Mirae Asset Sekuritas Ramal Tiga Sektor Saham Ini Bakal Dongkrak IHSG

Mirae Asset Sekuritas Indonesia menilai, tingkat mobilitas yang tinggi dan aktivitas masyarakat setelah pandemi COVID-19 dongkrak tiga sektor saham.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 15 Agu 2023, 17:53 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2023, 17:50 WIB
Mirae Asset Sekuritas Ramal Tiga Sektor Ini Bakal Dongkrak IHSG
PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia prediksi tiga sektor yaitu semen, otomotif, dan telekomunikasi akan menjadi pendorong pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia prediksi tiga sektor saham yaitu semen, otomotif, dan telekomunikasi akan menjadi pendorong pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Bahkan dapat melampaui pertumbuhan indeks hingga akhir tahun ini. 

Head of Research Team & Strategist Mirae Asset  Robertus Hardy mengatakan, tiga sektor beserta mayoritas perusahaan yang menjadi anggotanya (konstituen) diuntungkan dari naiknya tingkat mobilitas dan aktivitas ekonomi masyarakat pasca-pandemi tahun lalu. Dengan dorongan dari ketiga sektor saham pilihan itu, ia optimistis IHSG dapat menguat hingga 7.600 pada semester II 2023 sesuai prediksi Tim Riset Mirae Asset. 

"Ketiga sektor memiliki potensi return yang lebih tinggi dari IHSG yang saat ini langkahnya masih terbebani sektor komoditas. Mobilitas masyarakat utamanya akan mendorong pembelian mobil dan motor,” ujar Robertus dalam keterangan resminya, Selasa (15/8/2023).

Menurut ia, faktor lebih sedikitnya hari libur juga diyakini akan menaikkan volume penjualan semen, pun sektor telekomunikasi akan diuntungkan dengan semakin meluasnya ekspansi jaringan fixed broadband. 

Dia bilang, industri pendukungnya akan mengalami pertumbuhan yang signifikan tahun ini. Khusus motor, penjualan unit tahun ini diprediksi tumbuh lebih dari 30 persen dan diyakini akan tercapai mengingat pertumbuhan semester I 2023 mencapai 42,5 persen dibanding paruh pertama tahun lalu (YoY). 

Sektor Telekomunikasi

Di sektor telekomunikasi, ia menyebut, belanja komunikasi masyarakat diprediksi masih tumbuh meskipun tingkat pemakaian ponsel pintar di Indonesia sudah cukup tinggi. Potensi pertumbuhannya diprediksi masih cukup besar terutama karena operator telekomunikasi sedang menggodok konvergensi layanan fixed broadband dengan mobile data (Fixed Mobile Convergence/FMC). 

Di sektor semen, dia menilai, semakin pulihnya tingkat konsumsi masyarakat masih akan mendorong pertumbuhan sektor pendukung infrastruktur tersebut, ditambah dengan faktor turunnya harga komoditas dapat menguntungkan beberapa produsen bahan bangunan itu.  Bagi investor, Robertus merekomendasikan saham TLKM, ASII, dan INTP untuk dipertimbangkan.

“TLKM (Trading Buy, TP Rp 5.100 untuk 12 bulan ke depan), ASII (Buy, TP Rp 7.500), dan INTP (Buy, TP Rp 12.875),” ujarnya. 

Adapun lima saham lain yang masuk top picks Agustus adalah AKRA, ERAA, EXCL, MPMX, PRDA.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Mirae Asset Prediksi IHSG Sentuh 7.600 pada Semester II 2023

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat menguat hingga 7.600 pada semester II 2023. Hal itu dikarenakan ada pencabutan status pandemi COVID-19 dan minimnya dampak kenaikan suku bunga acuan AS (Fed Rate). 

Head of Investment Information Mirae Asset, Martha Christina mengatakan, investor tidak perlu mengkhawatirkan dampak dari kenaikan suku bunga the Fed yang diprediksi naik hingga 5,75 persen dari posisi saat ini 5 persen - 5,25 persen karena investasi asing di pasar saham dan obligasi Indonesia cukup terkendali.

"Tren kenaikan Fed Rate memang dapat memicu arus dana investor asing keluar dari negara berkembang termasuk Indonesia, tetapi dampaknya tidak akan besar karena saat ini porsi investor asing pada pasar saham dan pasar obligasi relatif rendah,” kata Martha dalam keterangan resminya, Senin (10/7/2023).

Dia mengatakan porsi transaksi investor asing pada transaksi harian pasar saham hanya 35 persen dan porsi kepemilikan investor asing pada surat berharga negara (SBN) rupiah hanya 15 persen. 

Angka itu terbilang rendah dibanding 45 persen dan 35 persen pada 10 tahun yang lalu ketika taper tantrum. Taper tantrum terjadi setelah pengurangan stimulus (tapering off) bank sentral AS pada 2013, yang memicu kenaikan nilai tukar dolar AS. 

Selain dicabutnya status pandemi dan minimnya dampak kenaikan suku bunga, dia mengatakan optimisme terhadap IHSG tersebut juga ditambah beberapa faktor lain.

 


Dampak Larangan Ekspor Nikel

IHSG Ditutup Menguat
Karyawan memfoto layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Faktor tersebut adalah nilai investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) yang tinggi, makroekonomi (terutama neraca berjalan dan cadangan devisa valas), potensi kenaikan tingkat produktivitas masyarakat, potensi kenaikan harga komoditas pertanian (soft commodities), dan valuasi IHSG yang relatif murah.

Menurut ia, FDI meroket setelah ada  larangan ekspor nikel. Untuk produktivitas masyarakat, dia mengatakan faktor yang memengaruhi adalah lebih sedikitnya hari libur yang dapat meningkatkan produktivitas minimal sebesar 10 persen. Di sisi komoditas, harga soft commodities (salah satunya CPO) diprediksi akan naik jika El Nino (kemarau) datang lebih awal daripada prediksi.

Untuk IHSG, dia mengatakan valuasi IHSG masih berada pada 13,6x dari nilai rasio harga saham per laba berdasarkan prediksi setahun penuh 2023 (23F P/E ratio). Angka itu masih lebih murah dibanding indeks saham utama negeri tetangga seperti FTSE Bursa Malaysia dan SET Thailand yaitu 13,4x dan 16,3x. 

"Terkait dengan optimisme tersebut, Mirae Asset memilih delapan saham yang menjadi pilihan utama yaitu AKRA, ASII, CPIN, ERAA, EXCL, MPMX, PRDA, dan TLKM,” pungkasnya.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya