Liputan6.com, Jakarta - PT Janu Putra Sejahtera Tbk, perusahaan bergerak di usaha peternakan dan rumah potong ayam di Daerah Istimewa Yogyakarta menawarkan saham perdana ke publik atau initial public offering (IPO).
PT Janu Putra Sejahtera Tbk melepas 800 juta saham ke publik atau maksimal 20 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO dengan nilai nominal Rp 25 per saham. Perseroan menawarkan harga saham perdana Rp 100-Rp 110 per saham dalam rangka IPO. Dengan demikian, dana hasil IPO maksimal yang akan diperoleh sekitar Rp 88 miliar.
Baca Juga
Perseroan akan memakai dana IPO antara lain sekitar Rp 40,63 miliar untuk pembelian beberapa bidang tanah di Desa Ngawis, Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta, sekitar Rp 15,52 miliar akan digunakan untuk pembelian beberapa bidang tanah di Desa Tuksono, Kulonprogra Daerah Istimewa Yogyakarta. Selanjutnya sekitar Rp 11,53 miliar untuk melunasi utang dan sisanya untuk modal kerja perseroan.
Advertisement
Dalam rangka IPO ini, perseroan telah menunjuk penjamin pelaksana emisi PT UOB Kay Hian Sekuritas, dan penjamin emisi efek akan ditentukan kemudian.
Adapun setelah IPO, pemegang saham perseroan antara lain Haji Singgih Januratmoko sebesar 78,40 persen, Hj Sova Marwati sebesar 0,80 persen, Fadhl Muhammad Firdaus sebesar 0,80 persen dan masyarakat sebesar 20 persen.
Hingga Mei 2023, perseroan meraih laba bersih tahun berjalan sebesar Rp 4,25 miliar dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,66 miliar. Penjualan turun menjadi Rp 115,66 miliar hingga Mei 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 148,97 miliar.
Jadwal Penawaran Umum:
- Masa penawaran awal pada 10-16 November 2023
- Tanggal efektif pada 22 November 2023
- Masa penawaran umum perdana saham pada 24-28 November 2023
- Tanggal penjatahan pada 28 November 2023
- Tanggal distribusi saham secara elektronik pada 29 November 2023
- Tanggal pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 30 November 2023
OJK Optimistis Penghimpunan Dana di Pasar Modal Rp 200 Triliun Bakal Tercapai
Sebelumnya diberitakan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis nilai penghimpunan dana di pasar modal Indonesia dapat mencapai Rp 200 triliun hingga akhir 2023. Ini mengingat, hingga kini sudah tercapai sekitar Rp 190 triliun.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi menuturkan, pihaknya berharap target penghimpunan dana ini akan tercapai. Bahkan, ia juga berharap bisa melebihi target yang telah ditetapkan.
"Mudah-mudahan kami optimis tahun ini akan tercapai target tersebut mungkin bisa lebih," kata Inarno dalam konferensi pers, Senin (10/9/2023).
Di sisi lain, ia menyebut, pasar saham Indonesia sampai dengan 29 September 2023 melemah tipis sebesar 0,19 persen mtd ke level 6.939,89 (Agustus 2023: 6.953,26), dengan non-resident mencatatkan outflow sebesar Rp4,06 triliun mtd utamanya akibat transaksi crossing (Agustus 2023: outflow Rp20,10 triliun mtd).
"Beberapa sektor di IHSG pada September 2023 masih dapat menguat diantaranya sektor barang baku dan sektor energi,” ujar dia.
Secara ytd, IHSG tercatat menguat sebesar 1,30 persen dengan non-resident membukukan net sell sebesar Rp5,24 triliun (Agustus 2023: net sell sebesar 1,18 triliun ytd). Di sisi likuiditas transaksi, rata-rata nilai transaksi pasar saham di September 2023 meningkat menjadi Rp11,36 triliun mtd dan Rp10,49 triliun ytd (Agustus 2023: Rp11,20 triliun mtd dan Rp10,38 triliun ytd).
Sejalan dengan pergerakan global, pasar SBN membukukan outflow investor asing sebesar Rp23,30 triliun mtd (Agustus 2023: outflow Rp8,89 triliun mtd), sehingga mendorong kenaikan yield SBN rata-rata sebesar 26,54 bps mtd di seluruh tenor. Secara ytd, yield SBN turun rata-rata sebesar 15,38 bps di seluruh tenor dengan non-resident mencatatkan net buy sebesar Rp60,81 triliun ytd.
Di pasar obligasi korporasi, indeks pasar obligasi ICBI melemah 1,18 persen mtd tetapi secara ytd masih menguat 5,91 persen ke level 365,17 (Agustus 2023: menguat 0,09 persen mtd dan 7,17 persen ytd). Untuk pasar obligasi korporasi, aliran dana keluar investor non-resident tercatat sebesar Rp349,15 miliar mtd, dan secara ytd masih tercatat outflow Rp911,13 miliar.
Advertisement
Pengelolaan Investasi
Di industri pengelolaan investasi, nilai Asset Under Management (AUM) pengelolaan investasi tercatat sebesar Rp838,18 triliun (naik 1,29 persen ytd), dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana per 27 September 2023 tercatat sebesar Rp507,98 triliun atau turun 1,02 persen (mtd).
Selain itu, investor reksa dana membukukan net subscription sebesar Rp0,96 triliun (mtd). Secara ytd, NAB meningkat 0,62 persen dan tercatat net subscription sebesar Rp9,54 triliun.
Minat penghimpunan dana di pasar modal masih tinggi yaitu tercatat sebesar Rp 190,02 triliun dengan emiten baru tercatat sebanyak 67 emiten. Di pipeline, masih terdapat 89 rencana Penawaran Umum dengan perkiraan nilai sebesar Rp 41,21 triliun dan rencana IPO oleh emiten baru sebanyak 58 perusahaan.
Sedangkan untuk penggalangan dana pada Securities Crowdfunding(SCF) yang merupakan alternatif pendanaan bagi UKM, hingga 29 September 2023 telah terdapat 16 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK dengan 456 Penerbit, 161.660 pemodal, dan total dana yang dihimpun sebesar Rp 975,13 miliar.
OJK Catat Rp 4,06 Triliun Dana Asing Kabur dari Pasar Modal Indonesia
Sebelumnya diberitakan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan outflow atau modal investor asing yang keluar sebesar Rp 4,06 triliun sampai dengan 29 September 2023.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi menuturkan, pasar saham Indonesia sampai dengan 29 September 2023 melemah tipis sebesar 0,19 persen mtd ke level 6.939,89 (Agustus 2023: 6.953,26), dengan non-resident mencatatkan outflow sebesar Rp4,06 triliun mtd utamanya akibat transaksi crossing (Agustus 2023: outflow Rp20,10 triliun mtd).
"Beberapa sektor di IHSG pada September 2023 masih dapat menguat diantaranya sektor barang baku dan sektor energi,” ujar dia dalam konferensi pers, Senin (9/10/2023).
Secara ytd, IHSG tercatat menguat sebesar 1,30 persen dengan non-resident membukukan net sell sebesar Rp5,24 triliun (Agustus 2023: net sell sebesar 1,18 triliun ytd). Di sisi likuiditas transaksi, rata-rata nilai transaksi pasar saham di September 2023 meningkat menjadi Rp11,36 triliun mtd dan Rp10,49 triliun ytd (Agustus 2023: Rp11,20 triliun mtd dan Rp10,38 triliun ytd).
Sejalan dengan pergerakan global, pasar SBN membukukan outflow investor asing sebesar Rp23,30 triliun mtd (Agustus 2023: outflow Rp8,89 triliun mtd), sehingga mendorong kenaikan yield SBN rata-rata sebesar 26,54 bps mtd di seluruh tenor. Secara ytd, yield SBN turun rata-rata sebesar 15,38 bps di seluruh tenor dengan non-resident mencatatkan net buy sebesar Rp60,81 triliun ytd.
Advertisement