Tersengat Kenaikan Harga Acuan, Saham Batu Bara Kompak Menanjak

Dalam riset Stockbit Sekuritas menyebutkan, ruang penguatan lanjutan bagi kenaikan harga saham batu bara masih terbuka.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 21 Jul 2024, 15:32 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2024, 15:32 WIB
Tersengat Kenaikan Harga Acuan, Saham Batu Bara Kompak Menanjak
Harga saham terkait batu bara terpantau berada di zona hijau selama perdagangan sepekan. Kenaikan ini terjadi seiring menguatnya harga acuan batu bara. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Harga saham terkait batu bara terpantau berada di zona hijau selama perdagangan sepekan. Kenaikan ini terjadi seiring menguatnya harga acuan batu bara. Harga kontrak batu bara Newcastle untuk Agustus 2024 naik 3,4 persen dalam 5 hari terakhir dari USD 134,4 per ton menjadi USD 139,1 per ton.

Beberapa saham batu bara yang naik antara lain ADRO, INDY, ITMG, dan PTBA. ADRO ditutup naik 2,31 persen ke posisi 3.100 pada Jumat. Dalam sepekan, ADRO telah naik 9,54 persen. Lalu saham INDY ditutup naik 3,30 persen pada Jumat ke posisi 1.410.

Dalam sepekan, saham INDY naik 8,46 persen. ITMG naik 1,34 persen ke posisi 26.525 pada Jumat, dan telah naik 3,82 persen dalam sepekan. Selanjutnya PTBA naik 0,38 persen ke posisi 2.630 pada Jumat, dan telah naik 3,95 persen dalam sepekan.

"Kami menilai ruang penguatan lanjutan bagi kenaikan harga saham batu bara masih terbuka seiring ekspektasi market terhadap sektor batu bara yang kami nilai cenderung terlalu pesimis," mengutip riset Stockbit Sekuritas, Minggu (21/7/2024).

Menurut laporan terbaru dari International Energy Agency (IEA), permintaan batu bara diekspektasikan masih akan bertahan atau tidak turun pada 2024, ditopang oleh proyeksi peningkatan konsumsi dari China dan India. Gelombang panas di seluruh bagian India diproyeksikan meningkatkan kebutuhan listrik sebanyak 8 persen pada 2024, sementara permintaan dari China diperkirakan naik 6 persen.

"Berdasarkan perhitungan kami, estimasi kinerja emiten batu bara dari konsensus merefleksikan asumsi harga batu bara di kisaran USD 118–126 per ton untuk tahun 2024–2025," lanjut riset itu.

Estimasi tersebut lebih rendah dibandingkan harga batu bara saat ini di kisaran USD 135 per ton, yang mengimplikasikan bahwa konsensus memprediksi harga batu bara akan melemah ke depannya. Jika harga batu bara dapat bertahan dan kinerja emiten batu bara tidak seburuk ekspektasi konsensus, harga saham-saham batu bara berpotensi terus menguat.

 

 

Kinerja IHSG pada 15-19 Juli 2024

Perdagangan Awal Pekan IHSG Ditutup di Zona Merah
Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 0,45 persen pada 15-19 Juli 2024. Analis menilai, koreksi IHSG didorong sentimen global.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (20/7/2024), IHSG turun 0,45 persen ke posisi 7.294,49 dari pekan lalu di posisi 7.327,58 pada penutupan pekan lalu. Kapitalisasi pasar bursa anjlok 0,96 persen ke posisi Rp 12.358 triliun. Pekan lalu, kapitalisasi pasar tercatat Rp 12.478 triliun.

Rata-rata volume transaksi harian merosot 5 persen menjadi 16,48 miliar saham dari 17,41 miliar saham pada penutupan pekan lalu. Selanjutnya rata-rata nilai transaksi harian tersungkur 8,23 persen menjadi Rp 9,6 triliun dari Rp 10,46 triliun pada pekan lalu. Investor asing membukukan aksi beli saham Rp 754,87 miliar selama sepekan. Sepanjang 2024, investor asing jual saham Rp 2,78 triliun.

Kinerja sektor saham juga beragam selama sepekan. Sektor saham energi naik 1,71 persen, sektor saham konsumer nonsiklikal bertambah 0,45 persen, sektor saham konsumer siklikal menguat 1,35 persen dan sektor saham transportasi bertambah 1,42 persen.

Selanjutnya sektor saham basic materials merosot 1,58 persen, sektor saham industri turun 0,01 persen, sektor saham perawatan kesehatan terpangkas 0,22 persen. Selain itu, sektor saham keuangan susut 0,03 persen, sektor saham properti melemah 0,60 persen, sektor saham teknologi susut 0,31 persen dan sektor saham infrastruktur tergelincir 1,16 persen.

 

Sentimen IHSG

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Sebanyak 111 saham menguat, 372 tertekan, dan 124 lainnya flat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG melemah 0,45 persen cukup wajar setelah empat minggu berturut-turut, IHSG mencatat penguatan signifikan. Herditya mengatakan, ada sejumlah sentimen yang pengaruhi IHSG terutama sentimen global.

Pertama, perlambatan ekonomi di mana awal pekan lalu, tercatat produk domestik bruto (PDB) China pada kuartal II 2024 sebesar 4,7 persen YoY dari kuartal I 2024 sebesar 5,3 persen YoY.

Kedua, meningkatnya ekspektasi investor terhadap rencana pemangkasan suku bunga the Federal Reserve (the Fed) pada September 2024 setelah pidato the Fed yang menunjukkan pertanda dovish. Dari data konsensus juga menunjukkan ada peningkatan probabilitas menjadi 91,7 persen untuk memangkas suku bunga 5-5,25 persen. “Ketiga, dari domestik Bank Indonesia masih menahan suku bunga acuan 6,25 persen. Keempat, nilai tukar rupiah masih menunjukkan pelemahan,” ujar Herditya saat dihubungi Liputan6.com.

Herditya mengatakan, pekan depan, investor akan mencermati beberapa rilis dtaa antara lain suku bunga China. Di mana diperkirakan suku bunga masih akan ditahan pada level 3,45 persen. Kemudian pergerakan nilai tukar rupiah yang masih tertekan. Selanjutnya harga komoditas terutama komoditas energi antara lain minyak mentah dan batu bara. “Untuk area support IHSG berada di 7.149 dan resistance 7.354,” ujar dia.

 

Kinerja IHSG 8-12 Juli 2024

Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di dekat papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (29/12/2017), IHSG menguat 41,60 poin atau 0,66 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada 8-12 Juli 2024. Analis menilai penguatan IHSG didorong sentimen rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) dan China serta the Federal Reserve (the Fed).

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (13/7/2024), IHSG melambung 1,02 persen ke posisi 7.327,59 dari pekan lalu di posisi 7.253,37. Kapitalisasi pasar bursa menguat 0,37 persen menjadi Rp 12.478 triliun dari pekan lalu Rp 12.431 triliun.

Sementara itu, rata-rata volume transaksi harian menguat 11,97 persen menjadi 17,41 miliar saham dari pekan lalu 15,55 miliar saham. Kenaikan tertinggi pekan ini terjadi pada rata-rata frekuensi transaksi selama sepekan meningkat 15,29 persen menjadi 1,09 juta kali transaksi dari 947 ribu kali transaksi pada pekan lalu.

Di sisi lain, rata-rata nilai transaksi harian merosot 1,78 persen menjadi Rp 10,46 triliun dari Rp 10,65 triliun pada penutupan pekan lalu. Investor asing mencatatkan aksi beli saham Rp 1,24 triliun pada Jumat, 12 Juli 2024. Selama sepekan, investor asing membeli saham Rp 1,55 triliun.

Pada pekan ini, mayoritas sektor saham menghijau kecuali sektor saham energy turun 1,49 persen, sektor saham basic materials merosot 0,53 persen. Sementara itu, sektor saham industri melonjak 3,32 persen, sektor saham konsumer nonsiklikal bertambah 2,03 persen dan sektor saham siklikal naik 1,26 persen.

Selanjutnya sektor saham perawatan kesehatan menguat 0,26 persen, sektor saham keuangan melesat 1,89 persen. Kemudian sektor saham properti dan real estate bertambah 7,25 persen, dan pimpin penguatan. Sektor saham teknologi naik 0,48 persen, sektor saham infrastruktur menanjak 4,13 persen dan sektor saham transportasi dan logistic menguat 2,84 persen.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya