Liputan6.com, Jakarta - PT Indika Energy Tbk (INDY) mengumumkan kinerja keuangan sepanjang sembilan bulan pertama 2023. Perseroan mencatatkan penurunan pendapatan maupun laba bersih pada periode tersebut.
Mengutip laporan keuangan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Senin (6/11/2023), Indika Energy membukukan pendapatan usaha sebesar USD 2,29 miliar hingga kuartal III 2023. Hasil ini turun 26,83 persen dibandingkan pendapatan usaha hingga kuartal III 2022 senilai USD 3,13 miliar.
Baca Juga
Bersamaan dengan itu, beban pokok kontrak dan penjualan INDY menyusut 9,31 persen menjadi USD 1,85 miliar per kuartal III 2023, dibandingkan beban pokok kontrak dan penjualan perusahaan pada periode yang sama tahun sebelumnya senilai USD 2,04 miliar.
Advertisement
Hingga kuartal III 2023, INDY meraih laba kotor senilai USD 439,77 juta. Angka ini menyusut 59,51 persen dibandingkan laba operasional INDY per kuartal III 2022 senilai USD 1,08 miliar.
Alhasil, INDY mengantongi laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 93,83 juta per kuartal III 2023, atau turun 72,26 persen dibandingkan realisasi per kuartal III 2023 sebesar USD 338,39 juta.
Hingga kuartal III 2023, total aset INDY tercatat sebanyak USD 3,12 miliar atau menurun dibandingkan total aset perusahaan pada akhir 2022 senilai USD 3,59 miliar.
Liabilitas INDY hingga kuartal III 2023 tercatat sebesar USD 1,76 miliar atau turun dibandingkan liabilitas perusahaan pada akhir tahun lalu senilai USD 2,25 miliar.
Ekuitas INDY naik dari USD 1,34 miliar pada akhir 2022 menjadi USD 1,36 miliar hingga kuartal III 2023.
Pada perdagangan saham Senin, 6 November 2023 pukul 15.25 WIB, saham INDY naik 2,5 persen ke posisi Rp 1.640 per saham. Saham INDY dibuka stagnan Rp 1.600 per saham. Saham INDY berada di level tertinggi Rp 1.675 dan terendah Rp 1.600 per saham. Total frekuensi perdagangan 46.993 saham. Nilai transaksi Rp 7,8 miliar.
Anak Usaha Indika Energy Raih Pinjaman USD 50 Juta dari Bank DBS
Sebelumnya diberitakan, PT Indika Energy Tbk (INDY) melalui anak usaha PT Kariangaku Gapura Terminal Energi (KGTE) mendapatkan pinjaman dari Bank DBS Indonesia.
Anak usaha Indika Energy kantongi pinjaman USD 50 juta atau sekitar Rp 767,85 miliar (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.357) setelah menandatangani perjanjian pinjaman dengan Bank DBS Indonesia pada 20 September 2023. Pinjaman tersebut berjangka waktu 3,5 tahun sejak penandatanganan perjanjian fasilitas.
“Fasilitas tersebut akan digunakan oleh KGTE untuk pembayaran atas fasilitas term loan sindikasi KGTE yang ada,” tulis Sekretaris Perusahaan PT Indika Energy Tbk (INDY), Adi Pramono.
Adi menuturkan, perjanjian jaminan korporasi antara PT Interpot Mandiri Utama (IMU) dengan Bank DBS yang merupakan jaminan atas perjanjian fasilitas.
Adapun IMU dan KGTE merupakan anak perusahaan yang dimiliki 100 persen oleh perseroan secara tidak langsung. Perjanjian jaminan korporasi ini merupakan transaksi afiliasi yang menurut POJK 42/2022 Pasal 6 ayat 1 butir b 3 diwajibkan untuk dilaporkan kepada OJK paling lambat akhir hari kerja kedua setelah tanggal transaksi afiliasi.
“Transaksi ini tidak berdampak material, namun akan meningkatkan likuiditas keuangan perseroan,” tulis Adi.
Advertisement
Indika Energy Buka Peluang Gandeng Korporasi Lain Kembangkan Kendaraan Listrik
Sebelumnya, emiten energi, PT Indika Energy Tbk (INDY) membuka peluang bisnis bagi perusahaan-perusahaan lain yang ingin bekerja sama di bidang charging station.
Wakil Direktur Utama Indika Energy Azis Armand menuturkan, pihaknya selalu membuka kesempatan bagi perusahaan lain yang ingin bergabung mengembangkan ekosistem kendaraan listrik ini.
"Jadi apabila ada publik yang mau bekerja sama dengan kita dari sisi charging station, kami terbuka," kata Azis saat ditemui Liputan6.com di sela acara GIIAS 2023, Jumat (11/8/2023).
Adapun kebutuhan investasi untuk charging station sendiri membutuhkan dana sebesar Rp 400 juta sampai dengan Rp 600 juta per unit. Ini mengingat charging station memiliki beberapa tipe.
Asal tahu saja, INDY melalui anak usahanya PT Energi Makmur Buana (EMB) meneken kerjasama lokalisasi mesin pengisian kendaraan berbasis baterai dengan Daeyoung Chaevi Co., Ltd yang memiliki pengalaman dan keahlian dalam industri pengisian baterai listrik global.
Sebagai bagian dari kesepakatan ini, Indika Energy melalui EMB akan berperan sebagai mitra lokal dalam mendukung proses lokalisasi, termasuk manufaktur, penelitian, dan pengembangan komponen yang diperlukan untuk produksi mesin pengisian baterai listrik yang inovatif.
Selain charging station, Indika Energy dan INVI bekerja sama dalam mengoperasikan bus listrik merek KGM.
Hingga saat ini yang telah beroperasi sebanyak dua unit. Satu unit dioperasikan di Bandara oleh Damri, sedangkan satu unit lagi sedang masa trial untuk Transjakarta.
Geber Bisnis Kendaraan Listrik, Anak Usaha Indika Energy Kantongi Kucuran Dana USD 45 Juta
Sebelumnya diberitakan, PT Indika Energy Tbk (INDY) melalui anak usahanya, PT Solusi Mobilitas Indonesia (SMI), PT Indika Energy Infrastructure (IEI) dan PT Ilectra Motor Group (IMG) telah menandatangani perjanjian-perjanjian dengan investor pada 17 Agustus 2023.
Adapun investor tersebut terdiri dari Horizon Ventures, Alpha JWC III, L.P. dan afiliasinya, HH-CTBC Partnership. L.P., dan Brama One Ventures Limited terkait rencana investasi mereka di IMG.
Sekretaris Perusahaan Indika Energy Adi Pramono mengatakan, rencana transaksi ini akan terdiri dari peningkatan modal dalam IMG oleh SMI dan IEI serta pemberian pinjaman yang dapat dikonversikan kepada IMG oleh para investor dengan jumlah mencapai USD 45 juta.
Sementara itu, tanggal jatuh tempo dari pinjaman yang dapat dikonversikan rencana transaksi ini adalah 19 Mei 2028 dan dapat diperpanjang sampai dengan atau sebelum tanggal 19 Mei 2032.
Penyelesaian dari rencana transaksi masih bergantung pada pemenuhan persyaratan oleh para pihak sebagaimana diatur dalam perjanjian-perjanjian, persyaratan-persyaratan mana ditargetkan untuk dipenuhi dalam 30 hari kalender setelah tanggal penandatanganan perjanjian-perjanjian.
"Rencana transaksi dalam Perseroan selaras dengan strategi diversifikasi Perseroan khususnya dalam rangka ekspansi sektor usaha kendaraan listrik dan menyediakan ekosistem kendaraan listrik yang komprehensif di Indonesia," kata dia.
Advertisement