Wall Street Beragam, Saham Tesla hingga Netflix Bebani Indeks Nasdaq

Wall street bervariasi pada perdagangan saham Kamis, 20 Juli 2023. Indeks Dow Jones lanjutkan kenaikan selama sembilan hari, tetapi indeks Nasdaq anjlok karena saham Tesla hingga Netflix.

oleh Agustina Melani diperbarui 21 Jul 2023, 06:42 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2023, 06:41 WIB
Wall Street Beragam, Saham Tesla hingga Netflix Bebani Indeks Nasdaq
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan saham Kamis, 20 Juli 2023. (AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan saham Kamis, 20 Juli 2023. Indeks Dow Jones mencatat penguatan untuk sembilan hari berturut-turut setelah hasil laba lebih baik dari perkiraan dari Johnson & Johnson.

Kenaikan indeks Dow Jones selama sembilan hari berturut-turut adalah kemenangan beruntun harian terbaik Dow Jones sejak 2017. Namun, wall street tertekan setelah penurunan laba dari Netflix dan Tesla.

Dikutip dari CNBC, Jumat (21/7/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones bertambah 163,97 poin atau 0,47 persen ke posisi 35.225,18. Indeks S&P 500 tergelincir 0,68 persen ke posisi 4.534,87. Indeks Nasdaq anjlok 2,05 persen ke posisi 14.063,31.

Indeks Dow Jones menguat didukung kinerja saham blue-chip. Saham Johnson & Johnson melonjak 6 persen setelah perseroan menaikkan panduan setahun penuh dengan mencatat hasil kuartalan yang melampaui prediksi wall street.

Selain itu, perusahaan asuransi Travelers juga mengalahkan perkiraan analis untuk kinerja kuartalan sehingga meningkatkan saham.

Namun, kinerja laba tidak merata dan menyeret indeks S&P 500 dan indeks Nasdaq ke zona merah. Saham Netflix susut lebih dari 8 persen setelah raksasa streaming itu membukukan pendapatan yang jauh dari perkiraan analis.Harapan tinggi telah dongkrak saham hampir 50 persen pada 2023.

Sementara itu, saham Tesla anjlok 9,7 persen. Pada Rabu melam, CEO Tesla Elon Musk dan eksekutif lainnya menuturkan, produksi kendaraan akan melambat selama kuartal III seiring penutupan untuk perbaikan pabrik.

Kinerja Perusahaan di S&P 500

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Director of Trading Floor Operations Fernando Munoz (kanan) saat bekerja dengan pialang Robert Oswald di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street jatuh ke zona bearish setelah indeks Dow Jones turun 20,3% dari level tertingginya bulan lalu. (AP Photo/Richard Drew)

Di sisi lain, perusahaan dalam S&P 500 yang telah melaporkan laba sejauh ini mencapai 74 persen telah melampaui harapan, demikian data FactSet. Kekuatan laba perusahaan telah menciptakan optimisme untuk soft landing bagi perekonomian.

“Meskipun jumlah prognosticator bear market telah menipis mengingat kinerja pasar yang mengesankan, masih ada kontingen yang telah melihat tren baru-baru ini tidak lebih dari reli pasar bearish,” ujar Brian Belski dari BMO Capital Markets.

Sementara itu, 20 saham di indeks S&P 500 menyentuh level tertinggi pada perdagangan Kamis waktu setempat, dan 11 di antaranya mencapai posisi tertinggi sepanjang masa. Tiga dari 20 adalah produsen pembangun rumah, dan mencatatkan rekor tertinggi pada satu titik. Salah satu juga ada di indeks Dow Jones.

Koreksi di saham consumer discreationary di indeks S&P 500 pada pekan ini belum cukup untuk hapus keuntungan dari awal bulan.

Sektor consumer discreationary mencatat kinerja terburuk dari 11 sektor indeks saham dengan penurunan hampir 2,5 persen. Sementara itu, indeks S&P 500 naik 0,7 persen selama sepekan.

Namun, penurunan ini belum cukup untuk menutupi kenaikan sektor ini pada awal bulan. Sektor tersebut masih naik sekitar 0,5 persen secara bulanan.

Kinerja Indeks Dow Jones dan Nasdaq

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Adapun indeks Dow Jones mampu kalahkan indeks Nasdaq 100 pada Kamis, 20 Juli 2023 dengan naik 2,5 persen. Persentase itu kesenjangan terlebar antara dua indeks sejak Februari 2022.

Kinerja kuartalan yang kuat dari Johnson & Johnson di mana raksasa perawatan kesehatan mengalahkan prediksi laba sehingga membantu kenaikan rata-rata saham blue-chip. Saham Johnson & Johnson naik 6 persen. Saham Goldman Sachs dan Boeing juga naik lebih dari 2 persen.

Sedangkan saham Tesla merosot 9 persen sehingga menekan indeks Nasdaq 100. Akan tetapi, indeks Nasdaq masih unggul pada 2023 meski indeks Dow Jones catat kenaikan dalam sembilan hari dan bukukan kenaikan terpanjang sejak September 2017. Indeks Dow Jones naik 6,4 persen pada 2023, dibandingkan kenaikan indeks Nasdaq 100 terbang 41 persen.

Penutupan Wall Street pada 19 Juli 2023

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Rabu, 19 Juli 2023 waktu setempat seiring musim laporan keuangan perusahaan. Di antara indeks saham acuan, indeks Dow Jones mencatat kenaikan beruntun terpanjang dalam hampir empat tahun.

Dikutip dari CNBC, Kamis (20/7/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melompat 109,28 poin atau 0,31 persen ke posisi 35.061,21. Indeks S&P 500 bertambah 0,24 persen menjadi 4.565,72. Indeks Nasdaq menanjak 0,03 persen ke posisi 14.358,02.

Indeks Dow Jones membukukan kenaikan dalam delapan hari berturut-turut, kemenangan beruntun terpanjang sejak September 2019.

Di sisi lain, Goldman Sachs mencatat laba belum sesuai harapan seiring kerugian di real estate. Goldman Sachs sebelumnya telah memperingatkan investor kalau kuartal tersebut kemungkinan akan hasilkan kinerja kurang baik. Saham Goldman Sachs naik hampir 1 persen.

Sementara itu, saham US Bancorp, JB Hunt masing-masing naik 6,5 persen dan 3,7 persen. Perusahaan besar lainnya yakni Netflix, Tesla, IBM, dan United Airlines akan merilis kinerja keuangan setelah penutupan perdagangan.

Sejauh ini, musim laporan keuangan kuartal II dimulai dengan awal yang kuat. Dari perusahaan di S&P 500 yang telah melaporkan kinerja keuangan, 78 persen telah melampaui harapan, menurut data FactSet. Bagi banyak investor, rentetan kenaikan baru-baru ini mendukung skenario soft-landing. Ini adalah prospek yang mendapatkan daya tarik setelah data inflasi yang menggembirakan pekan lalu.

"Laba bank lebih baik dari yang ditakuti dan mendorong krisis episodic. Sejauh ini soft landing akan terjadi,” ujar Head of Fixed Income and Trading DWS Group, George Catrambone.

“Komentari dari CEO mencerminkan apa yang dikatakan oleh grup penjualan ritel kepada kami, yang sebagoan besar pengeluarannya utuh, meski ada beberapa normalisasi kredit,” ia menambahkan.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya