IPO, Adhi Kartiko Pratama Incar Dana Segar hingga Rp 644,69 Miliar

PT Adhi Kartiko Pratama Tbk (NICE) melepas 20 persen saham ke publik dalam rangka initial public offering (IPO).

oleh Elga Nurmutia diperbarui 15 Des 2023, 19:38 WIB
Diterbitkan 15 Des 2023, 19:37 WIB
IPO, Adhi Kartiko Pratama Incar Dana Segar hingga Rp 644,69 Miliar
PT Adhi Kartiko Pratama Tbk (NICE), perusahaan yang bergerak di bidang usaha pertambangan bijih nikel akan menggelar penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Adhi Kartiko Pratama Tbk (NICE), perusahaan yang bergerak di bidang usaha pertambangan bijih nikel akan menggelar penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO). Saham yang ditawarkan bukan saham baru, akan tetapi saham milik pemegang saham lama. 

Mengutip laman e-ipo, Jumat (15/12/2023), Adhi Kartiko Pratama melepas saham sebanyak-banyaknya sebesar 1.216.404.000 saham biasa atas nama milik PT Sungai Mas Minerals (SMM), dan PT Inti Mega Ventura (IMEV). Perseroan bakal melepas saham sebanyak-banyaknya 20,00% dari jumlah seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan setelah IPO dengan nilai nominal Rp10 setiap saham. 

Adapun harga penawaran saham sebesar Rp 430 sampai dengan Rp 530 per saham. Dengan demikian, Perseroan bakal meraup dana sebesar Rp 523,05 miliar hingga Rp 644,69 miliar. 

Dalam melancarkan aksinya, Adhi Kartiko Pratama menunjuk PT KB Valbury Sekuritas, PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk, dan PT UOB Kay Hian sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Sedangkan, penjamin emisi efek akan ditentukan kemudian. 

Seluruh saham yang ditawarkan dalam IPO merupakan milik para pemegang saham penjual. Oleh karena itu, seluruh dana hasil penawaran umum perdana saham akan diterima oleh para pemegang saham penjual dan Perseroan tidak menerima dana hasil penawaran umum perdana saham.

Perseroan merencanakan untuk membagikan dividen kas sekurang-kurangnya satu kali dalam setahun. Dengan tidak mengabaikan tingkat kesehatan keuangan Perseroan dan tanpa mengurangi hak dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Perseroan untuk menentukan lain sesuai dengan ketentuan anggaran dasar Perseroan, maka besarnya dividen kas yang akan dibagikan adalah dikaitkan dengan keuntungan Perseroan pada tahun buku yang bersangkutan. 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kebijakan Dividen

FOTO: PPKM, IHSG Ditutup Menguat
Layar komputer menunjukkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sesuai dengan kebijakan dividen Perseroan, manajemen Perseroan merencanakan pembayaran dividen kas minimum 25% dari laba bersih Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2023 yang akan dibagikan pada 2024. 

Dividen Perseroan akan tergantung pada arus kas dan rencana investasi Perseroan, hukum dan peraturan Indonesia, dan persyaratan lainnya. Sesuai dengan kinerja keuangan dan kondisi keuangan Perseroan dari waktu ke waktu, Perseroan juga dapat meninjau kembali dan mengubah kebijakan dividen Perseroan sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku.

Jadwal 

  • Masa penawaran awal pada 15-21 Desember 2023
  • Tanggal efektif pada 29 Desember 2023
  • Masa penawaran umum perdana saham pada 3-5 Januari 2024
  • Tanggal penjatahan pada 5 Januari 2024
  • Tanggal distribusi pada 8 Januari 2024
  • Tanggal pencatatan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Januari 2024

27 Perusahaan Antre IPO, Mayoritas Catat Aset Menengah

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan mengambil gambar layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Sebanyak 111 saham menguat, 372 tertekan, dan 124 lainnya flat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sejumlah perusahaan antre untuk mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Adapun hingga 8 Desember 2023, terdapat 79 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI. Dana yang berhasil dihimpun dari penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) 79 emiten itu mencapai Rp 54,14 triliun.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menyebutkan, saat ini ada 27 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI. Dari sisi asetnya, perusahaan dengan skala menengah masih mendominasi. 

"Hingga saat ini, terdapat 27 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI," kata Nyoman kepada wartawan, Sabtu (9/12/2023). 

Merujuk POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 10 perusahaan dengan aset skala besar di atas Rp 250 miliar. Kemudian 16 perusahaan dengan aset skala menengah antara Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar, dan satu perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp 50 miliar. 

Sementara, rincian sektornya adalah sebagai berikut:

  • 3 Perusahaan dari sektor basic materials
  • 6 Perusahaan dari sektor consumer cyclicals
  • 3 Perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals
  • 2 Perusahaan dari sektor energy
  • 1 Perusahaan dari sektor financials
  • 0 Perusahaan dari sektor healthcare
  • 5  Perusahaan dari sektor industrials
  • 3 Perusahaan dari sektor infrastructures
  • 0 Perusahaan dari sektor properties & real estate
  • 3 Perusahaan dari sektor technology
  • 1 Perusahaan dari sektor transportation & logistic

OJK Targetkan Penghimpunan Dana di Pasar Modal hingga Rp 200 Triliun pada 2024

Ilustrasi OJK
Ilustrasi OJK (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Sebelumnya diberitakan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan penghimpunan dana di pasar modal sekitar Rp 175 triliun-Rp 200 triliun pada tahun pemilihan umum (Pemilu) 2024. 

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menuturkan, pihaknya optimistis terhadap tahun depan, akan tetapi mengambil sikap konservatif. 

"Walaupun optimis tetapi konservatif ya. Jadi kita tentunya melihat daripada IMF dan World Bank, itu juga merevisi ke bawah pertumbuhan ekonomi global,” kata Inarno dalam konferensi pers RDK OJK November 2023, Senin (4/12/2023). 

Di samping itu, ia menuturkan,  Pemerintah Indonesia pada 2024 memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional di kisaran 5,2 persen. Angka itu di bawah tahun ini, yakni sebesar 5,3 persen.

"Oleh karena itu dalam mentargetkan tahun ke depan, kita target kita adalah sama dengan tahun lalu (2023) ya, antara Rp 175 sampai dengan 200 triliun,” kata dia. 

 


Pipeline Penawaran Umum

20151104-OJK Pastikan Enam Peraturan Akan Selesai Pada 2015
Petugas saat bertugas di Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Di samping itu, ia menjelaskan, penghimpunan dana di pasar modal masih tinggi yaitu sebesar Rp230,59 triliun dengan emiten baru tercatat sebanyak 74 emiten hingga 30 November 2023. Penghimpunan dana per November ini telah memenuhi capaian target di tahun 2023. 

Sementara itu, pipeline penawaran umum masih terdapat 96 dengan perkiraan nilai indikatif sebesar Rp41,11 triliun yang di antaranya merupakan rencana IPO oleh emiten baru sebanyak 64 perusahaan.

Di sisi lain, Inarno mengatakan, seiring dengan penguatan pasar keuangan global, pasar saham Indonesia sampai dengan 30 November 2023 menguat sebesar 4,87 persen mtd ke level 7.080,74 (Oktober 2023: 6.752,21), dengan tekanan outflow non-resident mereda meski masih mencatatkan net sell sebesar Rp0,52 triliun mtd (Oktober 2023: outflow Rp8,10 triliun mtd). Beberapa sektor di IHSG pada November 2023 masih menguat di antaranya sektor teknologi, infrastruktur, dan keuangan.

"Secara ytd, IHSG tercatat menguat sebesar 3,36 persen dengan non-resident membukukan net sell sebesar Rp13,86 triliun (Oktober 2023: net sell sebesar 13,34 triliun ytd). Di sisi likuiditas transaksi, rata-rata nilai transaksi pasar saham di November 2023 tercatat meningkat sebesar Rp10,54 triliun ytd (Oktober 2023: Rp10,48 ytd),” ujar dia.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya