Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat pada perdagangan saham Kamis (28/3/2024). IHSG akan menguji 7.500-7.600.
IHSG melemah 0,75 persen ke posisi 7.310 dan masih didominasi oleh volume penjualan, tetapi koreksi IHSG masih tertahan oleh moving average (MA) 60 harian.
Baca Juga
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pada label hitam, posisi IHSG saat ini masih berada pada bagian dari wave iii dari wave (iii), di mana koreksi IHSG masih relatif terbatas dan berpeluang menguat untuk menguji 7.500-7.600.
Advertisement
"Namun, pada label merah, apabila IHSG menembus suppot 7.238, IHSG masih rawan melanjutkan koreksinya menguji 7.100-7.215 untuk membentuk wave (y) dari wave (iv),” ujar Herditya dalam catatannya.
Herditya prediksi, IHSG berada di level support 7.238,7.099 dan level resistance 7.396,7.454 pada perdagangan Kamis pekan ini.
Sementara itu, Analis PT RHB Sekuritas Indonesia, Muhammad Wafi menuturkan, IHSG terlihat melakukan koreksi teknikal dan breakdown support garis moving average (MA)20 harian untuk menguji support garis MA50 tetapi dengan volume rendah.
"Selama bertahan di atas garis MA50 maka berpeluang untuk kembali rebound dan menguji garisMA20 untuk masuk ke fase sideways,” kata Wafi.
Ia menuturkan, jika breakdown garis MA50, berpeluang untuk membuat lower low (LL) level dan masuk ke fase bearish. “Range pergerakan IHSG saat ini berada di kisaran 7.200-7.400,” kata dia.
Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, IHSG berpeluang melemah terbatas pada perdagangan Kamis pekan ini. IHSG akan bergerak di level support dan resistance 7.300-7.400.
Rekomendasi Saham
Untuk rekomendasi saham hari ini, Wafi memilih saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), PT Temas Tbk (TMAS), PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA), dan PT Sarana Mitra Luas (SMIL).
Sedangkan Herditya memilih saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA), dan saham PT Mandiri Herindo Adiperkada Tbk (MAHA).
Rekomendasi Teknikal
Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:
1.PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) - Buy on Weakness
Saham AMRT bergerak flat di 2.900 disertai dengan munculnya volume pembelian. Herditya menuturkan, saat ini, posisi AMRT diperkirakan membentuk awal dari wave [iv] dari wave 1, sehingga pergerakan AMRT masih rawan untuk terkoreksi terlebih dahulu dan dapat dimanfaatkan untuk BoW.
Buy on Weakness: 2.790
Target Price: 2.960, 3.010
Stoploss: below 2.750
2.PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) - Spec Buy
Saham BRIS menguat 1,49% ke 2.720 dan masih didominasi oleh volume pembelian. "Saat ini, posisi BRIS diperkirakan berada pada bagian dari wave B dari wave (4), sehingga BRIS masih berpeluang menguat dalam jangka pendek," kata Herditya.
Spec Buy: 2.660-2.710
Target Price: 2.790, 2.880
Stoploss: below 2.620
3.PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) - Buy on Weakness
Saham HRTA terkoreksi 1,5% ke 394 disertai munculnya volume penjualan. Herditya menuturkan, posisi HRTA saat ini diperkirakan berada pada bagian dari wave (b) dari wave [y], sehingga HRTA masih rawan melanjutkan koreksinya terlebih dahulu dan dapat dimanfaatkan untuk BoW.
Buy on Weakness: 378-392
Target Price: 434, 454
Stoploss: below 368
4.PT Mandiri Herindo Adiperkada Tbk (MAHA) - Buy on Weakness
Saham MAHA terkoreksi 0,51% ke 195 disertai munculnya volume penjualan. "Selama MAHA masih mampu bergerak di atas 185 sebagai stoplossnya, posisi MAHA saat ini diperkirakan berada di awal wave [iii] dari wave 1, sehingga koreksi MAHA akan relatif terbatas dan berpeluang menguat kembali," ujar dia.
Buy on Weakness: 189-195
Target Price: 208, 220
Stoploss: below 185
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement
Penutupan IHSG pada 27 Maret 2024
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot pada perdagangan Rabu (27/3/2024). Koreksi IHSG terjadi di tengah mayoritas sektor saham tertekan.
Dikutip dari data RTI, IHSG melemah 0,75 persen ke posisi 7.310,09. Indeks LQ45 susut 0,74 persen ke posisi 990,37. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan. Pada perdagangan Rabu pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.375 dan terendah 7.292,79.
Sebanyak 364 saham melemah sehingga menekan IHSG. 201 saham menguat dan 214 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.081.706 kali dan volume perdagangan 14,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9,9 triliun. Investor asing menjual saham Rp 862 miliar. Dengan demikian, investor asing beli saham Rp 26,66 triliun sepanjang 2024.
Mayoritas sektor saham (IDX-IC) memerah kecuali sektor saham keuangan naik 0,07 persen. Sektor saham transportasi dan logistic tergelincir 2,48 persen, dan catat koreksi terbesar. Sektor saham teknologi turun 0,97 persen dan sektor saham kesehatan terpangkas 0,93 persen.
Selain itu, sektor saham energi melemah tipis 0,12 persen, sektor saham basic terperosok 0,70 persen, sektor saham industri turun terbatas 0,14 persen.
Kemudian sektor saham nonsiklikal melemah 0,26 persen, sektor saham siklikal terbenam 0,51 persen, sektor saham properti susut 0,70 persen dan sektor saham infrastruktur melemah 0,58 persen.
Sentimen yang Pengaruhi IHSG
Mengutip Antara, dalam tim riset Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, bursa saham Asia bergerak variasi karena pelaku pasar bersikap wait and see menantikan pengumuman penting pada Jumat, 29 Maret 2024 yakni Core PCE Price Index, Personal Income dan Personal Spending yang akan berpengaruh secara tidak langsung terhadap keputusan tingkat suku bunga the Federal Reserve (the Fed) selanjutnya.
Selain itu, Pidato Ketua The Fed Jerome Powell pada Jumat (29/3) juga dinantikan oleh para pelaku pasar sebagai penentu arah kebijakan The Fed.
Dari Asia, saham-saham Jepang menguat karena Yen sempat melemah ke level terendahnya sejak tahun 1990. Sementara itu, saham-saham di China melemah akibat tidak adanya sentimen yang kuat selama sepekan ini. Di pasar komoditas, minyak mentah melemah karena stok minyak mentah melonjak di Amerika Serikat (AS).
Advertisement