Liputan6.com, Jakarta - Manajer Investasi PT STAR Asset Management (STAR AM) meluncurkan Reksa Dana Indeks STAR Infobank15 pada Senin, 31 Juli 2023 yang diselenggarakan di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI).
Reksa dana ini bisa dibeli mulai dari Rp 100 ribu saja. Produk ini hadir sebagai solusi cerdas bagi para investor yang ingin mendapatkan manfaat dari pertumbuhan sektor perbankan Indonesia tanpa terbebani dengan risiko volatilitas investasi tunggal.
Baca Juga
STAR Asset Management menyadari betapa signifikan dampak pandemi Covid-19 terhadap pasar modal Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Namun, seiring dengan berhasilnya penanganan Covid-19 di Indonesia, pasar modal tanah air telah mulai pulih, khususnya sektor perbankan yang menjadi salah satu sektor pendorong utama indeks saham di Indonesia.
Advertisement
Chief Investment Officer STAR AM, Susanto Chandra mengatakan, produk ini berisi berbagai macam jenis bank dari konvensional hingga bank digital. Produk investasi STAR Infobank15 memiliki bobot investasi terbesar pada saham-saham BBRI sebesar 18,3 persen, BMRI 17,1 persen, BBCA 10,5 persen dan BBNI 9,6 persen. Sehingga bobot investasi kepada 4 bank terbesar di Indonesia mencapai hampir 55 persen dari total portfolio.
"Kira-kira portofolio terbesar dari ini kalau dilihat dari sisi bank besar, BBRI, BMRI, BBCA, BBNI. Jika ada perubahan konstituen bakal diinformasikan seperti BJTM," kata Susanto saat ditemui di BEI, Senin (31/7/2023).
Chief Marketing Officer STAR Asset Management Hanif Mantiq mengatakan, Reksa Dana Indeks STAR Infobank15 ini tidak hanya dapat dibeli oleh investor institusi tetapi juga dapat dengan mudah dibeli oleh investor high net worth individual (HNWI) maupun ritel dengan langsung menghubungi STAR Asset Management.
Untuk Investor Ritel dan Institusi
Menurut ia, reksa dana indeks STAR Infobank15 merupakan salah satu instrumen investasi yang dapat dipertimbangkan terutama bagi Investor yang memiliki rencana investasi jangka panjang, karena reksa dana ini cenderung memberikan potensi lebih optimal dibandingkan instrumen investasi lainnya seperti saham.
“Tentu saja antusiasme terhadap produk ini baik dari klien. Bayangkan saja, per 30 Juni 2023, dalam 5 tahun terakhir, return index infobank15 mencapai 55 persen dibandingkan (Indeks Harga Saham Gabungan) IHSG sebesar 15 persen, cuan banget kan," kata dia.
Target Dana Kelolaan
Dengan demikian, ia menargetkan dana kelolaan dari reksa dana STAR Infobank15 bisa mencapai Rp 100 miliar pada 2023.
"Target dana kelolaan kami targetkan dari reksa dana STAR Infobank15 bisa Rp 100 miliar, semoga bisa naik Rp 500 miliar tahun depan, tahun depan lagi ditargetkan Rp 1 triliun," ujar nya.
Sementara itu, CEO STAR Asset Management, Reita Farianti menuturkan bahwa momentum equity telah pulih, terutama di sektor perbankan. Melihat kondisi ini, Reksa Dana STAR Infobank15 hadir untuk memungkinkan para investor berinvestasi di sektor perbankan tanpa harus khawatir dan repot memilih dan mempelajari setiap saham bank secara individual.
Dia bilang, dalam sejarahnya, Indeks Infobank15 telah menunjukkan kinerja yang lebih unggul dibandingkan dengan kinerja IHSG di BEI.
"Kami percaya bahwa produk baru ini akan memberikan nilai tambah bagi para investor dan membantu mereka meraih peluang di sektor perbankan yang menjanjikan," ujarnya.
Advertisement
KSEI Catat Pertumbuhan Investor Reksa Dana hingga Juni 2023
Sebelumnya, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatatkan pertumbuhan investor reksa dana 9,40 persen secara year to date. Hingga Juni 2023, single investor identification (SID) reksa dana menyentuh angka 10,5 juta.
Berdasarkan data KSEI, ditulis Jumat (21/7/2023), SID tersebut meningkat dari Mei 2023, pada periode tersebut SID reksa dana mencapai 10,34 juta.
Meski demikian, nilai asset under management (AUM) reksa dana hingga Juni 2023 turun sebesar 0,79 secara year to date atau menyentuh angka Rp 797,66 triliun. Pada periode Mei 2023, AUM reksa dana mencapai Rp 798,98 triliun.
Namun, nilai AUM hingga Juni 2023 tersebut terhitung mengalami pertumbuhan 0,04 persen dibandingkan pada 2022 sebesar Rp 797,31 miliar.
Jika melihat produk investasi, Discretionary Fund atau kontrak pengelolaan dana (KPD) menjadi penyumbang nilai terbesar, yakni Rp 245,34 triliun hingga Akhir Juni 2023.
Selain itu, reksa dana fixed income atau pendapatan tetap berada di posisi kedua dengan nilai Rp 151,94 triliun. Lalu, di posisi ketiga terdapat reksa dana terproteksi (capital protected fund) dengan total dana kelolaan Rp 105,32 triliun.
Keempat ada reksa dana saham dengan total dana kelolaan sebesar Rp 102,75 triliun. Selanjutnya, reksa dana pasar uang dengan total dana kelolaan Rp 77,17 triliun.
Komposisi kepemilikan investor institusi menyentuh 68,76 persen dari total nilai AUM. Sementara itu, investor individu menyentuh 31,24 persen dari total nilai AUM.
Nilai AUM reksa dana yang dikelola institusi asuransi mencapai Rp 176,98 triliun hingga Juni 2023, sedangkan institusi keuangan mengelola AUM reksa dana sebesar Rp 95,81 triliun pada Juni 2023 atau turun dari Rp 96,06 triliun pada Mei 2023. Lalu, nilai AUM reksa dana yang dikelola korporasi mencapai Rp 49,19 triliun.