Joe Biden Mundur dari Pilpres AS, Begini Kondisi Bursa Saham Berjangka AS

Pelaku pasar mencermati kondisi politik Amerika Serikat (AS) setelah Presiden Joe Biden mundur dari Pilpres AS 2024 dan mendukung Kamala Harris.

oleh Agustina Melani diperbarui 22 Jul 2024, 07:52 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2024, 07:52 WIB
Joe Biden Mundur dari Pilpres AS, Begini Kondisi Bursa Saham Berjangka AS
Indeks S&P 500 berjangka menguat tipis pada Minggu malam, 21 Juli 2024 waktu setempat. (AP Photo/Matt Kelley, File)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks S&P 500 berjangka menguat tipis pada Minggu malam, 21 Juli 2024 waktu setempat. Hal ini terjadi setelah indeks S&P 500 alami kinerja mingguan terburuk sejak April lalu seiring investor beralih dari saham-saham teknologi kapitalisasi besar ke saham kapitalisasi kecil.

Mengutip CNBC, Senin (22/7/2024), indeks S&P 500 berjangka naik 0,2 persen. Indeks Dow Jones dan Nasdaq masing-masing bertambah 0,1 persen dan 0,4 persen.

Selain itu, pelaku pasar juga mengawasi kondisi politik Amerika Serikat (AS) setelah Presiden AS Joe Biden mundur dari pemilihan presiden (Pilpres) pada Minggu, 21 Juli 2024 waktu setempat dan mendukung Wakil Presiden AS Kamala Harris sebagai calon presiden dari Partai Demokrat.

Sejak kinerja debat Joe Biden yang buruk pada Juni, banyak analis melihat kemungkinan besar mantan Presiden AS Donald Trump akan menang pada November 2024.

CEO Infrastructure Capital Advisors, Jay Hatfield memperkirakan, reaksi pasar saham yang tenang terhadap pengunduran diri Joe Biden dari pemilihan presiden seperti yang diperkirakan sebagian besar karena seruan agar dia mundur semakin keras.

“Fakta bahwa Biden mendukung Kamala Harris mengurangi ketidakpastian. Mungkin ada sedikit penurunan perdagangan Trump pada hari Senin karena Wakil Presiden Harris dianggap memiliki peluang menang yang sedikit lebih baik,” kata Hatfield.

Laba perusahaan dan kebijakan bank sentral juga akan menjadi perhatian utama. Para pelaku pasar memperkirakan hampir 93% kemungkinan Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga pada pertemuan September.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Investor Alihkan ke Saham Kapitalisasi Kecil

Wall Street
Pedagang bekerja di New York Stock Exchange, New York, 10 Agustus 2022. (AP Photo/Seth Wenig, file)

Dengan pemikiran ini, para investor telah menjual saham-saham teknologi besar yang menjadi pemenang reli pasar, dan memilih saham-saham yang sensitif terhadap suku bunga yakni saham-saham berkapitalisasi kecil dan industri yang akan mendapatkan keuntungan dari penurunan suku bunga.

Selama perdagangan  pekan sebelumnya, indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing turun hampir 2% dan 3,7%, menandai kerugian mingguan terbesar sejak April. Di sisi lain, indeks Dow naik 0,7%, sedangkan indeks Russell 2000 yang berfokus pada saham kecil naik 1,7%.

Dari sisi kinerja laba perusahaan, investor akan melirik Verizon hasil kuartalan Senin pagi. Diperkirakan tidak ada pembaruan ekonomi besar hingga akhir minggu ini.


Wall Street Terbenam Setelah Aksi Ambil Untung hingga Gangguan IT Global

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street merosot pada perdagangan Jumat, 19 Juli 2024 yang ditandai dengan rotasi saham-saham perusahaan besar ke saham-saham perusahaan kecil.

Mengutip CNBC, Sabtu (20/7/2024), indeks S&P 500 merosot 0,71 persen ke posisi 5.505. Indeks Nasdaq tergelincir 0,81 persen ke posisi 17.726,94. Indeks Dow Jones melemah 377,49 poin atau 0,93 persen ke posisi 40.287,53.

Pergerakan wall street menandai penurunan lainnya secara keseluruhan. Indeks Russell 2000 merosot 0,63 persen. Namun, pergeseran ke arah-arah nama yang dipandang sebagai penerima manfaat lebih besar dari penurunan suku bunga the Federal Reserve (the Fed) atau suku bunga bank sentral AS ke saham kapitalisasi kecil dinilai masih menjadi tema pekan ini.

Adapun selama sepekan, indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing turun 1,97 persen dan 3,65 persen menandai kerugian mingguan terbesar sejak April. Indeks Nasdaq juga hentikan kenaikan selama enam minggu berturut-turut. Di sisi lain, indeks Dow Jones bertambah 0,72 persen, sedangkan indeks Russell 2000 yang fokus pada saham kecil menguat 1,68 persen.

"Pasar saham sedang mengalami rotasi yang sudah lama tertunda. Investor merealisasikan keuntungan dari saham teknologi besar dan memiliki kinerja sangat baik dan memindahkannya ke area lain di pasar,” kata Chief Investment Officer GDS Wealth Management, Glen Smith.

 

 


Sentimen Harapan Penurunan Suku Bunga The Fed

Wall Street
Pedagang bekerja di New York Stock Exchange saat Ketua Federal Reserve Jerome Powell berbicara setelah mengumumkan kenaikan suku bunga di New York, Amerika Serikat, 2 November 2022. (AP Photo/Seth Wenig)

Perbedaan tersebut telah mendorong para pendukung wall street, yang khawatir reli pasar menjadi terlalu bergantung pada segelintir saham teknologi besar. Sementara itu, meningkatnya optimisme terhadap penurunan suku bunga The Fed yang akan datang telah mendukung nama-nama perusahaan yang lebih kecil dan lebih berorientasi pada siklus.

Peralihan dari penerima manfaat kecerdasan buatan megacap dapat menjelaskan kinerja buruk Nasdaq minggu ini. Demikian pula, sektor teknologi informasi memimpin penurunan S&P 500 dengan penurunan 5,1%.

“Judul utama adalah 'harga ini turun' dengan beberapa momentum saham terpukul,” ujar Head of Technical and Macro Research Strategas, Chris Verrone.

Saham Crowdstrike anjlok 11,1% menyusul pemadaman teknologi informasi besar-besaran yang berdampak pada bisnis di seluruh dunia. Bursa Efek New York dan Nasdaq mengatakan perdagangan tampaknya tidak terpengaruh.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya