Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) disebut masih memiliki prospek cerah. Equity Research Analyst Sucor Sekuritas, Andreas Tarigan mengatakan, performa bisnis Pertamina Geothermal Energy diprediksi menunjukkan kinerja yang positif. PGEO dinilai sebagai emiten dan pemain utama pada sektor energi terbarukan dengan pertumbuhan yang stabil.
"Bisnis PGEO, yaitu panas bumi, secara overall masih banyak potensi besar yang belum dimaksimalkan. Dengan kapasitas internal mencapai 672 MW, PGEO menjadi pemain yang sangat berpotensi di sektor energi hijau yang sedang berkembang saat ini," kata Andreas Tarigan Equity Research Analyst Sucor Sekuritas dalam keterangan resmi, dikutip Senin (11/12/2023).
Baca Juga
Andreas menambahkan, energi panas bumi merupakan Energi Baru Terbarukan (EBT) paling feasible untuk Indonesia dalam mencapai net zero emission. Ia menilai, secara jangka panjang PGEO akan diuntungkan karena merupakan salah satu market share terbesar, second largest share capacity. Bahkan, konsensi-konsensi panas bumi lain yang masih belum tergarap sebagian masih dipegang oleh PGEO.
Advertisement
"Secara fundamental kita lihat PGEO ini balance sheet-nya juga kuat. Kita lihat juga earnings-nya itu stabil dan kuat. Mereka bisa menghasilkan yang namanya EBITDA margin itu 80 persen, angka tersebut bisa dibilang tinggi dibandingkan perusahaan-perusahaan lain," ujar Andreas.
Sucor Sekuritas memberi nilai positif terhadap pertumbuhan stabil dan margin PGEO yang tinggi dalam risetnya. PGEO diperkirakan mengalami pertumbuhan kapasitas terpasang sebesar 14 persen CAGR dalam lima tahun mendatang, meningkatkan total kapasitas menjadi 1272 MW pada 2027. Tumbuh 89 persen dari angka saat ini.
"Angka kapasitas baru itu memungkinkan Perseroan untuk menghasilkan 11 miliar kWh per tahun, yang merupakan 9 persen pangsa pasar global," ungkap Andreas.
Sucor Sekuritas memperkirakan pendapatan (top line) perseroan akan mencapai USD 806 juta pada 2027 atau bertambah 109 persen dari USD 386 juta pada 2022. Didukung oleh pertumbuhan pendapatan dan ekspansi marjin, laba bersih Perseroan diperkirakan akan mencapai USD 205 juta pada 2027, tumbuh 61 persen dari USD 127 juta pada 2022.
Rekomendasi Saham
Sucor Sekuritas juga melihat PGEO bakal mendapatkan keuntungan dari penyesuaian tarif yang menguntungkan setiap tahun. Tarif uap disesuaikan dengan tarif tetap sebesar 2 persen per tahun, sementara tarif listrik disesuaikan dengan menggunakan pergerakan PPI AS dan CPl AS sebagai referensi.
"Dalam tiga tahun terakhir, perusahaan mengalami kenaikan tarif sebesar 4-5 persen per tahun. Selain itu, sudah ada perjanjian take-or-pay yang mengharuskan pembeli untuk membeli jumlah minimum produksi." imbuh Andreas.
Dengan pondasi tersebut, Sucor Sekuritas melihat PGEO memiliki strategi ekspansi yang sangat baik dan pertumbuhan yang stabil. Sucor Sekuritas juga merekomendasikan buy dengan target price (TP) berbasis discounted cash flow (DCF) di level Rp 1.650.
Pada perdagangan Senin 11 Desember 2023, saham PGEO ditutup turun 4,70 persen ke posisi 1.115. Melansir data RTI, saham PGEO dibuka pada posisi 1.170 dan bergerak pada rentang 1.105-1.210. Frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 29.016 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 160,53 juta lembar saham senilai Rp 185,7 miliar. Dalam sepekan, harga saham PGEO masih naik 10,40 persen.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement
Gandeng Chevron, Pertamina Geothermal Energy Jajaki Peluang Panas Bumi di Kotamobagu
Sebelumnya diberitakan, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) menjalin kerja sama dengan Chevron New Energies International (Chevron) dan Mubadala Energy dalam rangka Joint Study Agreement (JSA) untuk eksplorasi potensi panas bumi di Kotamobagu, Sulawesi Utara, Indonesia.
Penandatanganan JSA tersebut dilaksanakan bersamaan dengan kunjungan Presiden Joko Widodo ke Amerika Serikat, dan disaksikan oleh Deputi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman & Investasi, Jodi Mahardi, Duta Besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat, Rosan Roeslani, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati dan Country Manager Chevron Indonesia, Wahyu Budiarto.
Mengutip keterbukaan informasi, Selasa (14/11/2023), JSA ini bertujuan untuk memanfaatkan kekuatan dan pengalaman yang saling melengkapi dari ketiga perusahaan, yaitu Pertamina Geothermal Energy sebagai penghasil dan pemegang kapasitas panas bumi terbesar di Indonesia.
Selain itu, kemampuan Chevron yang luas sebagai perusahaan energi multinasional yang berkomitmen untuk menyediakan energi yang andal dan ramah lingkungan, serta rekam jejak Mubadala Energy dalam menyediakan energi yang andal dan efisien untuk Indonesia dan komitmen untuk berperan aktif dalam transisi energi sebagai perusahaan energi internasional terkemuka.
Perjanjian tersebut memberikan kerangka komprehensif untuk melakukan kajian bersama pengembangan Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Kotamobagu. Perjanjian ini selaras dengan pengumuman Pemerintah Indonesia baru-baru ini yang menargetkan penambahan kapasitas terpasang panas bumi sebesar 3,3 gigawatt (GW) sebelum akhir 2030.
Listrik panas bumi yang diproduksi di Kotamobagu dapat menyediakan sumber energi ramah lingkungan untuk memasok pasar domestik di Indonesia dan berpotensi menjadi pasokan listrik bagi produksi hidrogen atau amonia rendah karbon.
Dukung Target Transisi Energi
Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy Julfi Hadi pun dengan antusias menyambut kerja sama JSA antara PGE, Chevron, dan Mubadala Energy. "JSA kita kali ini bertujuan untuk memanfaatkan kekuatan yang saling melengkapi dari ketiga pihak dalam pengembangan panas bumi di Kotamobagu," ujar Julfi.
Sementara itu, Country Manager Chevron Indonesia Wahyu Budiarto mengatakan, ini adalah kolaborasi Chevron yang kelima dengan Pertamina dan sangat antusias dengan bergabungnya Mubadala Energy di WKP Kotamobagu.
"Kami berharap dapat membawa keahlian teknis dan teknologi baru panas bumi ke dalam kemitraan ini dalam rangka mengeksplorasi sumber energi terbarukan untuk mendukung target transisi energi Indonesia," kata Wahyu.
Di samping itu, Chief Executive Officer Mubadala Energy Mansoor Mohamed Al Hamed menuturkan, rekam jejak perusahaan dalam menyediakan sumber daya energi strategis di Indonesia selama lebih dari satu dekade, pihaknya sangat gembira atas kemitraan dengan Pertamina dan Chevron untuk menjajaki perluasan energi panas bumi, yang merupakan bagian penting dari ambisi pertumbuhan energi ramah lingkungan di Indonesia.
Advertisement