The Fed Pangkas Suku Bunga, Sektor Saham Ini Patut Dicermati

Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer menjelaskan pemangkasan suku bunga oleh The Fed dan Bank Indonesia (BI) membawa sentimen positif untuk pasar saham tanah air.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 20 Sep 2024, 17:24 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2024, 17:24 WIB
Hari Ini, Indeks Harga Saham Gabungan Ditutup di Zona Hijau
IHSG ditutup pada level 7.220,88. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer menjelaskan pemangkasan suku bunga The Fed dan Bank Indonesia (BI) membawa sentimen positif untuk pasar saham tanah air. 

“Ini membawa sentimen serta optimis pada market saham ke depannya, dimana pada periode pekan ini IHSG kembali mencatatkan harta tertinggi (ATH),” kata  Miftahul  kepada Liputan6.com, Jumat (20/9/2024). 

Miftah menjelaskan penurunan suku bunga secara general bisa berefek ke hampir semua sektor di Bursa Efek Indonesia (BEI). Namun, menurut Miftah sektor properti, financial masih menjadi salah satu sektor yang berpotensi memaksimalkan sentimen ini.

Miftah menuturkan, investor bisa melakukan akumulasi buy di saham saham yang ada sektor tersebut tentunya dengan catatan kinerja yang bertumbuh dan masih berada di range fair to under valuenya. 

“Investor juga bisa memanfaatkan trading buy pada saham seperti BBRI dan SMRA,” jelasnya. 

Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada perdagangan Jumat, 20 September 2024. IHSG koreksi setelah sentuh rekor tertinggi dan rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Mengutip data RTI, IHSG dibuka stagnan di posisi 7.905,39. Pada pukul 09.47 WIB, IHSG merosot 1,62 persen ke posisi 7.777.

Saham BREN Dikeluarkan dari Indeks FTSE, Ini Alasannya

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, harga saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) anjlok pada sesi pertama perdagangan Jumat (20/9/2024). Koreksi saham BREN ini terjadi setelah Financial Times Stock Exchange (FTSE) Russell akan mendepak saham BREN dari indeks FTSE Global Equity Indonesia.

Mengutip data RTI, saham BREN tersungkur 19,95 persen pada penutupan perdagangan sesi pertama Jumat pekan ini. Harga saham BREN ditutup ke posisi Rp 8.825 per saham. Saham BREN berada di level tertinggi Rp 10.200 dan level terendah Rp 8.825 per saham. Total frekuensi perdagangan 7.508 kali dengan volume perdagangan 142.696 saham. Nilai transaksi Rp 125,9 miliar. Dengan demikian, kapitalisasi pasar saham BREN menjadi Rp 1.180 triliun.

Selama sepekan terakhir, harga saham BREN susut 24,89 persen. Namun, secara year to date atau sejak awal tahun masih menguat 48,9 persen.

Koreksi saham BREN itu terjadi setelah FTSE Russell keluarkan saham BREN dari indeks FTSE. Selain itu, koreksi saham BREN mendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpangkas 1,4 persen ke posisi 7.792,18. Pada sesi pertama perdagangan saham, IHSG berada di level tertinggi 7.910,86 dan level terendah 7.738,32.

Sebanyak 336 saham melemah sehingga menekan IHSG. 200 saham menguat dan 251 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 697.754 kali dengan volume perdagangan 16,6 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 7,2 triliun. Posisi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di kisaran 15.060.

Mayoritas sektor saham tertekan kecuali sektor saham nonsiklikal naik 0,86 persen, sektor saham teknologi melonjak 1,29 persen dan sektor saham transportasi mendaki 0,36 persen.

Sementara itu, sektor saham infrastruktur terpangkas 3,06 persen dan catat koreksi terbesar. Selain itu, sektor saham energi merosot 0,82 persen, sektor saham basic susut 1,52 persen dan sektor saham industri melemah 0,39 persen.

Lalu sektor saham siklikal terpangkas 0,33 persen, sektor saham kesehatan tergelincir 0,15 persen, sektor saham keuangan merosot 0,34 persen, dan sektor saham properti melemah 0,62 persen.

 

Pengumuman FTSE Russell

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Adapun dalam pengumuman FTSE Russell yang dirilis Kamis, 19 September 2024 menyebutkan, Barito Renewables Energy akan dihapus dari indeks FTSE Russell mulai Selasa, 24 September 2024.

"Barito Renewables Energy (Indonesia, BR2QH3, penambahan kapitalisasi besar) merupakan tambahan pada seri indeks FTSE Global All Cap dan indeks terkait akan dihapus dari indeks FTSE Russell yang berlaku sejak pembukaan pada Selasa, 24 September 2024,” demikian seperti dikutip.

Penghapusan saham BREN pada indeks FTSE disebutkan lantaran empat pemegang saham mengendalikan 97 persen dari total saham yang diterbitkan oleh Barito Renewables Energy. Hal ini tidak memenuhi ketentuan mengenai free float restrictions yang berkaitan dengan konsentrasi pemegang saham utama.

Produk pelacak T+5 yang diterbitkan setelah penutupan pada Jumat, 20 September 2024 akan mencerminkan penghapusan saham BREN dari indeks FTSE Russell.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya