Miliarder Australia Mau Akusisi Perusahaan Properti Inggris Rightmove

Pengumuman REA Group muncul setelah muncul laporan bahwa mereka bekerja sama dengan Deutsche Bank dalam akuisisi luar negeri yang besar, menurut laporan Financial Times.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 07 Sep 2024, 21:01 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2024, 21:01 WIB
Ilustrasi miliarder. (Dok: Foto AI)
REA Group milik miliarder ternama asal Australia, Rupert Murdoch berencana mengambil alih portal properti Inggris, Ilustrasi miliarder. (Dok: Foto AI)

Liputan6.com, Jakarta - REA Group milik miliarder ternama asal Australia, Rupert Murdoch mengungkapkan bahwa mereka sedang mempertimbangkan tawaran pengambilalihan untuk portal properti Inggris, Rightmove dalam upaya memperluas bisnis real estat digitalnya. 

Sebagai informasi, Rightmove merupakan perusahaan portal properti terkemuka di Inggris, yang digunakan oleh agen real estate untuk mengiklankan properti yang akan dijual dan disewa.

Melansir CNBC International, Sabtu (7/9/2024) perusahaan pencatatan properti Australia itu mengatakan kepada pasar saham Australia bahwa mereka sedang mempertimbangkan kemungkinan tawaran tunai dan saham untuk Rightmove, tetapi belum melakukan diskusi apa pun dengan perusahaan tersebut. 

Saham Rightmove melonjak 25% dalam transaksi awal setelah pengumuman tersebut. 

Saham tersebut naik 27,4% pada penutupan sesi hari Senin dan berakhir di puncak FTSE 100.

Sementara itu, saham REA Group turun sebanyak 6%. 

Pengumuman REA Group muncul setelah muncul laporan bahwa mereka bekerja sama dengan Deutsche Bank dalam akuisisi luar negeri yang besar, menurut laporan Financial Times. 

REA Group yang berkantor pusat di Melbourne tidak mengatakan berapa banyak yang akan ditawarkan untuk akusisi Rightmove, tetapi platform Inggris tersebut kini bernilai sebesar 4,34 miliar Poundsterling pada penutupan pasar hari Jumat.

Dalam pernyataannya, REA Group mengatakan bahwa mereka melihat potensi akuisisi tersebut sebagai peluang transformasional dan mengutip kesamaan yang jelas antara kedua perusahaan, termasuk kesadaran merek yang kuat, pangsa pasar, dan nilai-nilai budaya yang sangat selaras.

REA Group, yang sahamnya dimiliki oleh News Corp lebih dari 61%, mengoperasikan sejumlah situs web properti di Australia, serta beberapa merek di India dan AS.

Namun, usaha REA Group sebelumnya di Inggris menghadapi tekanan pasar yang kuat. Perusahaan tersebut menjual situs real estate-nya PropertyFinder Group ke pesaing Rightmove, Zoopla, pada tahun 2009, selama Krisis Keuangan Global.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pasar Properti Inggris  

Prediksi Kondisi Properti di Inggris Pasca Keluar dari Uni Eropa
Setelah Inggris memutuskan meninggalkan Uni Eropa, nampaknya berimbas menjadi keresahan terhadap masa depan pasar properti.

Pasar properti Inggris kini tampak lebih menguntungkan, dengan suku bunga yang lebih rendah diharapkan dapat meningkatkan transaksi.

Namun Rightmove bersiap menghadapi tantangan menyusul akuisisi situs pesaing OnTheMarket oleh perusahaan properti AS CoStar. 

Analis Jefferies mengatakan dalam sebuah catatan bahwa REA Group tampak tidak gentar oleh meningkatnya persaingan pasar, setelah sebelumnya menghadapi persaingan dari CoStar di AS, melalui investasinya di realtor.com. 

Meskipun terdapat sinergi lintas batas yang terbatas antara kedua perusahaan tersebut, analis Jefferies juga mencatat bahwa Rightmove dapat memperoleh manfaat dari manajemen dan keahlian REA yang kuat dari bisnis strategisnya, yaitu hipotek, layanan komersial, dan persewaan.

"REA patut dipuji karena menjadi operator yang kuat di Australia, setelah mengambil bagian pendapatan dari pemain nomor 2 DHG dalam enam tahun terakhir," kata analis, merujuk pada portal properti Australia pesaing Domain Group.

 Berdasarkan undang-undang pengambilalihan Inggris, REA kini memiliki waktu hingga akhir September 2024 untuk secara resmi mengajukan penawaran atau menarik diri setelah menyatakan minatnya secara publik.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya