Liputan6.com, Jakarta - PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) mencatat pertumbuhan pendapatan dan laba bersih hingga sembilan bulan pada 2023.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia, ditulis Senin (30/10/2023), PT Pakuwon Jati Tbk mencatat pendapatan Rp 4,56 triliun hingga September 2023.
Baca Juga
Pendapatan naik 1,64 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 4,49 triliun. Beban pokok pendapatan Rp 2,05 triliun hingga kuartal III 2023. Beban pokok pendapatan susut 3,46 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,13 triliun.
Advertisement
Dengan demikian, laba bruto bertambah 6,25 persen menjadi Rp 2,51 triliun hingga kuartal III 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,36 triliun.
Perseroan mencatat beban penjualan naik 8,69 persen menjadi Rp 161,34 miliar hingga kuartal III 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 148,44 miliar. Beban umum dan administrasi naik 37,01 persen menjadi Rp 373,10 miliar dari periode sama tahun sebelumnya Rp 272,31 miliar.
Beban keuangan naik 6,1 persen menjadi Rp 265,80 miliar hingga September 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 250,32 miliar. Perseroan mencatat kenaikan penghasilan bunga menjadi Rp 266,97 miliar hingga September 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 120,53 miliar. Selain itu, perseroan mencatat keuntungan kurs mata uang Rp 54,02 miliar hingga September 2023 dari periode sama tahun sebelumnya rugi Rp 260,56 miliar.
Dengan melihat kondisi itu,PT Pakuwon Jati Tbk mencatat laba bersih periode berjalan bertambah 23,5 persen menjadi Rp 1,70 triliun hingga kuartal III 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,38 triliun. Perseroan mencatat laba per saham Rp 30,88 hingga September 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 24,74.
Total ekuitas naik menjadi Rp 22,14 triliun hingga September 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 20,71 triliun. Liabilitas perseroan naik menjadi Rp 9,91 triliun hingga September 2023 dari Desember 2022 Rp 9,88 triliun.
Aset Perseroan tercatat naik menjadi Rp 32,05 triliun hingga September 2023 dari Desember 2022 Rp 30,60 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 7,15 triliun hingga September 2023.
Pada perdagangan saham Senin, 30 Oktober 2023,saham PWON naik 0,50 persen ke posisi Rp 404 per saham. Saham PWON dibuka naik 4 poin ke posisi Rp 406 per saham. Total frekuensi perdagangan 879 kali dengan volume perdagangan 144.316 saham. Nilai transaksi Rp 5,8 miliar.
Akuisisi Lahan
Sebelumnya diberitakan, emiten properti, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) akuisisi lahan seluas 12,9 hektar di Semarang, Jawa Tengah. Lahan tersebut nantinya akan dikembangkan menjadi kawasan superblock (retail mall, hotel dan apartemen).
Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan Pakuwon Jati Minarto mengatakan, Perseroan melalui anak usahanya, PT Pakuwon Permai melakukan akuisisi tanah di Semarang milik PT Putra Wahid Sejahtera dan tiga pemilik tanah perorangan lainnya pada 30 Agustus 2023. Nilai transaksi tersebut senilai Rp 302,8 miliar di luar pajak-pajak dan biaya-biaya terkait.
"Jenis aset yang dibeli adalah di kota Semarang seluas 12,9 hektar (tahap 1) yang akan dikembangkan menjadi kawasan superblock (retail mall, hotel dan apartemen),” kata Minarto dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (1/9/2023).
Dia bilang, alasan dilakukannya transaksi akuisisi merupakan diversifikasi geografis untuk memperoleh potensi atau peluang basis pertumbuhan baru. Selain itu, sumber pendanaan untuk akuisisi lahan berasal dari kas internal perusahaan.
"Posisi kas dan setara kas perusahaan cukup untuk mendanai pembelian di atas dan tidak akan mengganggu stabilitas arus kas perusahaan,” kata dia.
Menurut ia, perusahaan memiliki sumber daya yang cukup untuk mengembangkan dan mengelola proyek superblock baru ini.
Bahkan, ia menyebut, penambahan rencana pengembangan superblock di Semarang akan semakin memperkuat basis pertumbuhan perusahaan yang berasal dari peningkatan pendapatan (recurring dan development income) maupun arus kas perusahaan untuk tahun- tahun mendatang.
Asal tahu saja, transaksi yang dilakukan antara Pakuwon Jati dengan penjuali bukan merupakan pihak yang terafiliasi.
Advertisement
Tebar Dividen
Sebelumnya, emiten properti, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) akan membagikan dividen tunai dari tahun buku 2022 sebesar Rp 313 miliar. Dividen tersebut setara dengan Rp 6,5 per saham.
Direktur Keuangan dan Corporate Secretary Pakuwon Jati Minarto menuturkan, pemegang saham telah menyetujui pembagian dividen sebesar Rp 313 miliar dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang digelar Selasa, (27/6/2023).
"RUPS telah menyetujui pembagian dividen tunai dari tahun buku 2022 sebesar Rp 313 miliar, setara dengan 20 persen dari Rp 1,53 triliun laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk," kata Minarto dalam keterangan resminya, Selasa (27/6/2023).
Dividen senilai Rp 6,5 per saham ini, menggambarkan komitmen berkelanjutan perseroan kepada para pemegang saham Pakuwon Jati.
Pakuwon Jati mencatatkan kinerja positif hingga akhir 2022. Emiten properti ini membukukan pendapatan Rp 5,98 triliun, meningkat 4,72 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 5,71 triliun.
Adapun beban pokok pendapatan hingga akhir 2022 mencapai Rp 2,76 triliun, atau turun 6,1 persen dari realisasi sebelumnya sebesar Rp 2,94 triliun.
Kinerja 2022
Dengan demikian, laba bruto Pakuwon Jati melesat 16,30 persen menjadi Rp 3,21 triliun pada 2022 dari Rp 2,76 triliun pada 2021. Perseroan juga mencatatkan kenaikan laba sebelum pajak 17,94 persen menjadi Rp 1,84 triliun pada 2022 dari tahun sebelumnya Rp 1,56 triliun.
Hingga akhir 2022, Pakuwon Jati mengantongi laba bersih sebesar Rp 1,53 triliun. Laba bersih perseroan naik 10,86 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,38 triliun.
Sementara itu, aset perseroan senilai Rp 30,60 triliun hingga akhir 2022 naik dari akhir tahun lalu sebesar Rp 28,86 triliun. Kemudian, liabilitas PWON Rp 9,88 triliun hingga akhir 2022 meningkat dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 9,68 triliun.
Sedangkan, ekuitas perseroan tercatat sebesar Rp 20,71 triliun hingga akhir 2022 meningkat dari akhir tahun lalu Rp 19,17 triliun.
Advertisement