Harga Saham DSSA Tak Lagi Jadi yang Termahal, Tengok di Sini

Bursa Efek Indonesia melakukan penghentian sementara (suspensi) saham DSSA. Corporate Secretary PT Dian Swastatika Sentosa Tbk, Susan Chandra pun memberikan penjelasan.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 18 Jul 2024, 16:20 WIB
Diterbitkan 18 Jul 2024, 16:20 WIB
IHSG Ditutup Menguat
Karyawan melintasi layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) memutuskan untuk melakukan pemecahan nilai nominal saham (stock split) dengan rasio 1:10. Artinya, setiap pemegang satu lembar saham yang ada saat ini akan dipecah menjadi 10 saham baru saat stock split.

Awal perdagangan saham DSSA dengan nilai nominal baru sebesar Rp 25 per saham hasil stock split di pasar reguler dan pasar negosiasi dilaksanakan mulai hari ini, 18 Juli 2024. Sebelumnya, harga teoretis usai stock split ditetapkan sebesar Rp 29 ribu per saham.

Perhitungan itu mengacu pada harga saham Dian Swastatika Sentosa pada saat akhir cum di pasar reguler dengan nilai nominal lama Rp 250 per saham tanggal 17 Juli 2024, tercatat pada harga Rp 290.000 per saham.

Sebelum cum date, saham DSSA sepat saham DSSA naik 2,47 persen ke posisi 290 ribu per lembar pada 15 Juli 2024. Saat itu, saham DSSA naik 2,47 persen ke posisi 290 ribu per lembar. Dalam sepekan, saham DSSA naik 3,57 persen. Sejak awal tahun atau secara year to date (YTD), saham DSSA naik 265,50 per saham.

Alhasil, Bursa melakukan penghentian sementara (suspensi) saham DSSA. Corporate Secretary PT Dian Swastatika Sentosa Tbk, Susan Chandra menjelaskan, harga harga pasar saham dapat dipengaruhi oleh mekanisme pasar yang cenderung bereaksi terhadap berbagai informasi dan perkembangan Pasah yang kompleks.

Sehingga perseroan tidak dapat mengidentifikasi atau mengetahui secara spesifik penyebab pasti peningkatan harga saham perseroan yang signifikan.

"Namun perseroan melaksanakan beberapa aksi korporasi yang mungkin mempengaruhi peningkatan harga saham," kata Susan.

Melansir data RTI, saham DSSA turun 1,03 persen ke posisi 28.700 pada sesi I hari ini. DSSA dibuka pada posisi 30.275 dan bergerak pada rentang 28.700-30.275. Frekuensi perdaganagn saham DSSA pada sesi I tercatat sebanyak 213 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 76,60 ribu lembar senilai Rp 2,23 miliar.

Harga Saham Tembus 290 Ribu, Dian Swastatika Sentosa Beri Penjelasan

Pembukaan-Saham
Pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Bursa Efek Indonesia (BEI) meminta penjelasan kepada PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) usai sahamnya mencatatkan kenaikan signifikan bebrapa aktu terakhir. Buntut dari peningkatan harga tersebut, Bursa melakukan penghentian sementara (suspensi) saham DSSA sejak perdagangan tanggal 16 Juli 2024 sampai dengan pengumuman Bursa lebih lanjut.

Saham DSSA tercatat sebagai harga saham paling mahal di Bursa saat ini. Pada perdagangan Senin (15/7), saham DSSA naik 2,47 persen ke posisi 290 ribu per lembar. Dalam sepekan, saham DSSA naik 3,57 persen. Sejak awal tahun atau secara year to date (YTD), saham DSSA naik 265,50 per saham.

Corporate Secretary PT Dian Swastatika Sentosa Tbk, Susan Chandra menjelaskan, harga harga pasar saham dapat dipengaruhi oleh mekanisme pasar yang cenderung bereaksi terhadap berbagai informasi dan perkembangan Pasah yang kompleks. Sehingga perseroan tidak dapat mengidentifikasi atau mengetahui secara spesifik penyebab pasti peningkatan harga saham perseroan yang signifikan.

"Namun perseroan melaksanakan beberapa aksi korporasi yang mungkin mempengaruhi peningkatan harga saham," kata Susan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (17/7/2024).

 

Kepercayaan Investor

Aksi korporasi yang pertama yakni pembelian kembali saham perseroan atau buyback. Ketersediaan saham yang lebih sedikit meningkatkan nilai relatif dari setiap saham yang tersedia. Berkurangnya pemegang saham yang mau melakukan transaksi penjualan, karena telah dilakukan pembelian kembali saham perseroan sebanyak 19,99% dan pembelian kembali saham memberikan sinyal kepada pasar bahwa manajemen perseroan percaya pada prospek jangka panjang perseroan.

"Sehingga kondisi tersebut mendorong peningkatan kepercayaan investor dan mendorong minat beli, yang mendorong peningkatan harga saham lebih lanjut," jelas Susan.

Perseroan juga berencana melakukan pemecahan saham atau stock split harga saham perseroan dapat menjadi lebih terjangkau oleh investor. Pemecahan saham tersebut akan meningkatkan jumlah saham yang beredar. Perdagangan saham perseroan menjadi lebih likuid dan saham perseroan akan lebih menarik bagi investor.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya