Liputan6.com, Jakarta - Direksi PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) ramai-ramai borong saham BBNI. Pembelian dilakukan sejak awal Mei 2024, bertepatan dengan tren penurunan pada saham BBNI.
Informasi saja, saham BBNI ditutup turun 0,64 persen ke posisi 4.670 pada Rabu, 8 Mei 2024. Sejak awal Mei atau dalam sepekan terakhir, saham BNi turun 11,05 persen. Sejak awal tahun atau secara year to date (YTD), saham BBNI turun 13.12 persen.
Baca Juga
Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (10/5/2024), Direktur Utama BNI Royke Tumilaar membeli 212.300 lembar saham BBNI dengan harga Rp 4.710 per saham atau totalnya senilai Rp 999,93 juta.
Advertisement
Transaksi tersebut berlangsung pada 7 Mei 2024 dengan status kepemilikan langsung. Tujuannya, yakni untuk investasi.
Selain Royke, Wakil Direktur Utama BNI Putrama Wahju Setyawan membeli 213.200 lembar saham BBNI dengan harga Rp 4.690 per saham, atau total senilai Rp 999,91 juta. Transaksi ini dilakukan pada 8 Mei 2024.
Direksi lainnya yang ikut serok saham BBNI, antara lain Direktur Technology & Operations BNI Toto Prasetio yang melakukan pembelian dalam dua tahap. Pertama, pembelian dilakukan pada 3 Mei 2024 sebanyak 62.100 lembar dengan harga Rp 4.835 per saham. Sehingga total transaksi saat itu adalah Rp 300,25 juta.
Toto kembali melakukan pembelian pada 7 Mei 2024. Dia membeli 32.000 lembar saham BBNI dengan harga Rp 4.710 per saham atau total senilai Rp 150,72 juta.
Pada hari yang sama, Direktur Finance BNI, Novita Widya Anggraini yang membeli 105.900 lembar saham senilai Rp 499,85 juta atau Rp 4.720 per saham. Transaksi ini berlangsung pada 7 Mei 2024.
Lalu Direktur Digital and Integrates Transaction Banking BNI Hussein Paolo Kartadjoemena membeli 211.800 lembar saham BBNI dengan harga Rp 4.720 per saham. Sehingga total transaksinya mencapai Rp 999,7 juta
Pada 8 Mei 2024, Direktur Retail Banking BNI Corina Leyla Karnalies membeli 84.500 lembar saham BBNI dengan harga Rp 4.740 per saham atau total senilai Rp 400,53 juta.
Bersamaan dengan itu, Direktur Human Capital & Compliance BNI Mucharom membeli 213.200 lembar saham BBNI dengan harga Rp 4.690 per saham atau total senilai Rp 999,91 juta.
Kinerja Kuartal I 2024
Sebelumnya, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau BNI mencatatkan laba bersih Rp 5,33 triliun pada kuartal I-2024. Angka tersebut tumbuh 2 persen secara tahunan (year on year/yoy).
"BNI konsisten mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangan yang positif dan berkelanjutan pada periode awal tahun 2024," kata Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) Royke Tumilaar dalam konferensi pers Kinerja Kuartal I-2024, Senin (29/4/2024).
Lebih lanjut, Royke mengatakan BNI berhasil mencatat kinerja signifikan pada pengembangan segmen pembiayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan konsumer melalui perusahaan anak PT Bank Hibank Indonesia (hibank) dan BNI Finance sebagai mesin pertumbuhan baru di luar kredit korporasi blue chip yang terus tumbuh.
Hal ini tercermin dari pertumbuhan kredit segmen UMKM hibank yang mencapai 72 persen secara tahunan (Year on Year/YoY) dan pertumbuhan pembiayaan BNI Finance yang meningkat 370 persen YoY didominasi oleh pembiayaan konsumer.
Sementara itu, kinerja kredit dari dua perusahaan anak tersebut berkontribusi terhadap pertumbuhan kredit secara konsolidasi. Adapun total kredit BNI sepanjang kuartal I-2024 tercatat sebesar Rp695,16 triliun, tumbuh 9,6 persen YoY jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp634,3 triliun.
"Dengan pertumbuhan kredit pada kuartal I-2024, BNI membukukan pendapatan bunga Rp15,87 triliun, tumbuh 7,2 persen YoY dari sebelumnya sebesar Rp14,8 triliun, yang didorong oleh kinerja fungsi intermediasi yang sehat," ujarnya.
Advertisement
Kualitas Kredit
Pertumbuhan yang kuat ini juga didukung oleh perbaikan kualitas aset dengan Non Performing Loan (NPL) gross yang turun dari 2,8 persen pada kuartal I-2023 menjadi 2,0 persen pada kuartal I-2024.
"Hal ini diikuti pula dengan credit cost yang juga menurun 40 basis poin YoY menjadi 1,0 persen pada kuartal I-2024," ujarnya.
Menurutnya, peningkatan kualitas aset tetap menjadi fokus, yang diharapkan akan mendorong kinerja fungsi intermediasi yang berkelanjutan di tengah tantangan geopolitik global, tekanan inflasi, dan suku bunga.
Selain pertumbuhan bisnis yang sehat, perusahaan juga mampu meningkatkan pendapatan non bunga berupa fee-based income dan loan recovery pada kuartal I-2024 mencapai Rp5,1 triliun atau tumbuh 15,9 persen dari sebelumnya sebesar Rp4,4 triliun.
Komposisi Pendapatan Non Bunga
Dengan peningkatan ini, komposisi pendapatan non bunga telah berkontribusi sebesar 35 persen dari total pendapatan BNI pada kuartal I-2024, terutama berasal dari fee income surat berharga dan fee dari bisnis sindikasi.
"Kombinasi dari perbaikan fundamental, termasuk peningkatan fee based income, efisiensi operasional, serta kualitas aset yang terus membaik mendorong BNI meraih laba bersih sebesar Rp 5,33 triliun pada kuartal I-2024, atau tumbuh 2 persen YoY," pungkasnya.
Advertisement