Saham MINE dan KAQI Listing di Bursa Hari Ini, Senin 10 Maret 2024

PT Sinar Terang Mandiri Tbk (MINE) dan PT Jantra Grupo Indonesia Tbk (KAQI) akan mencatatkan saham perdana masing-masing di papan utama dan papan pengembangan BEI.

oleh Pipit Ika Ramadhani Diperbarui 10 Mar 2025, 07:30 WIB
Diterbitkan 10 Mar 2025, 07:30 WIB
Saham MINE dan KAQI Listing di Bursa Hari Ini, Senin 10 Maret 2024
Bursa Efek Indonesia (BEI) kedatangan dua emiten baru pada hari ini, Senin, (10/3/2025). Dua emiten baru itu adalah PT Sinar Terang Mandiri Tbk (MINE) dan PT Jantra Grupo Indonesia Tbk (KAQI). (Liputan6.com/Johan Tallo)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) kedatangan dua emiten baru pada hari ini, Senin, (10/3/2025). Dua emiten baru itu adalah PT Sinar Terang Mandiri Tbk (MINE) dan PT Jantra Grupo Indonesia Tbk (KAQI).

Masing-masing tercatat sebagai perusahaan ke-9 dan ke-10 di Bursa pada 2025. Saham MINE akan tercatat di papan utama. Sebelumnya, perseroan telah merampungkan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) dengan melepas 612.665.300 lembar saham ke publik dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Jumlah saham yang ditawarkan itu sebanyak-banyaknya setara 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO. Harga penawaran dipatok sebesar Rp 216 per saham.

Dengan demikian, perseroan mengantongi Rp 132,34 miliar dari IPO. Rencananya, sekitar 48 persen atau sekitar Rp 63,21 miliar dana hasil IPO akan digunakan untuk belanja modal berupa pembelian alat berat baru untuk mendukung kegiatan operasional Perseroan dalam rangka meningkatkan produksi PT Weda Bay Nickel (WBN).

Kemudian 11 persen dana hasil IPO atau sekitar Rp 14 miliar akan digunakan untuk pembelian aset tetap berupa tanah dan bangunan milik Sinjo Jefry Sumendap yang saat ini menjabat sebagai Komisaris Utama dan Pemegang Saham Pengendali Perseroan.

Sisanya akan digunakan Perseroan untuk modal kerja Perseroan untuk mendukung aktivitas dalam pengerjaan proyek PT Weda Bay Nickel (WBN) termasuk, tetapi tidak terbatas pada, pembelian bahan bakar, pembelian suku cadang alat berat (spare parts), penyewaan alat berat dan armada penunjang (supporting fleet).

 

Promosi 1

Pencatatan Saham KAQI

IHSG Ditutup Menguat
Karyawan melintasi layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Perseroan tidak memiliki rencana untuk melakukan transaksi dengan pihak terafiliasi terkait penggunaan dana yang akan dialokasikan untuk modal kerja. Adapun saham KAQI akan dicatatkan di papan pengembangan.

Sebelumnya, perseroan telah merampungkan proses IPO dengan menawarkan 450 juta lembar saham dengan nilai nominal Rp 25 per saham. Jumlah saham yang ditawarkan itu sebanyak-banyaknya setara 21,68 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah IPO. Harga penawaran dipatok Rp 218 per saham.

Dengan demikian, perseroan mengantongi 53,1 miliar dari IPO. Rencananya, sekitar 76,56 persen dana hasil IPO digunakan perseroan untuk belanja modal.

Kemudian sekitar 7,01 persen hasil IPO dialokasikan untuk kegiatan operasional (operational expenditure), termasuk namun tidak terbatas pada pembelian persediaan suku cadang, sewa kendaraan operasional, dan pengembangan aplikasi. Sisanya akan dialokasikan untuk keperluan pemberian pinjaman kepada perusahaan anak.

OJK: Kondisi Pasar Tidak Hambat Minat IPO, 20 Emiten Antre di Pipeline

IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG menguat 0,34 persen atau 21 poin ke level 6.296 pada penutupan perdagangan Senin (13/1) sore ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan bahwa kondisi pasar yang melemah dan isu perang dagang Amerika tidak menghambat minat calon emiten untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2025.

Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai penundaan atau pembatalan rencana penawaran saham perdana (IPO).

"Kami belum melihat adanya penundaan atau pembatalan dari calon emiten yang akan IPO. Saat ini, terdapat sekitar 20 calon emiten dalam pipeline kami dari berbagai sektor, seperti manufaktur, food and beverage, transportasi, serta beberapa yang bergerak di bidang jasa lainnya," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi dalam konferensi pers Hasil RDKB OJK, Selasa (4/3/2025).

Namun, OJK belum dapat mengungkapkan lebih rinci daftar calon emiten tersebut. "Informasi lebih lanjut baru bisa kami bagikan setelah mendapatkan izin publikasi untuk melakukan book building," tambahnya.

Fokus OJK pada Kualitas Perusahaan Tercatat

Selain mendorong pertumbuhan jumlah IPO, OJK juga berkomitmen untuk meningkatkan kualitas perusahaan yang tercatat di bursa. Inarno menegaskan bahwa pendekatan komprehensif diperlukan untuk memastikan kredibilitas calon emiten.

OJK akan mendorong bursa, penjamin emisi efek, serta profesi penunjang untuk memastikan kredibilitas calon emiten melalui proses due diligence yang lebih baik.

 

 

 

Perkuat Pengawasan

Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di dekat papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (29/12/2017), IHSG menguat 41,60 poin atau 0,66 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

OJK juga telah berdiskusi dengan berbagai pihak, termasuk Self-Regulatory Organization (SRO), guna memperkuat pengawasan terhadap calon emiten dan investor.

"Kami memperhatikan kredibilitas calon investor, terutama yang memperoleh penjatahan pasti. Selain itu, kami tengah mengkaji peningkatan free float minimum agar lebih mengutamakan kualitas daripada kuantitas," ungkap Inarno.

Untuk meningkatkan transparansi penggunaan dana hasil IPO, OJK tengah mengkaji perbaikan regulasi yang mengatur penggunaan dana dalam prospektus. Selain itu, mekanisme lock-up saham bagi pemegang saham yang terkena kewajiban juga menjadi perhatian regulator.

"Dalam waktu dekat, kami akan menyusun regulasi terkait pengendalian internal dan perilaku perusahaan efek yang berperan sebagai penjamin emisi serta perantara pedagang efek," tutupnya.

 

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global
Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya