Saham Kripto Gagal Ambil Celah dari Reli Sektor Teknologi

Ada sejumlah faktor yang membuat tren bearish atau merosot pada saham terkait kripto. Saham MicroStrategy melemah 1,5 persen.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 06 Jul 2024, 14:14 WIB
Diterbitkan 06 Jul 2024, 14:14 WIB
Saham Kripto Gagal Ambil Celah dari Reli Sektor Teknologi
Saham perusahaan terkait kripto melewatkan kesempatan untuk mencapai reli setelah pasar saham mencatatkan keuntungan besar.(AP Photo/Seth Wenig, file)

Liputan6.com, Jakarta - Saham perusahaan terkait kripto melewatkan kesempatan untuk mencapai reli setelah pasar saham mencatatkan keuntungan besar.

Pasar Amerika Serikat (AS) memperoleh keuntungan mendekati level tertinggi menyusul perubahan faktor makro terkait dengan data Ketenagakerjaan AS yang baru dirilis. Menurut Departemen Tenaga Kerja, ekonomi AS memperoleh 206.000 pekerjaan pada Juni, penurunan dari angka Mei.

Selain itu, tingkat pengangguran meningkat menjadi 4,1% dari 4% dan para pelaku pasar memberikan alasan yang lebih kuat atas potensi penurunan suku bunga.

Pengumuman penurunan suku bunga oleh Federal Reserve merupakan sinyal bullish karena lebih banyak dana akan mengalir ke pembuat obligasi sementara sebaliknya akan memperketat aktivitas pasar. Saham kripto akan mendapatkan keuntungan dari penurunan suku bunga, tetapi ada beberapa faktor yang menyebabkan tren bearish pada aset ini.

Melansir Coingape, Sabtu (6/7/2024), sejumlah besar saham kripto melanjutkan perdagangan negatif hingga mengakhiri minggu ini dan memperpanjang kerugian mingguan.

Coinbase (COIN), pertukaran aset digital terbesar berdasarkan volume di Amerika Serikat turun 0,56% perdagangan pada USD 223. Angka mingguan aset ini masih sedikit negatif dengan angka 0,13% sementara arus keluar jangka panjang berada di angka 11 persen.

Demikian pula, MicroStrategy (MSTR), mengalami kerugian sebesar 1,56 persen pada Jumat, 5 Juli 2024  dan jatuh ke USD 1,281. Menggambarkan prospek bearish adalah penurunan mingguan aset sebesar 15 persen yang menghapus kenaikan sebelumnya yang dicatat pada kuartal I 2024.

 

 

Crypto Freefall Hentikan Saham

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Perusahaan pertambangan Bitcoin (BTC) juga menambah jumlah keluar karena banyak yang diperdagangkan sejalan dengan aset yang mendasarinya. Marathon Digital (MARA) bertukar tangan pada USD 20.17, penurunan 3.86% dalam 24 jam terakhir. Angka bulanan juga menunjukkan penurunan untuk aset tersebut.

Ketika teknologi besar melonjak di Nasdaq dan S&P 500, saham kripto gagal mengekor. Meta Platforms mencatat kenaikan 4% sementara Tesla memperoleh arus masuk 2% hari ini.

Microsoft, Apple, dan Alphabet mencatat angka positif pada penutupan pasar. Aset kripto turun karena jatuhnya harga dan likuidasi antar mata uang kripto. Harga Bitcoin turun di bawah USD 55,000 sementara altcoin dan koin meme mengalami penurunan serupa. Arus keluar dari ETF Bitcoin spot juga berkontribusi terhadap sentimen bearish.

 

 

Penutupan Wall Street pada 5 Juli 2024

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Director of Trading Floor Operations Fernando Munoz (kanan) saat bekerja dengan pialang Robert Oswald di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street jatuh ke zona bearish setelah indeks Dow Jones turun 20,3% dari level tertingginya bulan lalu. (AP Photo/Richard Drew)

Sebelumnya, wall street kompak menguat. Bahkan indeks S&P menguat ke level tertinggi baru dan mencatat rekor penutupan. Hal ini seiring laporan pekerjaan Amerika Serikat (AS) terbaru menghidupkan kembali harapan penurunan suku bunga dari the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS.

Mengutip laman CNBC, Sabtu (6/7/2024), indeks S&P 500 menguat 0,54 persen ke posisi 5.567,19. Indeks Nasdaq bertambah 0,90 persen menjadi 18.352,76. Dua indeks acuan itu mencapai rekor tertinggi sepanjang masa selama sesi tersebut dan berakhir pada rekor tertinggi. Indeks S&P 500 mencatat rekor penutupan ke-34 pada 2024. Indeks Dow Jones bertambah 0,17 persen atau 67,87 poin ke posisi 39.375,87.

Selama sepekan, indeks acuan berada di zona hijau. Indeks Nasdaq naik 3,5 persen. Indeks S&P 500 menguat hampir 2 persen selama periode itu. Indeks Dow Jones bertambah hampir 0,7 persen.

Reli indeks S&P 500 pada 2024 telah tumbuh menjadi 16,7 persen, dengan indeks acuan tersebut membukukan kenaikan dalam empat minggu. Hal ini seiring investor bertaruh setiap pelemahan ekonomi pada akhir 2024 akan diatasi dengan penurunan suku bunga the Federal Reserve (the Fed).

Sementara itu, indeks Nasdaq naik 22,3 persen pada 2024.

Adapun data tenaga kerja yang dipantau secara luas yang dirilis pada Jumat pagi, 5 Juli 2024 mencerminkan kenaikan nonfarm payrolls sebesar 206.000 pada Juni 2024. Akan tetapi, terdapat sedikit peningkatan pada tingkat pengangguran yang naik 4,1 persen. Ekonom sebelumnya prediksi tingkat pengangguran stabil 4 persen.

Di sisi lain, imbal hasil obligasi AS merosot seiring laporan kenaikan pengangguran akan mendorong the Federal Reserve (the Fed) untuk menurunkan suku bunga pada akhir tahun ini.

 

Gerak Harga Saham di Wall Street

Plang Wall Street di dekat Bursa Efek New York. (Richard Drew/AP Photo)
Dalam file foto 11 Mei 2007 ini, tanda Wall Street dipasang di dekat fasad terbungkus bendera dari Bursa Efek New York. (Richard Drew/AP Photo)

Investor meningkatkan taruhannya pada penurunan suku bunga pada September dengan peluang penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin meningkat menjadi 77 persen, naik dari 64 persen pada pekan lalu, menurut FedWatch Tool dari CME Group.

“Di satu sisi, revisi ke bawah terhadap bulan-bulan sebelumnya dan kenaikan tingkat pengangguran meningkatkan kemungkinan penurunan suku bunga the Fed pada September, pasar obligasi tentu saja merayakan hal ini,” ujar Chief Global Strategist Princial Asset Management, Seema Shah.

Ia menambahkan, angka-angka itu tentu saja memicu sedikit kekhawatiran mengenai arah ekonomi AS. “Sejumlah besar data ekonomi semuanya menunjukkan pelemahan, laporan hari ini menambah gambaran tersebut,” ujar dia.

Di sisi lain, harga saham Tesla naik lebih dari 2 persen, membukukan kenaikan mingguan sekitar 27 persen. Harga saham Apple melonjak lebih dari 2 persen ke level tertinggi baru sepanjang masa.

Sementara itu, harga saham Nvidia turun hampir 2 persen menyusul penurunan rekomendasi di wall street yang menunjukkan kenaikan terbatas bagi produsen chip itu. Namun, selama sepekan, harga saham Nvida naik 1,7 persen.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya