Rekomendasi Saham BBNI Setelah Sentuh Rekor Tertinggi

Berikut rekomendasi saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) setelah menyentuh rekor. Yuk simak, ulasannya.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 02 Okt 2023, 17:29 WIB
Diterbitkan 02 Okt 2023, 17:29 WIB
Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI dengan kode saham BBNI sempat menyentuh level tertinggi sepanjang masa yakni Rp10.375 dalam sesi pertama perdagangan pada Jumat, 29 September 2023.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI dengan kode saham BBNI sempat menyentuh level tertinggi sepanjang masa yakni Rp10.375 dalam sesi pertama perdagangan pada Jumat, 29 September 2023. Lantas, bagaimana rekomendasi saham BBNI?

Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Roger MM mengatakan, prospek sektor perbankan secara umum masih cukup baik. Ini mengingat pertumbuhan kredit yang membaik pada Agustus di level 9,06 persen. Hal itu juga sejalan dengan target Bank Indonesia (BI) di kisaran 9-11 persen pertumbuhan kredit untuk tahun ini.

Dengan demikian, Roger merekomendasikan trading buy saham BBNI dengan target harga Rp 10.950 per saham.

"Kami memprediksi earning BBNI akan lebih baik pada semester II 2023,” ujar Roger kepada Liputan6.com, Senin (2/10/2023).

Pengamat Pasar Modal Desmond Wira mengatakan, prospek saham BBNI masih dalam fase kenaikan menjelang stock split. 

"Untuk yang trading jangka pendek, bisa profit taking menjelang dekat stock split. Untuk yang investasi jangka panjang, masih bisa simpan seiring kinerja keuangan semester I 2023 yang cukup baik. Secara valuasi juga belum terlalu mahal,” kata Desmond.

Secara terpisah, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyampaikan posisi ini merupakan rekor tertinggi sepanjang masa atau sejak BNI melantai di bursa efek.

Dia meyakini rekor tersebut masih berpotensi untuk bisa kembali terpecahkan pada sesi perdagangan berikutnya, mengingat secara konsensus para analis menargetkan fair value saham BNI di kisaran Rp11.393 per lembar.

Tingginya kepercayaan investor tercermin dari peningkatan likuiditas perdagangan harian BBNI dan terus tercatatnya net foreign buy sebesar Rp2,25 triliun pada 2023 ini atau setara dengan 12 persen dari kapitalisasi pasar.

 

Apresiasi Kepercayaan Investor

IHSG Ditutup Menguat
Karyawan melintasi layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Royke pun mengapresiasi tingkat kepercayaan yang diberikan oleh investor dan pelaku pasar modal terhadap saham BNI. Perseroan berkomitmen untuk terus meningkatkan fundamental kinerja positif dan meneruskan transformasi di BNI guna mendukung kinerja berkelanjutan ke depan.

"Kami mengapresiasi kepercayaan investor terhadap saham BNI ini. Kami tengah melaksanakan aksi korporasi stock split, dan tentunya akan membuat saham BNI semakin atraktif," uja dia dalam keterangan resminya.

Dengan harga ini, saham BNI memiliki valuasi Price to Book Value (PBV) sebesar 1,4 kali, yang masih lebih kompetitif daripada bank lain dalam kelompok bank modal inti (KBMI 4), dan masih dianggap memiliki potensi penilaian yang lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata PBV historis.

Pada penutupan perdagangan Senin, 2 Oktober 2023, saham BBNI melemah 0,24 persen ke posisi Rp 10.300 per saham. Saham BBNI dibuka stagnan Rp 10.325 per saham. Saham BBNI berada di level tertinggi Rp10.500 dan terendah Rp 10.300 per saham. Total frekuensi perdagangan 8.450 kali dengan volume perdagangan 316.932 lot saham. Nilai transaksi Rp 328,8 miliar.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

BNI Optimistis Kredit Tumbuh Sesuai Target, Ini Alasannya

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Pekerja bercengkerama di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). IHSG ditutup naik 3,34 poin atau 0,05 persen ke 5.841,46. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) yakin bisa memenuhi target pertumbuhan kredit korporasi hingga akhir 2023.

Direktur Finance BNI Novita Widya Anggraini menyebut hingga Agustus 2023 pihaknya mencatatkan pertumbuhan kredit korporasi sebesar 8,8 persen.

"Memasuki semester II 2023, kami optimis kredit tumbuh sesuai corporate guidance perseroan kami kisaran 7-9 persen akhir tahun ini," kata Novita dalam konferensi pers, Selasa (19/9/2023). 

Dia bilang, optimisme ini didukung oleh berbagai faktor, seperti kondisi makro ekonomi yang lebih positif dan potensi peningkatan belanja masyarakat. Selain itu, belanja pemerintah pada semester II 2023 juga diyakini bakal mengalami pertumbuhan.

"Kami memiliki strategi perusahaan yang menyasar blue chip beberapa fokus di antaranya yang prospektif dan resilien," kata dia.

BNI juga berfokus untuk mendukung green loan hingga hilirisasi. Tak hanya itu, ia mengatakan, Perseroan juga mencermati peningkatan daya beli akan meningkatkan kredit konsumer.

"Dari segmen konsumer ini memberikan multiplier effect sektor produktif," ujarnya.

Di sisi lain, Novita menyebut, BNI memiliki rencana jangka panjang yang jelas, seperti ingin mencapai ROE superior dengan keberlanjutan jangka panjang sehingga tujuannya memberikan yang value optimal bagi shareholder.

"Kami melihat kuncinya adalah tetap jaga kinerja kami terutama tahun ini agar tetap solid," ungkapnya.

 

Tantangan Industri Perbankan

20170210- IHSG Ditutup Stagnan- Bursa Efek Indonesia-Jakarta- Angga Yuniar
Pengunjung melintasi layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menurut ia, industri perbankan pada 2023 menghadapi sejumlah tantangan, terutama perlambatan ekonomi global dan kondisi pengetatan likuiditas serta konteks peningkatan suku bunga dan peraturan GWM.

"Namun kami juga sudah mengantisipasi kondisi tersebut dengan memiliki beberapa kinerja kebijakan strategis dan praktis dalam menghadapi tantangan ini," kata dia. 

Salah satunya, BNI akan membangun basis pendanaan yang lebih kuat tentunya bersumber dari CASA yang berbasis transaksi. Kemudian, tidak kalah penting BNI akan berkomitmen melakukan transformasi khususnya transformasi digital agar mampu memabangun kapbilitas BNI sebagai transaction bank.

"Selain transformasi digital kami juga terus melanjutkan fokus ekspansi bisnis khususnya nasabah-nasabah blue chip dan juga disiplin mengawal transformasi dan juga penyempurnaan bisnis tidak hanya induk tapi anak perusahaan," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya