Tunggu Restu Pemegang Saham, Telkom Siap Spin Off IndiHome

Emiten telekomunikasi pelat merah, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) akan melakukan pemisahan tidak murni (spin-off) segmen usaha IndiHome kepada Telkomsel.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 28 Mei 2023, 13:48 WIB
Diterbitkan 28 Mei 2023, 13:48 WIB
Tunggu Restu Pemegang Saham, Telkom Siap Spin Off Indihome
Telkom akan meminta persetujuan para pemegang saham untuk melakukan spin off saat Rapat Umum Pemegang Saham pada 30 Mei 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Emiten telekomunikasi pelat merah, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) akan melakukan pemisahan tidak murni (spin-off) segmen usaha IndiHome kepada Telkomsel. Untuk mewujudkan hal tersebut Telkom akan meminta persetujuan para pemegang saham saat Rapat Umum Pemegang Saham pada 30 Mei 2023.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (28/5/2023), rencana tersebut bertujuan mempertahankan daya saing dan keunggulan Telkom Indonesia dalam menghadapi persaingan usaha di sektor telekomunikasi Indonesia serta meningkatkan kualitas layanan yang diberikan kepada pelanggan. 

Dengan demikian, perseroan berencana menggabungkan layanan fixed broadband dan mobile broadband (selular) Perseroan ke dalam satu entitas bisnis melalui pemisahan segmen usaha IndiHome kepada entitas anak perseroan, yaitu Telkomsel. 

"Selain itu, pemisahan segmen usaha IndiHome kepada Telkomsel diharapkan juga dapat mengakselerasi proses pemerataan layanan broadband bagi masyarakat di seluruh wilayah Indonesia," tulis Manajemen Perseroan, dikutip Minggu (28/5/2023).

Sementara itu, pemisahan dilakukan berdasarkan nilai valuasi segmen usaha IndiHome yang disepakati sebesar Rp 58,24 triliun dan nilai valuasi Telkomsel yang disepakati sebesar Rp 319,35 triliun. 

Sehubungan dengan hal tersebut, pemisahan atas segmen usaha IndiHome akan diselesaikan melalui penerbitan saham baru oleh Telkomsel kepada perseroan dengan nilai konversi per saham sebesar Rp1.749.246.864 atau 1,74 miliar.

Bersamaan dengan pemisahan, Singtel juga memutuskan untuk turut melakukan penyertaan modal dengan melakukan setoran secara tunai kepada Telkomsel dengan menggunakan valuasi Telkomsel yang sama dengan yang dijadikan acuan pada saat perseroan melakukan pemisahan yaitu sebesar Rp 2.713.081.886.064 atau 2,71 triliun.

Dengan demikian, setelah tanggal efektif pemisahan kepemilikan saham perseroan di Telkomsel menjadi sebesar 69,9 persen dan kepemilikan saham Singtel di Telkomsel menjadi 30,1 persen. Sebelumnya, kepemilikan saham Singtel di Telkomsel sebesar 35 persen dan Telkom memiliki 65 persen saham Telkomsel. 

 

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Nilai Valuasi

Indihome
Indihome (sumber: Indihome)

"Sebagai bagian dari pemisahan yang akan dilakukan oleh perseroan, perseroan dan Telkomsel juga akan melakukan transaksi terkait berupa penyediaan infrastruktur, perangkat, layanan profesional dan kapasitas jaringan pendukung serta pemberian layanan fixed broadband core dan IT system dari perseroan guna menunjang kegiatan operasional segmen usaha IndiHome kedepannya serta menyediakan layanan transisi hingga Telkomsel dapat menyelenggarakan segmen usaha IndiHome secara mandiri," tulisnya.

Rencana transaksi merupakan transaksi material yang mengandung transaksi afiliasi bagi perseroan sehingga memerlukan persetujuan dari pemegang saham Independen dalam RUPS berdasarkan Pasal 6 ayat (1) huruf (d) dan Pasal 14 POJK  17/2020 dan Pasal 4 ayat (1) huruf (d) POJK 42/2020. 

Adapun, nilai rencana transaksi, yang terdiri atas nilai valuasi segmen usaha IndiHome yang disepakati sebesar Rp 58,24 triliun nilai kontrak wholesale agreement (WSA) sebesar Rp18,74 triliun. Lalu, nilai kontrak Transisi Fixed Broadband Core (TSA 1) sebesar Rp 495,97 miliar dan nilai kontrak Transisi IT System (TSA 2) sebesar Rp 489,26 miliar.


Bidik Pertumbuhan Pelanggan, Telkom Indonesia Perkuat Bisnis FMC

Telkom Indonesia.
PT Telkom Indonesia Tbk (Telkom).

Sebelumnya, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) membidik pertumbuhan jumlah pelanggan melalui Fixed Mobile Convergence (FMC) atau gabungan dua teknologi yang berbeda antara teknologi seluler dan Wi-Fi menjadi satu bentuk layanan yang terintegrasi dalam satu ponsel. 

"Kita fokus ke enterprise dan solution, untuk awal perwakilan wilayah akan fokus ke consumer. Sampai akhir tahun ini Telkom Indonesia menargetkan FMC bisa menggaet hingga 1 juta pelanggan. Bukan dari yang baru tapi dari cross selling yang di dalam," kata Corporate Communication and Investor Relation Telkom Ahmad Reza saat ditemui di Jakarta, Kamis (25/5/2023).

Dalam kesempatan yang sama, VP Investor Relations Telkom Indonesia Edwin Sebayang menegaskan, pelaksanaan FMC ini bertujuan untuk efisiensi belanja modal (capital expenditure/capex) dan biaya operasional (operational expenditure/opex).

Dengan demikian, dia memproyeksikan dalam lima tahun mendatang belanja modal perusahaan bisa dipangkas sekitar 10 persen. Sehingga, belanja modal yang dibutuhkan perseroan berpotensi turun menjadi 22 persen dari total pendapatan perusahaan.

Di sisi lain, ia juga optimis EBITDA maupun pendapatan setiap tahunnya bisa meningkat seiring efisiensi. "Harapan kami adalah kenaikan daripada ebitda ataupun revenue setiap tahunnya,” imbuhnya.

 

 


Jelang RUPS Telkom Indonesia Usul Bagi Dividen hingga 80 Persen dari Laba Bersih

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom)
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom)/Istimewa.

Emiten telekomunikasi BUMN, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) mengusulkan pembagian dividen tunai dengan rasio sekitar 70 sampai dengan 80 persen dari laba bersih tahun berjalan 2022.

Kepastian pembagian dividen ini akan disampaikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang akan digelar pada 30 Mei 2023. 

VP Investor Relations Telkom Indonesia Edwin Sebayang menyatakan, rasio pembagian dividen telah disesuaikan dengan kondisi kas yang kuat seiring penurunan utang perusahaan.

"Karena kita kan punya cash kuat, lalu juga kita punya utang semakin turun," kata Edwin di sela Media Gathering, Kamis (25/5/2023).

Di sisi lain, ia juga berharap terdapat kenaikan EBITDA maupun pendapatan setiap tahunnya. "Harapan kami adalah kenaikan daripada ebitda ataupun revenue setiap tahunnya,” kata dia.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya