Liputan6.com, Jakarta Bursa saham Asia-Pasifik bergerak bervariasi pada perdagangan Jumat setelah aksi jual pada hari Kamis menyebabkan beberapa indeks di wilayah tersebut mencapai level terendah dalam beberapa bulan.
Dikutip dari CNBC, Jumat (26/7/2024), indeks saham Nikkei 225 Jepang memperpanjang aksi jualnya dan kehilangan 0,1% pada awal perdagangan, sementara Topix turun 0,18%.
Baca Juga
Sebaliknya, Kospi Korea Selatan naik 0,63%, sementara indeks saham dengan kapitalisasi kecil Kosdaq naik 0,39%.
Advertisement
Di Australia, S&P/ASX 200 naik 0,87%. Indeks berjangka Hang Seng Hong Kong berada pada level 17.084, lebih rendah dari penutupan terakhir HSI pada level 17.004,97.
Aksi jual terjadi saat para pedagang meninggalkan sektor teknologi di Wall Street, yang mendorong indeks-indeks utama AS turun pada hari Rabu, dengan S&P dan Nasdaq memperpanjang kerugian mereka masing-masing sebesar 0,51% dan 0,93% pada hari Kamis. Sementara Dow Jones Industrial Average naik 0,2%.
“Terjadi pergantian kepemimpinan di Wall Street. Saham AI yang memimpin kenaikan kini memimpin penurunan,” kata CEO 50 Park Investments Adam Sarhan.
Menurut dia, pergerakan ini tidak jarang terjadi selama “rotasi mini yang hebat” di pasar saham yang sedang naik.
Di Asia, para pedagang menilai data inflasi bulan Juli di ibu kota Jepang, Tokyo, yang secara luas dianggap sebagai indikator utama tren nasional.
Inflasi utama Tokyo sedikit melambat menjadi 2,2% pada bulan Juli dari 2,3% pada bulan Mei, sementara tingkat inflasi inti tetap tidak berubah pada 2,2%, sejalan dengan ekspektasi. Yen juga akan diawasi ketat, setelah menguat tajam terhadap dolar minggu lalu. Mata uang tersebut saat ini diperdagangkan pada 153,56 terhadap dolar AS.
IHSG Tergelincir, Saham GOTO Stagnan
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada perdagangan Kamis, 25 Juli 2024. IHSG memerah di tengah mayoritas sektor saham tertekan.
Mengutip data RTI, IHSG susut 0,31 persen ke posisi 7.240,27. Indeks LQ45 merosot 0,11 persen ke posisi 916,16. Sebagian besar indeks acuan bervariasi. Pada perdagangan Kamis pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.268,04 dan level terendah 7.207,81. Sebanyak 379 saham melemah sehingga menekan IHSG. 183 saham menguat dan 232 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.062.186 kali dengan volume perdagangan 16,2 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 9,9 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.245. Investor asing beli saham Rp 398,28 miliar. Sepanjang 2024, investor asing lepas saham Rp 2,8 triliun.
Mayoritas sektor saham memerah kecuali sektor saham kesehatan naik 0,54 persen. Sektor saham energi susut 0,95 persen, sektor saham basic merosot 1,7 persen, dan sektor saham industri terpangkas 1,07 persen. Selanjutnya, sektor saham nonsiklikal tergelincir 0,25 persen, sektor saham siklikal melemah 0,59 persen, sektor saham keuangan terpangkas 0,51 persen.
Selain itu, sektor saham properti anjlok 1,64 persen, sektor saham teknologi tergelincir 0,41 persen, sektor saham infrastruktur melemah 0,18 persen dan sektor saham transportasi merosot 1,72 persen.
Saham GOTO stagnan Rp 54 per saham pada perdagangan Kamis pekan ini. Saham GOTO berada di level tertinggi Rp 55 dan level terendah Rp 54 per saham. Total frekuensi perdagangan 7.683 kali dengan volume perdagangan 10.062.333 saham. Nilai transaksi Rp 53,1 miliar.
Advertisement
Apa Sentimen IHSG?
Mengutip Antara, dalam kajian tim riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS) terkini memperlihatkan bahwa sektor manufaktur kembali mengalami kontraksi dan penjualan rumah baru secara tak terduga mencatatkan penurunan.
Dari mancanegara, perhitungan awal (flash) data S&P Global Composite PMI AS naik ke level 55.0 pada Juli 2024, atau tertinggi sejak April 2022 dari level 54,8 pada Juni 2024, indikasi keberlanjutan pertumbuhan selama 18 bulan terakhir.
Sementara itu, perhitungan awal (flash) data S&P Global Manufacturing PMI AS secara tak terduga turun ke level 49.5 di bulan Juli, terendah untuk tahun ini, dari level 51.6 di bulan Juni dan lebih rendah dari ramalan pasar, 51.7. Kemudian, perhitungan awal (Flash) data S&P Global Services PMI AS lompat ke level 56.0 di bulan Juli, tertinggi dalam 28 bulan dari level 55.3 pada Juni dan di atas ekspektasi pasar, 55.0.
Data New Home Sales memperlihatkan jumlah penjualan rumah baru di AS menyusut 0,6 persen month to month (mtm) pada Juni 2024 menjadi 617.000 unit, atau terendah dalam tujuh bulan dan jauh di bawah ramalan pasar yang sebesar 640,000 unit. Harga jual dan suku bunga KPR yang masih tinggi terus menekan minat beli.