Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham di Amerika Serikat (AS) anjlok tajam pada perdagangan Senin. Dow Jones Industrial Average (DJIA) mencatatkan hari terburuknya dalam hampir dua tahun.
Anjloknya bursa yang sering disebut dengan Wall Street ini karena kekhawatiran atas kesehatan ekonomi AS memicu aksi jual pasar global.
Baca Juga
Indeks Dow Jones turun 1.033,99 poin, atau 2,6%, ditutup pada 38.703,27. Indeks Nasdaq Composite turun 3,43% dan ditutup pada 16.200,08, sementara S&P 500 turun 3% ditutup pada 5.186,33.
Advertisement
Indeks saham unggulan Dow dan S&P 500 mencatatkan kerugian harian terbesar sejak September 2022.
Pasar saham Jepang juga membukukan penurunan terburuk sejak Black Monday di Wall Street pada tahun 1987, yang berkontribusi terhadap kekhawatiran akan gejolak global di pasar.
Kekhawatiran akan resesi AS menjadi penyebab utama kemerosotan pasar global setelah laporan pekerjaan bulan Juli yang mengecewakan pada hari Jumat.
Investor juga khawatir bahwa Federal Reserve tertinggal dalam memangkas suku bunga untuk mendukung perlambatan ekonomi, dengan bank sentral memilih untuk mempertahankan suku bunga pada level tertinggi dalam dua dekade minggu lalu.
Investor terus menjual saham teknologi berkapitalisasi besar dan perdagangan kecerdasan buatan yang pernah populer.
Saham Teknologi
Saham teknologi termasuk yang berkinerja terburuk pada hari Senin:
Saham Nvidia turun 6,4% pada hari Senin, membawa penurunannya dari level tertinggi 52 minggu menjadi hampir 29%.
Saham Apple turun 4,8% setelah Berkshire Hathaway milik Warren Buffett memangkas setengah sahamnya di pembuat iPhone tersebut.
Saham lain yang juga mengalami penurunan adalah Tesla, yang turun 4,2%, dan Super Micro Computer yang turun 2,5%.
Indeks Nikkei 225 di Jepang Tersungkur 12,4%, Bursa Saham Asia Kompak Rontok
Bursa saham Asia Pasifik lanjutkan aksi jual dari pekan lalu sehingga menekan indeks saham acuan pada Senin (5/8/2024). Indeks Nikkei 225 dan Topix bahkan turun lebih dari 12 persen.
Mengutip laman CNBC, indeks acuan telah turun lebih dari 20 persen dari titik tertinggi sepanjang masa pada 11 Juli 2024.
Indeks Nikkei merosot 12,4 persen, ke posisi 31.458,42. Kinerja indeks acuan tersebut mencatat hari terburuk sejak Black Monday pada 1987. Kerugian sebesar 4.451,28 poin pada indeks saham tersebut juga merupakan kerugian terbesar sepanjang sejarah.
Indeks Nikkei hapus semua keuntungannya sepanjang 2024 sehingga alami kerugian pada 2024. Indeks Topix melemah 12,23 persen dan ditutup ke posisi 2.227,15. Saham antara lain Mitsubishi, Mitsui and Co, Sumitomo, dan Marubeni anjlok lebih dari 14 persen. Saham Mitsui alami penurunan hampir 20 persen dari kapitalisasi pasarnya.
Advertisement
Jumat Sudah Turun
Koreksi di bursa saham Jepang mengikuti penurunan pada Jumat, 2 Agustus 2024 saat itu indeks Nikkei 225 Jepang dan Topix masing-masing turun lebih dari 5 persen dan 6 persen. Kinerja indeks saham Topix alami kinerja terburuk dalam delapan tahun.Sedangkan indeks Nikkei mencatat hari terburuk sejak Maret 2020.
Pada perdagangan awal pekan ini, yen juga menguat ke level tertinggi terhadap dolar AS sejak Januari, dan terakhir diperdagangkan pada 142,09.
Indeks Kospi di Korea Selatan turun 8,77 persen ke posisi 2.441,55. Indeks Kosdaq melemah 11,3 persen ke posisi 691,28. Lantaran besarnya aksi jual, bursa memberlakukan penghentian perdagangan untuk indeks Kospi pada pukul 2.14 siang di Seoul dan pukul 13.56 siang untuk indeks Kosdaq. Penghentian perdagangan itu berlangsung selama 20 menit. Penghentian perdagangan saham dilakukan jika saham naik atau turun 8 persen.