IHSG Tinggalkan Posisi 6.800 pada 23-27 Oktober 2023, Ini Penyebabnya

IHSG turun 1,32 persen ke posisi 6.758,79 pada 23-27 Oktober 2023. Demikian juga kapitalisasi pasar terpangkas 0,84 persen. Apa saja faktor pendorongnya?

oleh Agustina Melani diperbarui 28 Okt 2023, 06:00 WIB
Diterbitkan 28 Okt 2023, 06:00 WIB
Pergerakan IHSG Ditutup Menguat
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung lesu pada periode 23-27 Oktober 2023. IHSG yang melemah itu dipengaruhi sentimen global. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung lesu pada periode 23-27 Oktober 2023. IHSG yang melemah itu dipengaruhi dominan dari sentimen global.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG turun 1,32 persen ke posisi 6.758,79 dari pekan lalu 6.849,16. Demikian juga kapitalisasi pasar bursa yang merosot 0,84 persen menjadi Rp 10.530 triliun dari pekan lalu Rp 10.619 triiun.

Rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa juga terpangkas 11,31% menjadi 1.192.431 kali transaksi dari 1.344.504 kali transaksi pada pekan yang lalu. Rata-rata nilai transaksi harian Bursa pekan ini susut sebesar 23,38% menjadi Rp9,05 triliun dari Rp11,81 triliun pada pekan sebelumnya.

Rata-rata volume transaksi harian Bursa merosot sebesar 29,03% menjadi 17,04 miliar lembar saham dari 24 miliar lembar saham pada sepekan yang lalu.

Investor asing pada Jumat, 27 Oktober 2023 mencatatkan nilai jual bersih Rp 540,5 miliar. Selama sepekan, investor asing lepas saham Rp 3,1 triliun. Sepanjang 2023, investor asing melakukan aksi jual saham Rp 11,6 triliun.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG melemah 1,3 persen selama sepekan dipengaruhi beberapa hal. Pertama, kondisi geopolitik Timur Tengah.

Kedua, investor masih mencermati perkembangan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang cenderung membaik untuk produk domestik bruto (PDB) kuartal III 2023. Ketiga, investor juga masih mencermati akan kebijakan bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve (the Fed) ke depan yang masih bernada hawkish untuk menurunkan inflasi menjadi dua persen.

"Keempat, pergerakan nilai tukar rupiah yang masih melemah terhadap dolar AS,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com ditulis Sabtu, (28/10/2023).

Untuk sepekan ke depan, Herditya prediksi, IHSG masih rawan koreksi dengan level support 6.711 dan level resistance 6.824. “Kami perkirakan, sentimen-sentimen yang terjadi pada pekan ini (23-27 Oktober 2023-red)  masih akan berlanjut,” kata dia.

Total Obligasi

Ilustrasi Obligasi
Ilustrasi Obligasi (Photo created by rawpixel.com on Freepik)

Selama sepekan terdapat pencatatan dua obligasi di pasar modal Indonesia. Obligasi Berkelanjutan VII Sarana Multigriya Finansial Tahap II Tahun 2023 resmi dicatatkan di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 23 Oktober 2023. Obligasi ini dicatatkan dengan nilai Rp 2,76 triliun dan hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) adalah idAAA (Triple A).

Pada Jumat, 27 Oktober 2023, Obligasi Berkelanjutan VI ASDF Tahap II Tahun 2023 yang diterbitkan oleh PT Astra Sedaya Finance (ASDF) mulai dicatatkan di BEI. Obligasi ini dicatatkan dengan nilai Rp 1 triliun, dan hasil pemeringkatan dari PT Fitch Ratings Indonesia (Fitch) adalah idAAA (Triple A). PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk bertindak sebagai Wali Amanat untuk kedua obligasi tersebut

Total emisi obligasi dan sukuk yang telah tercatat sepanjang tahun 2023 adalah 97 emisi dari 57 emiten senilai Rp108,90 triliun. Dengan pencatatan tersebut, total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 537 emisi dari 127 emiten dengan outstanding Rp459,82 triliun dan USD69,05 juta.

Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 191 seri dengan nilai nominal Rp5.536,74 triliun dan USD486,11 juta. Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 9 emisi senilai Rp2,94 triliun.

Penutupan IHSG pada 27 Oktober 2023

IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Perdagangan bursa saham 2018 dibuka pada level 6.366 poin, angka tersebut naik 11 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya diberitakan, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham Jumat (27/10/2023). Analis menilai, pergerakan IHSG tersebut mengikuti bursa saham Asia yang menguat.

Pada penutupan perdagangan, IHSG melambung 0,66 persen ke posisi 6.758,79. Indeks LQ45 bertambah 0,41 persen ke posisi 892,91. Seluruh indeks saham acuan menghijau.

Menjelang akhir pekan, IHSG berada di level tertinggi 6.781,39 dan terendah 6.719,62. Sebanyak 279 saham menguat dan 243 saham melemah. 235 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.152.118 kali dengan volume perdagangan 18,4 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 8,7 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.922.

Mayoritas sektor saham menghijau kecuali sektor saham industri turun 0,37 persen, sektor saham properti susut 0,45 persen dan sektor saham teknologi terpangkas 0,07 persen/

Sementara itu, sektor saham infrastruktur melambung 3,01 persen dan catat penguatan terbesar. Sektor saham energi mendaki 1,43 persen, sektor saham basic menguat 0,97 persen, sektor saham nonsiklikal melambung 1,04 persen dan sektor saham siklikal meroket 0,47 persen.

Selain itu, sektor saham kesehatan bertambah 1,13 persen, sektor saham keuangan mendaki 0,46 persen, sektor saham transportasi menguat 0,83 persen.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing melakukan aksi jual saham Rp 540,54 miliar. Sepanjang 2023, investor asing melepas saham Rp 11,6 triliun.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan,  pergerakan IHSG cenderung bergerak berbalik arah dalam jangka pendek dan juga sejalan dengan pergerakan bursa Asia yang cenderung menguat.

 

Bursa Saham Asia Pasifik pada 26 Oktober 2023

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Jumat, 27 Oktober 2023. Bursa saham Australia melesat setelah berada di level terendah dalam satu tahun karena investor terus mencerna lebih banyak data inflasi.

Dikutip dari CNBC, harga konsumen inti di Tokyo naik 2,7 persen pada Oktober dibandingkan tahun lalu, demikian data pemerintah. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan kenaikan 2,5 persen. Indeks harga konsumen inti untuk Tokyo mencakup produk minyak tetapi tidak termasuk harga pangan segar.

Australia merilis indeks harga produsen kuartal III pada Jumat pekan ini dengan producer price index (PPI) negara tersebut mencatat pertumbuhan 3,8 persen tahun ke tahun dan kenaikan 1,8 persen kuartal ke kuartal. PPI mengukur perubahan harga barang yang dijual oleh produsen.

Indeks Hang Seng Hong Kong menguat 1,96 persen dan memimpin penguatan di pasar Asia. Indeks CSI 300 menguat 1,37 persen ke posisi 3.562,39. Di Australia, indeks ASX 200 mendaki 0,21 persen ke posisi 6.826,9.

Indeks Nikkei 225 Jepang bertambah 1,27 persen ke posisi 30.991,69. Indeks Topix mendaki 1,37 persen ke posisi 2.254,65. Indeks Kospi Korea Selatan melesat 0,16 persen ke posisi 2.302,81. Indeks Kosdaq melesat 0,62 persen ke posisi 748,49.

 

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya