Wall Street Semringah, Investor Kembali Lirik Saham Teknologi Angkat Indeks Nasdaq

Wall street kompak menghijau pada perdagangan saham Selasa, 27 Juni 2023 dengan indeks Nasdaq catat kenaikan terbesar.Hal ini seiring investor kembali ke saham teknologi.

oleh Agustina Melani diperbarui 28 Jun 2023, 06:51 WIB
Diterbitkan 28 Jun 2023, 06:50 WIB
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melambung pada perdagangan saham Selasa, 27 Juni 2023. (Foto:Unsplash/Aditya Vyas)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melambung pada perdagangan saham Selasa, 27 Juni 2023. Indeks Dow Jones menguat pada perdagangan Selasa pekan ini untuk pertama kalinya dalam tujuh hari karena wall street bersiap untuk akhir semester I 2023.

Selain itu, investor kembali ke saham teknologi. Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melonjak 212 ,03 poin atau 0,63 persen ke posisi 33.926,74. Indeks S&P 500 naik 1,15 persen ke posisi 4.378,41. Indeks Nasdaq bertambah 1,65 persen ke posisi 13.555,67. Demikian mengutip laman CNBC, Rabu (28/6/2023).

Saham teknologi dan kecerdasan buatan yakni Nvidia, Meta dan Microsoft menguat pada perdagangan saham Selasa pekan ini kembali berbalik arah dari aksi jual. Penguatan sejumlah saham teknologi itu mengangkat indeks Nasdaq. Saham konsumen dan perjalanan juga menguat. Saham Delta Air Lines melambung 6,8 persen, seiring kerek panduan kinerja keuangannya.

Namun, di tengah reli wall street, saham Walgreens melemah 9,3 persen setelah memangkas panduan laba setahun penuh dan melaporkan laba yang lebih lemah dari perkiraan.

Di sisi lain, wall street menilai kumpulan data ekonomi baru yang menandakan ketahanan meskipun ada kekhawatiran akan resesi. Data barang tahan lama secara tak terduga meningkat, sementara kepercayaan konsumen meningkat lebih dari yang diharapkan pada Juni. Penjualan rumah baru juga melampaui harapan.

“Semua yang kami dengar tahun ini ada resesi yang tertunda, tetapi kenyataannya ekonomi berada pada pijakan yang kokoh dan kemungkinan resesi menurun dengan setiap data ekonomi,” ujar Chief Market Strategist Carson Group, Ryan Detrick.

Selain itu, pada perdagangan Jumat menandai akhir kuartal II dan paruh pertama 2023. Indeks Nasdaq naik 10,9 persen sejak awal April dan 29,5 persen pada 2023. Menuju semester pertama, kinerja indeks Nasdaq mencatat performa terbaik dalam 40 tahun. Hal ini seiring saham teknologi merosot pada 2022. Indeks S&P 500 dan Dow Jones masing-masing naik 6,6 persen dan 2 persen.

Sepanjang Juni 2023, indeks S&P 500 dan Nasdaq ditutup hampir 5 persen lebih tinggi. Sedangkan indeks Dow Jones bertambah 3,1 persen.

Penutupan Wall Street pada 26 Juni 2023

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi spesialis Michael Pistillo (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street anjlok pada perdagangan saham Senin, 26 Juni 2023. Indeks Nasdaq jatuh pada awal pekan seiring investor melakukan aksi jual saham teknologi dan minggu perdagangan terakhir semester pertama.

Dikutip dari CNBC, Selasa (27/6/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Nasdaq merosot 1,16 persen ke posisi 13.335,78. Indeks S&P 500 terpangkas 0,45 persen ke posisi 4.328,82. Indeks Dow Jones melemah 12,72 poin atau 0,04 persen ke posisi 33.714,71.

 

Kemunduran saham raksasa teknologi berkontribusi besar pada penurunan taham indeks Nasdaq. Saham Nvidia, Alfabet, dan Meta merosot lebih dari 3 persen. Saham Tesla merosot 6 persen seiring Goldman Sachs menurunkan peringkat produsen mobil listrik dengan alasan hambatan harga.

“Pasar sedang dalam proses mencerna. Saham teknologi memimpin, terutama dipimpin oleh saham-saham teknologi berkapitalisasi besar dan Nasdaq 100,” ujar CEO 50 Park Investments, Adam Sarhan.

Sarhan menuturkan, koreksi terlihat sehat setelah reli yang signifikan di wall street selama saham menahan diri dari aksi jual yang terlihat pada 2022.

 

Saham Teknologi Pulih

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Director of Trading Floor Operations Fernando Munoz (kanan) saat bekerja dengan pialang Robert Oswald di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street jatuh ke zona bearish setelah indeks Dow Jones turun 20,3% dari level tertingginya bulan lalu. (AP Photo/Richard Drew)

Saham teknologi telah pulih pada 2023 setelah sulit pada 2022 karena investor bertaruh pada janji kecerdasan buatan dan harapan untuk akhiri kebijakan pengetatan suku bunga bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed). Rotasi kembali ke nama-nama saham bertumbuh atau growth stock telah angkat indeks Nasdaq 27,4 persen, dan menempatkannya pada kinerja terbaik sejak 1983.

Segmen lain dari pasar juga berada di jalur untuk paruh pertama bahkan setelah reli pasar terhenti pekan lalu, dan rata-rata indeks hentikan rentetan kenaikan mingguan. Indeks S&P 500 naik 12,7 persen, sedangkan indeks Dow Jones bertambah 1,7 persen.

Pekan terakhir Juni relatif ringan untuk laporan ekonomi. Pada pekan ini ada rilis indeks pengeluaran konsumsi pribadi pada Mei. Kemudian laporan kinerja laba perusahaan dari Walgreens, Boots Alliance pada perdagangan Selasa pekan ini, dan Nike pada Kamis pekan ini.

Pelaku pasar juga memantau situasi di Rusia menyusul pemberontakan singkat oleh kelompok militer swasta Wagner selama akhir pekan. Ketidakpastian tentang situasi di sana dapat membuat pasar gelisah.

 

Penutupan Wall Street pada 23 Juni 2023

Wall Street
Pedagang bekerja di New York Stock Exchange saat Ketua Federal Reserve Jerome Powell berbicara setelah mengumumkan kenaikan suku bunga di New York, Amerika Serikat, 2 November 2022. (AP Photo/Seth Wenig)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan saham Jumat, 23 Juni 2023. Wall street catat kinerja mingguan yang lesu setelah reli dalam beberapa bulan terakhir.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (24/6/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melemah 219,28 poin atau 0,65 persen menjadi 33.727,43. Indeks S&P 500 tergelincir 0,77 persen ke posisi 4.348,33. Indeks Nasdaq susut 1,01 persen ke posisi 13.492,52.

Tiga indeks acuan melemah pada pekan ini. Indeks S&P 500 merosot 1,4 persen, dan mengakhiri kenaikan selama lima minggu berturut-turut. Indeks Nasdaq terpangkas 1,4 persen, dan hentikan kenaikan dalam delapan minggu dan membukukan kinerja mingguan terburuk sejak Maret. Indeks Dow Jones merosot 1,7 persen, dan akhiri kinerja positif dalam tiga minggu.

“Investor pasti menunjukkan ketakutan baru akan resesi Amerika Serikat, serta resesi global. Tingkat inflasi tetap tinggi dan kebijakan the Federal Reserve (the Fed) tetap menjadi narasi investor,” ujar CEO AXS Investments Greg Bassuk, dikutip dari laman CNBC.

Koreksi terjadi lebih luas dengan lebih dari 400 saham di S&P 500 berada di wilayah negatif. Sektor saham teknologi informasi menjadi penghambat terbesar, turun lebih dari 1 persen, terutama saham Nvidia merosot 1,9 persen.

Sementara itu, saham Goldman Sachs melemah setelah CNBC melaporkan perseroan kemungkinan hadapi penurunan nilai besar-besaran untuk akuisisi perusahaan fintech Greensky pada 2021. Saham Goldman Sachs melemah 1,5 persen dan bebani indeks Dow Jones.

Sebaliknya, saham CarMax melonjak 10 persen setelah perusahaan ritel mobil bekas melebihi ekspektasi pendapatan kuartal pertama.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya