saham transportasi dan logistik naik 0,57 persen dan sektor saham keuangan bertambah 0,41 persen.
Sementara itu, sektor saham basic materials susut 0,44 persen, sektor saham industri terpangkas 1,76 persen, dan sektor saham perawatan kesehatan melemah 1,05 persen. Sektor saham properti dan real estate terperosok 2,63 persen.
Kata Analis
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, selama sepekan IHSG naik tipis 0,16 persen dipengaruhi sejumlah faktor. Pertama, pemangkasan suku bunga Bank Indonesia ke posisi 5,75 persen. Kedua, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, dan kini berada di posisi 16.170.
“Ketiga ada revisi Devisa Hasil Ekspor, di mana akan diberlakukan 100 persen pada Maret 2025,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
Herditya menambahkan, keempat yakni pelantikan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Donald Trump diperkirakan cenderung moderat dalam perlakukan kebijakan proteksionismenya.
“Untuk sepekan ke depan, hari perdagangan cenderung singkat dan kami perkirakan IHSG masih rawan terkoreksi dengan level support 7.079 dan resistance 7.237,” kata dia.
Adapun sentimen yang pengaruhi IHSG antara lain rilis data manufaktur China, FOMC Meeting dan libur tahun baru Imlek.
Advertisement