Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik bervariasi dan sebagian besar menguat pada perdagangan Selasa (25/7/2023). Bursa saham Asia Pasifik sebagian menghijau setelah Politbiro China berjanji “menyesuaikan dan optimalkan kebijakan secara tepat waktu” untuk sektor properti yang sedang lesu.
Dikutip dari CNBC, Selasa (25/7/2023), Badan Pembuat Keputusan Utama Beijing juga berjanji untuk meningkatkan pekerjaan yang stabil ke tujuan strategis bersama dengan janji lain untuk meningkatkan konsumsi dan mengatasi risiko utang.
Baca Juga
Ini terjadi setelah data ekonomi China yang mengecewakan pekan lalu mendorong seruan baru untuk dukungan kebijakan guna mendorong pertumbuhan.
Advertisement
Indeks Hang Seng Hong Kong tampaknya bersiap rebound yang kuat setelah indeks susut lebih dari 2 persen pada Senin, 24 Juli 2023 terutama didorong saham properti. Indeks Hang Seng berjangka berada di posisi 19.189 dibandingkan penutupan terakhirnya di 18.668,15.
Di Jepang, indeks Nikkei 225 melemah 0,29 persen pada awal sesi perdagangan, sedangkan indeks Topix melemah. Indeks Kospi Korea Selatan mendatar. Indeks Kosdaq susut 0,32 persen. Koreksi ini terjadi setelah Korea Selatan melihat pertumbuhan tahun ke tahun 0,9 persen untuk produk domestik bruto (PDB) pada kuartal II, menurut perkiraan sebelumnya.
Indeks ASX 200 Australia memperpanjang kenaikan dari perdagangan Senin, 24 Juli 2023. Indeks ASX 200 naik 0,24 persen.
Di Amerika Serikat (AS), tiga indeks acuan wall street kompak menguat. Indeks Dow Jones catat kenaikan dalam 11 hari, terpanjang sejak Februari 2017. Indeks Dow Jones bertambah 0,52 persen. Indeks S&P 500 naik 0,40 persen dan indeks Nasdaq menanjak 0,19 persen.
Penutupan Bursa Saham Asia Pasifik pada 24 Juli 2023
Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Senin, 24 Juli 2023 seiring investor mencerna data ekonomi.
Dikutip dari CNBC, indeks Hang Seng anjlok 2,28 persen yang didorong saham real estate dan catat koreksi terbesar di wilayah tersebut.
Bursa saham China juga tertekan. Indeks Shanghai turun 0,11 persen ke posisi 3.164,16. Indeks acuan tersebut mencatat koreksi sebanyak lima kali dalam enam hari. Indeks Shenzhen terpangkas 0,58 persen ke posisi 10.747,79.
Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,72 persen ke posisi 2.628,53. Indeks Kosdaq melemah 0,5 persen, dan ditutup ke posisi 929,9.
Di Jepang, indeks Nikkei bertambah 1,23 persen ke posisi 32.700. Indeks Topix menguat 0,83 persen ke posisi 2.281,18. Aktivitas bisnis Jepang meluas dengan indeks purchasing managers dari au Jibun Bank tetap di 52,1.
Di Australia, indeks ASX 200 melemah ke posisi 7.306,4 setelah melihat PMI Juli berpotensi turun alami kontraksi untuk pertama kali sejak Maret.
Advertisement
Penutupan Wall Street pada 24 Juli 2023
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melesat pada perdagangan Senin, 24 Juli 2023. Indeks Dow Jones menguat dan membukukan kemenangan beruntun terpanjang sejak Februari 2017.
Kenaikan itu di tengah awal pekan yang mulai sibuk dengan laporan keuangan dan keputusan bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed).
Dikutip dari CNBC, Selasa (25/7/2023), indeks Dow Jones bertambah 183,55 poin atau 0,52 persen menjadi 35.411,24. Indeks Dow Jones catat penguatan 11 hari berturut-turut.
Indeks S&P 500 menguat 0,40 persen menjadi 4.554,64. Indeks Nasdaq menanjak 0,19 persen menjadi 14.058,87.
Saham energi memimpin kenaikan di indeks S&P 500 dengan sektor ini menanjak 1,7 persen setelah harga minyak dan bensin berjangka menyentuh level tertinggi pada Senin, 24 Juli 2023.
Saham Chevron naik 2 persen setelah raksasa produsen minyak itu melaporkan laba awal kuartal II yang disesuaikan pada Minggu, 23 Juli 2023 yang melampaui harapan analis.
Wall street terus menguat pada perdagangan Senin, 24 Juli 2023 bahkan setelah kenaikan indeks Dow Jones selama 10 hari. Saham blue chip Dow Jones naik 2,5 poin pada Jumat pekan lalu, dan menandai reli terpanjang sejak Agustus 2017.
Pada pekan ini, indeks S&P 500 naik 0,7 persen, sedangkan indeks Nasdaq melemah 0,6 persen.
“Sejauh ini tidak ada bukti resesi. Jadi selama tidak ada bukti resesi, dan menurut saya pasar mungkin akan terus mencair, orang-orang mengejar,” ujar Manajer Portofolio di Neuberger Berman, Steve Eisman dikutip dari laman CNBC.
Namun, beberapa pelaku pasar pada pekan ini hadapi laporan laba, antisipasi pertemuan kebijakan the Fed hingga September 2023, dapat menguji reli baru-baru ini. Pelaku pasar prediksi the Fed antisipasi dengan menaikkan suku bunga 25 basis poin pada akhir pertemuannya Rabu pekan ini.
Menanti Keputusan The Fed
Pelaku pasar akan mendengarkan komentar dari Ketua The Fed Jerome Powell untuk mengetahui posisi bank sentral apa yang terjadi selanjutnya ketika mencoba mengarahkan pendaratan lunak untuk perekonomian.
Di sisi lain, wall street antisipasi laba dari 150 perusahaan S&P 500 pekan ini, atau sekitar 30 persen dari indeks. Sejumlah rilis laporan keuangan dari raksasa perusahaan teknologi antara lain Alphabet, Microsoft, dan Meta. Selain itu, perusahaan industri dan raksasa produsen minyak juga akan rilis laporan keuangan.
Sedangkan dari data ekonomi, pelaku pasar akan memperhatikan indeks pengeluaran konsumsi pribadi, pengukur inflasi pilihan the Fed yang akan dirilis pada akhir pekan.
Adapun indeks Dow Jones memperpanjang reli terbarunya pada hari ke-11 dan berturut-turut pada Senin, 24 Juli 2023. Hal ini hanya terjadi enam kali sejak 1945 dengan kenaikan indeks selama 11 hari atau lebih berturut-turut, menurut cuitan dari Bespoke Investment Group yang dipimpin oleh salah satu pendiri Paul Hickey.
Bespoke mencatat, berdasarkan angka dan fakta, perang dunia II berakhir 78 tahun lalu, lonjakan Dow Jones selama rata-rata 11 hari terjadi kurang dari sekali setiap dekade.
Advertisement