Liputan6.com, Jakarta - PT Indika Energy Tbk (INDY) rupanya tak main-main garap pasar kendaraan listrik dalam negeri. Teranyar, perusahaan mengumumkan pembentukan dua anak usaha sekaligus yang bergerak pada bisnis kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).
Pada 7 Juni 2023, anak-anak usaha Indika Energy, yaitu PT Kalista Nusa Armada (KNA) dan PT Solusi Mobilitas Indonesia (SMI), telah mendirikan dua perusahaan yang bernama PT Kalista Rotom Orbita (KRO) dan PT Kalista Soter Hastia (KSH).
Baca Juga
"Penyertaan saham KNA dan SMI dalam KRO dan KSH merupakan kelanjutan langkah Perseroan secara grup untuk melakukan ekspansi usaha di sektor kendaraan listrik, khususnya di pasar Business-to-Business di Indonesia," ungkap Sekretaris Perusahaan Indika Energy, Adi Pramono dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Rabu (12/7/2023).
Advertisement
KRO akan melakukan kegiatan usaha penyewaan kendaraan listrik roda dua, perdagangan sepeda motor baru, bekas, suku cadang dan aksesorisnya, serta pengoperasian instalasi penyediaan tenaga listrik. Modal yang disetor pada perusahaan ini senilai Rp 15 miliar. Rinciannya, 99,99 persen atau senilai Rp 14,99 miliar oleh KNA dan sisanya 0,007 persen atau senilai Rp 1 juta oleh SMI.
Sedangkan KSH akan melakukan kegiatan usaha penyewaan kendaraan listrik roda empat, perdagangan mobil baru, bekas, suku cadang dan aksesorisnya, serta penjualan tenaga listrik. Modal yang disetor pada KSH yakni senilai Rp 37,5 miliar. Rincianya, KNA sebagai pemilik mayoritas atau 99,99 persen senilai Rp 37,5 miliar, dan sisanya 0,003 persen atau senilai Rp 1 juta oleh SMI.
Anak Usaha Indika Energy Kucurkan Pinjaman USD 7,4 Juta
Sebelumnya, PT Indika Energy Tbk (INDY) melalui anak usahanya Indika Capital Pte Ltd (ICPL) mengucurkan pinjaman kepada PT Energi Makmur Buana (EMB) untuk modal kerja.
Pinjaman tersebut sebesar USD 4,7 juta atau sekitar Rp 70,64 miliar (asumsi kurs rupiah 15.031 per dolar Amerika Serikat). Indika Capital Pte Ltd telah menandatangani perjanjian pinjaman antar perusahaan dengan PT Energi Makmur Buana pada 28 Juni 2023.
“Fasilitas pinjaman yang dalam perjanjian pinjaman antar perusahaan ini digunakan untuk modal kerja dan pembiayaan kegiatan operasional lainnya di EMB,” tulis Sekretaris Perusahaan PT Indika Energy Tbk, Adi Pramono.
Pinjaman tersebut berjangka waktu lima tahun dengan bunga 8,4 persen per tahun. Adapun penalty wanprestasi sebesar 2 persen dari jumlah pinjaman. “Pada saat tenor berakhir, dengan opsi pembayaran kembali lebih awal,” tulis Adi.
Adapun ICPL merupakan anak perusahaan terkendali sepenuhnya secara tidak langsung oleh Indika Energy, sedangkan EMB adalah anak perusahaan yang dimiliki perseroan secara tidak langsung sebesar 51 persen.
Transaksi ini merupakan transaksi afiliasi yang membutuhkan pendapat kewajaran berdasarkan pada POJK 42/2020.
“Laporan pendapat kewajaran telah diterbitkan oleh Kantor Jasa Penilai Publik Iskandar&Rekan, penilai independent terdaftar di OJK, dalam laporan pendapat kewajaran Nomor 00233/2.0118-00/BS/02/0596/I/VI/2023 tertanggal 16 Juni 2023 dengan pendapat wajar,” tulis Adi.
Transaksi ini bukan merupakan transaksi benturan kepentingan sebagaimana dimaksud dalam POJK 42/2020, karena tidak memerlukan persetujuan pemegang saham independen.
“Transaksi ini bukan merupakan transaksi material sebagaimana didefinisikan dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 17/POJK.04/2020 mengenai transaksi material dan perubahan kegiatan usaha utama,” tulis Adi.
Pada penutupan perdagangan Selasa, 27 Juni 2023, saham INDY naik 0,53 persen ke posisi Rp 1.910 per saham.
Advertisement
Genjot Bisnis Kendaraan Listrik, Indika Energy Bikin Anak Usaha Baru
Sebelumnya, PT Indika Energy Tbk (INDY) melalui anak usahanya, PT Solusi Mobilitas Indonesia (SMI) dan PT Indika Energy Infrastructure (IEI), telah mendirikan perusahaan yang bernama PT Kalista Nusa Armada (KNA) pada 11 Mei 2023.
Sekretaris Perusahaan Indika Energy Adi Pramono mengatakan, Kalista Nusa Armada akan melakukan kegiatan usaha di bidang kendaraan listrik. Selain itu, SMI menjadi pemegang saham pengendali KNA dengan kepemilikan 99,99 persen dan sisanya dipegang oleh IEI.
"Penyertaan saham SMI dan IEI dalam KNA merupakan kelanjutan langkah Perseroan secara grup untuk melakukan ekspansi usaha di sektor kendaraan listrik, khususnya di pasar Business – to -Business di Indonesia," kata Adi dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, dikutip Selasa, 16 Mei 2023.
Kalista Nusa Armada akan melakukan kegiatan usaha penyewaan kendaraan listrik roda dua, roda empat atau lebih, perdagangan sepeda motor baru, bekas, suku cadang dan aksesorinya, serta pengoperasian instalasi penyediaan tenaga listrik.
Sebelumnya, PT Indika Energy Tbk (INDY) mengumumkan kinerja perusahaan untuk tahun buku 2022 yang berakhir pada 31 Desember 2022. Pada periode tersebut, Indika Energyberhasil membukukan kinerja positif baik dari sisi pendapatan maupun laba bersih.
Melansir laporan keuangan dari keterbukaan bukan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (29/3/2023), Indika energy berhasil membukukan pendapatan sebesar USD 4,33 miliar atau sekitar Rp 65,43 triliun (kurs Rp 15.094 per USD). Pendapatan itu naik 41,24 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar USD 3,07 miliar.
Bersamaan dengan itu, beban pokok pendapatan naik menjadi USD 2,88 miliar dari USD 2,15 miliar pada 2021. Sehingga perseroan memperoleh laba kotor USD 1,45 miliar, masih naik 58,02 persen dari USD 918,12 jua pada 2021.
Kinerja Keuangan
Pada periode tersebut, perseroan juga mencatatkan bagian laba bersih entitas asosiasi sebesar USD 31,17 juta, amortisasi aset tidak berwujud USD 136,07 juta. Lalu beban penjualan, umum, dan administrasi USD 240,73 juta, pendapatan investasi USD 9,3 juta, beban keuangan USD 103,53 juta, beban pajak final USD 8,88 juta, perubahan nilai wajar utang kontinjensi USD 46,27 juta, dan beban lain-lain USD 38,02 juta, dari rincian tersebut, perseroan membukukan laba sebelum pajak sebesar USD 1,01 miliar.
Setelah dikurangi beban pajak, perseroan membukukan laba tahun berjalan sebesar USD 510,78 juta atau sekitar Rp 7,71 triliun. Laba ini naik 706,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar USD 63,32 juta. Adapun laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar USD 452,67 juta atau sekitar Rp 6,83 triliun.
Laba ini naik 684,27 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD 57,72 juta. Sehingga laba per saham dasar juga ikut naik menjadi USD 0,0869 dari sebelumnya USD 0,0317.
Dari sisi aset perseroan sampai dengan Desember 2022 turun tipis menjadi USD 3,59 miliar dari USD 3,69 miliar pada akhir 2021. Liabilitas ikut susut menjadi USD 2,25 miliar dari USD 2,81 miliar pada 2021. Sedangkan ekuitas hingga akhir Desember 2022 naik menjadi USD 1,34 miliar dari USD 883,71 miliar pada akhir 2021.
Advertisement